Mohon tunggu...
Isra Amin Ali
Isra Amin Ali Mohon Tunggu... Wiraswasta - KTP

"Dari BANDA NEIRA Menjadi INDONESIA"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Benteng Delfs Haven dan Cikal Bakal Keberadaan Kaum Mestizo di Pulau Kisar-Maluku Barat Daya

22 November 2024   19:02 Diperbarui: 22 November 2024   22:33 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis di Reruntuhan Benteng Delfs Haven di Kawasan Kota Lama - Pulau Kisar | Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pulau Kisar atau dalam bahasa lokalnya disebut "Jotowawa" ada salah satu pulau kecil terluar dan terdepan yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Pulau ini di sebelah selatannya berhadapan langsung dengan Distrik Lautem - Republik Demokratik Timor Leste yang hanya dipisahkan laut dan berjarak sekitar 25 Km. Jika kita menggunakan longboat maka waktu tempuh untuk sampai ke daratan Timor Leste berkisar 2,5 jam. 

Secara administratif Pulau Kisar masuk dalam wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya - Provinsi Maluku.  Di pulau ini  terdapat 2 kecamatan yaitu Kecamatan Pulau-Pulau Terselatan dengan ibu kotanya di Wonreli dan Kecamatan Kisar Utara dengan ibu kotanya di Lebelau.

Pulau yang memiliki luas 82 Km2 dihuni oleh 13.500 jiwa memiliki budaya dan adat istiadat yang unik dan beragam (perpaduan antara Maluku, Timor Leste, & NTT). Dalam percakapan sehari-hari orang Kisar menggunakan 3 bahasa. Jika dengan orang luar atau pendatang mereka menggunakan Bahasa Indonesia dengan aksen Maluku, sedangkan komunikasi sesama mereka lebih banyak menggunakan Bahasa Meher dan Bahasa Oirata. 

Peta Pulau Kisar dan Kawasan Kota serta Benteng Delfs Haven | Sumber: Google Earth
Peta Pulau Kisar dan Kawasan Kota serta Benteng Delfs Haven | Sumber: Google Earth

Pulau yang indah ini juga banyak menyimpan situs sejarah/prasejarah serta istana bagi bermacam satwa yang menjadi sumber pangan masyarakatnya. Bentang alam Pulau Kisar didominasi oleh perbukitan dan berbatu karang sehingga terlihat gersang dan tandus. Terdapat pula tebing-tebing karst yang terbentuk akibat proses geologi di masa lalu.

Orang-orang Kisar pada akhir abad XVI sampai awal abad XVII sudah melakukan interaksi dengan orang-orang Portugis yang kala itu tersingkir ke Pulau Timor akibat kalah perang dengan Kesultanan Ternate dan terusir dari Maluku.  

Berdasarkan informasi sejarah, Portugis sempat membangun benteng di Pulau Kisar, namun keberadaan mereka di sana tidaklah lama. Setelah Portugis keluar dari Maluku kekuasaan dan monopoli perdagangan di wilayah Maluku diambil alih oleh maskapai dagang Belanda atau yang dikenal dengan nama Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC).

Padang Savana dan Kuda milik warga di Pulau Kisar | Sumber: Dokumentasi Pribadi
Padang Savana dan Kuda milik warga di Pulau Kisar | Sumber: Dokumentasi Pribadi

Di Abad XVII, VOC membagi wilayah Maluku menjadi 3 Provinsi, yakni: Provincie van Molluken yang berpusat di Ternate, Provincie van Ambon yang berpusat di Ambon, dan Provincie van Banda yang berpusat di Banda Neira. Pulau Kisar dan pulau-pulau yang ada di kawasan Selatan Daya (Zuid Wester Einlanden)  diklaim masuk dalam wilayah Provincie van Banda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun