Mohon tunggu...
Israruddin
Israruddin Mohon Tunggu... -

Life is not only for Bread

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Awas Penipuan berkedok lowongan kerja

16 Juni 2012   15:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:54 1672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata lowongan kerja sangat akrab dengan jutaan telinga masyarakat Indonesia yang masih menganggur. Saat ini iklan mengenai lowongan kerja sangat gencar terdapat diberbagai media, dari cetak hingga internet. sebut saja jobstreet.com dan lain-lain menawarkan puluhan ribu lowongan kerja setiap harinya. Akan tetapi disadari atau tidak diantara lowongan kerja itu ada bentuk lowongan kerja yang malah merugikan para pelamarnya. Sebut saja satu perusahaan bernama PT Mitra Utama Global, yang menawarkan lowongan kerja sebagai salah satu staf administrasi justru jauh panggang dari pada api.

Singkat cerita , kasus ini terjadi beberapa hari yang lalu. Saya adalah mahasiswa di salah satu Universitas Swasta di Jakarta. Saat ini adalah masa libur panjang selama 3 bulan. Banyak diantara teman yang menjadi pekerja magang, atau parta diberbagai perusahaan di jakarta. Sebagai anak perantauan moment ini merupakan moment yang tepat untuk menambah pengalaman kerja. Setiap kesempatan saya selalu mencari informasi lowongan kerja di internet hingga datang langsung ke tempat yang berpeluang membutuhkan pekerja. Namun, beberapa hari perjuangan saya nihil. Suatu malam, seorang teman sarankan saya untuk mencoba melamar di sebuah perusahaan bernama PT Mitra Utama Global.inisialnya AS. “Gaji pokoknya 2jt/bulan ditambah uang makan 50ribu/hari” ujarnya. Hasrat akan pekerjaan membuat saya tidak berpikir 2 kali untuk mencoba melamar.

Esok hari. Adalah hari kerja pertama untuk AS setelah dua hari lalu mengahadapi interview kerja. Saya tida membuang waktu, segera CV serta bekas-berkas lain yang dibutuhkan saya kirimkan ke HRD PT MUG. 2 jam setelah itu email balasan masuk ke akun Gmail saya. Sontak saya senang, wah hebat nian ini perusahaan. Isinya kurang lebih adalah panggilan interview keesokan harinya di daerah BSD Tanggerang. Kecurigaan awal saya bermula ketika dalam email balasan yang saya terima tertera bahwa saya dipanggil untuk interview di kantor pusat di Tanggerang. Otak saya seakan mengulang pengakuan AS bahwa ia bekerja di kantor pusat di Manggarai. Oh tuhan.

Otak “ke-kepo-an” saya akhirnya berontak dan mencari tau tentang PT MUG. Begitu PT Mitra Utama Global saya ketik sebagai keyword di om google yang muncul justru : Awas, PT mitra utama global, penipuan PT Mitra Utama global, dan artikel lain yang mengatakan bahwa lowongan kerja PT MUG adalah penipuan belaka. Dengan jantung berdetak, saya mencoba membaca beberapa tulisan yang ada. Hingga sampai pada kesimpulan saya yakin 100% ini adalah perusahaan abal-abal. Segera saya beritahu teman-teman terdekat tentang persoalan ini. Dan langkah berikutnya yang saya tempuh adalah menelpon AS dan memberihu soal ini. Assalamualaikum.

Walaikumsalam. terdengar suara diujung telpon, saya langsung bertanya. Em, bagaimana pekerjaannya mas?, ya begitulah . sebelum memberitahu soalan ini, saya tanyai dia dahulu mengenai tempat kerja barunya. Dari wawancara singkat, simpulkan lah saya bahwa benar PT tempat AS bekerja sama dengan yang saya baca di Internet. “Saat interview saya kasihkan PT itu uang 70ribu”, aku AS. Dan kecurigaan saya semakin mendasar. Aku AS dia saat interview dia diminta uang sebesar 550ribu untuk biaya training. Dari pembicaraan itu AS juga mengakui bahwa kantor PT MUG itu sangat tidak layak disebut kantor.

Nah, data-data yang saya dapatkan dari AS sama persis seperti yang saya baca di internet. banyak cerita-cerita di blog yang mengisahkan tentang cerita serupa. Modusnya terbilang unik, PT MUG memperoleh keuntungan dengan merekrut tenaga kerja yang bersedia membayar uang training sebesar 550ribu. Dan gaji 2juta/bulan plus uang makan 50ribu/perhari nyatanya tak pernah diterima karyawan. Pekerjaan yang dijanjikan sebagai staff administrasi jauh dari bayangan. Pekerja yang masuk hanya akan bekerja merekrut calon korban baru yang kemudian membayar uang training sebesar 550ribu. Setiap orang yang berhasil merekrut korban akan mendapatkan bonus sebesar 100ribu. Sungguh aneh bukan?

Beberapa menit berbicara saya langsung menyarankan AS untuk segera kembali kerumah. Sore harinya, AS pulang. Langsung saya tanyai soalan ini. Setelah saya tanyai lebih lanjut akhirya AS mengakui bahwa tadi pagi dia telah serahkan biaya tambahan untuk training sebesar 180ribu. Jadilah 250ribu rupiah jumlah uang yang telah AS serahkan kepada PT MUG.

Setelah 250ribu melayang baru AS menyadari bahwa PT MUG tak lebih dari penipu pengecut yang memanfaatkan hasrat pencari kerja. 250ribu mungkin bukan jumlah yang besar buat anda, tapi buat anak kos seperti kami itu banyak. Niatan mendapatkan uang dengan bekerja justru mengurasnya. Mungkin teman saya dapat terus melanjutkan bekerja disana, tetapi untuk apa? Menjadi penipu baru disana?

Saya calon korban, teman saya salah satu korban penipuan PT berkedok lowongan kerja ini. Iya, salah satu dari banyaknya korban lain diluar sana. Yang menjadi pertanyaan mendasar saya adalah mengapa? Setelah begitu banyak yang menjadi korban kasus ini masih terus memakan korban yang haus akan pekerjaan. Siapa yang patut disalahkan? Tentunya para pencari kerja tidak pelak dapat dipojokan. Dan jika peradilan dunia belum dapat menghakimi para “pendusta” ini, semoga kelak mereka diadili di peradilan Tuhan. Peradilan yang lebih adil.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun