Selama bermarkas di Pulau Ujir masyarakat lokal senantiasa membantu TNI dengan memberikan bahan makanan dan air bersih. Kapal-kapal milik ALRI dilabuhkan di sebuah selat di bagian utara Pulau Ujir dan ditutupi dengan ranting-ranting pohon sebagai bentuk kamuflase untuk mengecoh patroli udara dari peswat-pesawat Belanda. Pulau Ujir dipilih menjadi markas utama karena posisinya berada di sebelah barat kepulauan Aru agak terlindungi, terdapat sumber air tawar, dan jarak ke sasaran infiltrasi yaitu Kota Kaimana cukup dekat hanya berjarak 125 Mil Laut.
Strategi Infiltrasi Militer disusun d Pulau ini oleh beberapa petinggi militer Angkatan Laut dan Angkatan Darat, termasuk Deputi Kepala Staf Angkatan Laut saat itu Komodor Yos Soedarso. Akhirnya pada tanggal 15 Januari 1962 tepat pukul 17.00 WIT ketiga kapal tersebut bergerak menuju ke Kaimana untuk melakukan infiltrasi.  KRI Harimau berada di depan, membawa antara lain Kolonel Sudomo, Kolonel Mursyid, dan Kapten Tondomulyo.  Komodor Yos Soedarso bergabung di KRI Macan Tutul yang di nahkodai oleh Kapten Wiratno, disusul KRI Macan Kumbang.
Pada saat perjalanan menuju ke Kaimana (Irian Barat), Â tepatnya di Laut Arafuru pergerakan ketiga kapal tersebut telah terendus oleh dua Pesawat Neptune dari Angkatan Laut Belanda yang sedang berpatroli, pesawat tersebut segera mengontak dua kapal destroyer Belanda yakni Eversteen dan Kortenaer untuk menghalau pergerakan 3 kapal dari ALRI ini. Melihat kondisi yang kritis dan tidak menguntungkan Komodor Yos Soedarso memerintahkan 2 kapal lainnya (KRI Macan Kumbang dan KRI Harimau untuk segera berbalik arah) sedangkan beliau Bersama KRI Macan Tutul tetap menghadapi serangan musuh demi menghindari korban di 2 kapal lainnya
Pertempuran tidak seimbang 4 lawan 1 , antara KRI Macan Tutul melawan 2 pesawat tempur dan 2 kapal destroyer Belanda berlangsung di malam hari. Akhirnya menjelang tengah malam  KRI Macan Tutul tenggelam bersama dengan Sang Komodor, Kapten Wiratno, dan 22 prajurit ke dalam lautan Arafura. Beberapa awak kapal dari KRI Macan Tutul selamat dan terombang-ambing di lautan sampai akhirnya diangkut oleh kapal Belanda dan dijadikan tawanan sampai beberapa waktu.
Sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasa dan mengenang kephlawanan Komodor Yosaphat (Yos) Â Soedarso, Â Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru membangun Monumen Yos Soedarso di Kota Dobo. Â Nama Yos Soedarso juga digunakan menjadi nama salah satu SMA Swasta (SMAS Yos Soedarso) di Kota Dobo. Â Selain itu diabadikan juga menjadi nama jalan dan Pelabuhan di Kota Ambon dan Kota Dobo.
Peristiwa pertempuran laut dan tenggelamnya KRI Macan Tutul di Laut Arafura ini dikenal sebagai HARI DHARMA SAMUDERA yang diperingati setiap Tanggal 15 Januari.  Hari ini 15 Januari 2025 tepat 63 tahun  peristiwa bersejarah itu terjadi.  Kini Irian Barat atau yang pernah kita kenal dengan nama Irian Jaya, dan menjadi Papua telah berada di Pangkuan Ibu Pertiwi .
NKRI Harga Mati... !!!