Revolusi industri 4.0
Revolusi Industri 4.0 terlihat dapat dikenali oleh kita. Sebutan revolusi industri 4.0 pertama kali dikemukakan oleh profesor Klaus Schwab. Seorang spesialis keuangan Jerman yang populer dengan buku yang ditulisnya: The Fourth Modern Insurgency.
Revolusi Industri 4.0 berawal dari ide modern zaman maju atau masa inovasi data dan korespondensi di Jerman. Dengan 6 kolom prinsip khususnya masyarakat maju, energi yang layak, keserbagunaan yang cemerlang, kehidupan yang sehat, keamanan bersama, dan inovasi dalam dunia pekerjaan. Dengan memanfaatkan penalaran buatan (man-made brainpower) dalam penerapannya.
Revolusi Industri 4.0 menggarisbawahi digitalisasi. Sehingga semua yang diidentikkan dengan penciptaan bisa lebih berhasil. Artinya, mirip dengan cara kita menggunakan Google Drive dan lain sebagainya sebagai alat untuk menyimpan informasi di cloud.Â
Pada dasarnya, revolusi industri 4.0 telah membuat realitas kita tertutup oleh inovasi.
Society 5.0
Lalu, pada saat itu, apa yang bisa dikatakan tentang Society 5.0?
Society 5.0 adalah pergolakan modern yang diprakarsai oleh kepala administrator Jepang Shinzo Abe dalam Walk 2017. Namun, itu baru dimulai pada 21 Januari 2019.Â
Saat itu Jepang sedang menghadapi ujian populasi yang semakin berkurang yang membuat populasi atau buruh berguna. usia semakin menurun, maka Jepang berusaha menggarap kondisi tersebut dengan mengusung society 5.0.
Society 5.0 merupakan jawaban atas keresahan revolusi industri 4.0, di mana banyak individu merasa bahwa industri 4.0 akan menggunakan mesin-mesin canggih yang akan mengurangi ukuran pekerjaan yang dilakukan oleh pekerjaan manusia.Â
Selain itu, dipercaya dapat menghasilkan nilai baru melalui peningkatan inovasi mutakhir yang dapat mengurangi lubang di antara orang-orang dan masalah keuangan di kemudian hari.
Jika revolusi industri 4.0 membuat masyarakat lebih kekinian sejak mereka mendekati inovasi, maka  5.0 adalah titik dimana kemajuan-kemajuan tersebut menjadi bagian dari masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H