Mohon tunggu...
Isra Amin Ali
Isra Amin Ali Mohon Tunggu... Wiraswasta - KTP

"Dari BANDA NEIRA Menjadi INDONESIA"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sebuah Catatan dari Pulau Ujir-Kepulauan Aru : Hari DHARMA SAMUDERA 15 Januari & Kepahlawanan Yos Soedarso

15 Januari 2025   10:26 Diperbarui: 15 Januari 2025   12:20 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perangko Hari Dharma Samudera 1974/ Sumber : Wikipedia

Pulau indah yang berada di sebelah barat Kepulauan Aru ini sarat akan haru birunya sejarah.  Semenjak masa penyebaran Islam di Kepulauan Aru, masa penjajahan Portugis, Belanda, Jepang, dan yang terakhir adalah berhubungan dengan sejarah perebutan Irian Barat dari penjajahan Belanda yang digaungkan oleh Presiden Soekarno atau yang dikenal dengan nama TRIKORA (Tri Komando Rakyat).   Perintah Operasi Trikora adalah : 

1.  Gagalkan pembentukan negara boneka Papua yang dibentuk Belanda, 

2.  Pengibaran Bendera Merah Putih di Irian Barat,

3.  Mempersiapkan mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah-air dan bangsa.

Pantai-pantai indah di  Pesisir Pulau Ujir/ Sumber : Dokumentasi Pribadi
Pantai-pantai indah di  Pesisir Pulau Ujir/ Sumber : Dokumentasi Pribadi

Secara administratif Pulau Ujir masuk dalam wilayah Kecamatan Pulau-Pulau Aru, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku.  Wilayah Desa Ujir terdiri atas 3 pulau, yaitu : Pulau Ujir, Pulau Wasir, dan Pulau Kenari.  Pemukiman penduduk dan pusat pemerintahan desa ada di Pulau Ujir lebih tepatnya di sisi barat pulau, sedangkan di dua pulau lainnya terdapat ex-perusahan budidaya mutiara dan perusahan perikanan.  Tidak ada transportasi regular dari Kota Dobo (ibukota Kabupaten Kepulauan Aru)  ke Pulau Ujir.  Untuk sampai ke sana kita bisa menyewa speedboat atau menumpang longboat milik nelayan Ujir yang menjual hasil perikanan atau yang sedang belanja kebutuhan di Kota Dobo.  Waktu tempuh berkisar 45 menit -- 1 jam tergantung jenis boat dan mesin yang digunakan.

Batas wilayah Desa Ujir sebagai berikut, Sebelah Barat dengan Laut Aru, sebelah Timur dengan Desa Goda-Goda, sebelah Utara dengan Desa Jerwatu, dan sebelah Selatan dengan Desa Samang.  Populasi yang mendiami Desa Ujir saat sebanyak 875 jiwa yang terdiri dari 211 kepala keluarga dan menempati 165 unit bangunan rumah.  Pola pemukiman penduduk di Desa Ujir adalah terpusat dan memanjang mengikuti alur pantai dengan panjang 450 meter dari arah utara ke selatan dan lebar 150 meter dari arah barat ke timur.

Penulis di depan Mesji An'Nur - Pulau Ujir/ Sumber : Dokumentasi Pribadi
Penulis di depan Mesji An'Nur - Pulau Ujir/ Sumber : Dokumentasi Pribadi

Pulau Ujir ini pernah menjadi pangkalan utama Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) dalam upaya untuk melakukan Infiltrasi Militer ke Irian Barat. Tiga Kapal Perang jenis MTB (motor Torpedo Boat) yang sangat melegenda yaitu : KRI Macan Tutul, KRI Macan Kumbang, dan KRI Harimau berada di pulau ini selama beberapa waktu sebelum melakukan Infiltrasi.   

Ketika saya (Penulis) mengunjugi Pulau Ujir, saya mendengar cerita dari beberapa orang  tua yang menjadi saksi sejarah mengatakan bahwa pada saat itu banyak sekali tentara dan sukarelawan yang dipersiapkan untuk dikirim ke Irian Barat.  Termasuk banyak pemuda-pemuda di Pulau Ujir yang mendaftar untuk menjadi sukarelawan dan dilatih oleh TNI.

Penulis berada di selat yang merupakan tempat berlabuh kapal-kapal ALRI saat di Pulau Ujir/ Sumber : Dokumentasi Pribadi
Penulis berada di selat yang merupakan tempat berlabuh kapal-kapal ALRI saat di Pulau Ujir/ Sumber : Dokumentasi Pribadi

Selama bermarkas di Pulau Ujir masyarakat lokal senantiasa membantu TNI dengan memberikan bahan makanan dan air bersih. Kapal-kapal milik ALRI dilabuhkan di sebuah selat di bagian utara Pulau Ujir dan ditutupi dengan ranting-ranting pohon sebagai bentuk kamuflase untuk mengecoh patroli udara dari peswat-pesawat Belanda. Pulau Ujir dipilih menjadi markas utama karena posisinya berada di sebelah barat kepulauan Aru agak terlindungi, terdapat sumber air tawar, dan jarak ke sasaran infiltrasi yaitu Kota Kaimana cukup dekat hanya berjarak 125 Mil Laut.

Aktivitas warga Pulau Ujir/ Sumber : Dokumentasi Pribadi
Aktivitas warga Pulau Ujir/ Sumber : Dokumentasi Pribadi

Strategi Infiltrasi Militer disusun d Pulau ini oleh beberapa petinggi militer Angkatan Laut dan Angkatan Darat, termasuk Deputi Kepala Staf Angkatan Laut saat itu Komodor Yos Soedarso. Akhirnya pada tanggal 15 Januari 1962 tepat pukul 17.00 WIT ketiga kapal tersebut bergerak menuju ke Kaimana untuk melakukan infiltrasi.  KRI Harimau berada di depan, membawa antara lain Kolonel Sudomo, Kolonel Mursyid, dan Kapten Tondomulyo.  Komodor Yos Soedarso bergabung di KRI Macan Tutul yang di nahkodai oleh Kapten Wiratno, disusul KRI Macan Kumbang.

Pada saat perjalanan menuju ke Kaimana (Irian Barat),  tepatnya di Laut Arafuru pergerakan ketiga kapal tersebut telah terendus oleh dua Pesawat Neptune dari Angkatan Laut Belanda yang sedang berpatroli, pesawat tersebut segera mengontak dua kapal destroyer Belanda yakni Eversteen dan Kortenaer untuk menghalau pergerakan 3 kapal dari ALRI ini. Melihat kondisi yang kritis dan tidak menguntungkan Komodor Yos Soedarso memerintahkan 2 kapal lainnya (KRI Macan Kumbang dan KRI Harimau untuk segera berbalik arah) sedangkan beliau Bersama KRI Macan Tutul tetap menghadapi serangan musuh demi menghindari korban di 2 kapal lainnya

Peta Jalur dari Pulau Ujir ke Kaimana (Papua Barat)/ Sumber : Google Earth
Peta Jalur dari Pulau Ujir ke Kaimana (Papua Barat)/ Sumber : Google Earth

Pertempuran tidak seimbang 4 lawan 1 , antara KRI Macan Tutul melawan 2 pesawat tempur dan 2 kapal destroyer Belanda berlangsung di malam hari. Akhirnya menjelang tengah malam  KRI Macan Tutul tenggelam bersama dengan Sang Komodor, Kapten Wiratno, dan 22 prajurit ke dalam lautan Arafura. Beberapa awak kapal dari KRI Macan Tutul selamat dan terombang-ambing di lautan sampai akhirnya diangkut oleh kapal Belanda dan dijadikan tawanan sampai beberapa waktu.

Sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasa dan mengenang kephlawanan Komodor Yosaphat (Yos)  Soedarso,  Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru membangun Monumen Yos Soedarso di Kota Dobo.  Nama Yos Soedarso juga digunakan menjadi nama salah satu SMA Swasta (SMAS Yos Soedarso) di Kota Dobo.  Selain itu diabadikan juga menjadi nama jalan dan Pelabuhan di Kota Ambon dan Kota Dobo.

Penulis di depan Monumen Yos Soedarso di Kota Dobo/ Sumber : Dokumentasi Pribadi
Penulis di depan Monumen Yos Soedarso di Kota Dobo/ Sumber : Dokumentasi Pribadi

Peristiwa pertempuran laut dan tenggelamnya KRI Macan Tutul di Laut Arafura ini dikenal sebagai HARI DHARMA SAMUDERA yang diperingati setiap Tanggal 15 Januari.  Hari ini 15 Januari 2025 tepat 63 tahun  peristiwa bersejarah itu terjadi.  Kini Irian Barat atau yang pernah kita kenal dengan nama Irian Jaya, dan menjadi Papua telah berada di Pangkuan Ibu Pertiwi .

NKRI Harga Mati... !!!

Sebuah catatan dari Pulau Ujir -- Kab. Kepulauan Aru -- Maluku

Oleh : Isra Amin Ali

(Pemerhati Sejarah dan Budaya)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun