Mohon tunggu...
Israul Mubarak
Israul Mubarak Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak BANGSA

tanpa pengetahuan, tindakan tidak berguna dan pegetahuan tanpa tindakan adalah sia-sia.( Abu Bakar )

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sang Pengajar Sepanjang Masa

28 April 2022   22:20 Diperbarui: 28 April 2022   22:23 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Memang mungkin cerita nenek saya ada yang sudah saya dengar, namun saya tetap senang karena dapat menghilangkan ngantuk. Karena biasanya setan akan datang ketika kita berbuat baik, jadi ketika ngaji, setan mengganggu mata saya agar ngantuk. Setelah itu, ketika sudah dimulai cerita dari nenek saya, maka mata saya langsung terbuka dengan lebarnya.

Cerita yang paling sering diceritakan oleh nenek adalah cerita ketika beliau pergi melaksanakan ibadah Haji dan Umrah. Dimana beliau bercerita tentang bagaimana keadaan di Mekkah, Madinah, dan juga ketika beliau melakukan ibadah-ibadah disana. Namun, sangat disayangkan, tidak ada 1 cerita pun yang masih saya ingat. 

Untuk setiap malam jum’at, kami selalu membaca surah Yasin. Namun, jika sisa waktu masih banyak, maka kami melanjutkannya dengan membaca surah Al-Waqi’ah.

Saya ngaji kepada nenek saya sekitar 6 bulanan. Itu terjadi karena nenek saya pergi ke Banda Aceh. Karena perginya dalam waktu yang lama, maka kami sudah tidak mengaji lagi dengan nenek. Dan pun ketika nenek saya sudah balik ke kampung, masing-masing dari kami (muridnya), sudah memiliki kesibukan masing-masing. 

Sehingga ngaji rutin kami bersama nenek juga berhenti. Seingat saya, selama 6 bulan kami ngaji, kami hampir mengkhatamkan al-qur’an. Saat itu, kami sudah sampai di sekitaran juz 26. Padahal itu merupakan salah satu cara yang mungkin dapat membuat saya bisa mengkhatamkan al-qur’an untuk pertama kalinya. 

Namun, ternyata gagal. Memang pada dasanya, kami tidak terlalu mengejar target khatam, tapi kami membaca dengan pelan sehingga kualitas bacaannya bisa lebih baik. 

Menurut saya, kelebihan ngaji dengan nenek adalah lebih fleksibel dan gratis. Karena nenek saya mengajar dengan lembut. Sehingga sangat mudah jika kita ingin izin, dan sebagainya. Dan hal yang tidak bisa dipungkiri adalah gratis.

Dimana pasti orang-orang memilih sesuatu yang gratis. Alhamdulillah, nenek saya sudah tidak mengajar seperti dimasa lalu lagi. Dimana seperti yang sudah saya ceritakan, nenek saya dulu merupakan seorang yang sangat kejam. Mungkin karena faktor usia, jadi beliau sudah menjadi orang yang lebih kalem.

Keseharian nenek saya dirumah, hanya dihabisinya dengan melakukan ibada-ibadah. Seperti sholat, ngaji, dzikir, dan sebagainya. Ia pun hanya keluar rumah ketika pagi dan sore hari. Itupun hanya di sekitaran rumah saja. Namun, ia juga pernah keluar jauh dari rumah, itupun jika ada majelis ta’lim saja. Semoga amal ibadah nenek saya diterima disisi Allah SWT. Aminnnn…..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun