Mohon tunggu...
Isra Amin Ali
Isra Amin Ali Mohon Tunggu... Wiraswasta - KTP

"Dari BANDA NEIRA Menjadi INDONESIA"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kisah Pilu dari Perang Pasifik yang Terlupakan di Banda Neira

8 November 2019   09:57 Diperbarui: 9 November 2019   20:16 1542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di Pelabuhan Banda tahun 1930, sebelum terjadi pengeboman oleh Tentara Sekutu tahun 1945. wikimedia

Pesawat Sekutu tersebut mengira yang berkumpul di Dermaga Naira adalah pasukan Jepang, dengan seketika mereka menjatuhkan bom-bom di atas kumpulan orang-orang itu.

Hal itu disebabkan karena beberapa waktu sebelumnya Pulau Neira dijadikan pangkalan Jepang yang mana terdapat instalasi militer dengan jumlah tentara yang cukup banyak dan adanya stasiun radio komunikasi. Pasukan Jepang mulai menduduki Banda Neira yaitu pada tanggal 12 April 1942

Dalam peristiwa di bulan Maret 1945 itu sebanyak 180 orang Banda tewas dan puluhan lainnya luka berat. Daerah sekitar Pelabuhan sampai ke kawasan Werk hancur.

Karena terkejut dengan korban yang sangat banyak, mereka yang selamat melarikan diri mencari tempat yang aman. Areal pelabuhan penuh dengan potongan-potongan tubuh jenazah yang berserakan, ada korban yang meninggal dan cedera akibat terkena serpihan bom dan ada sebagian yang tertimpa reruntuhan tembok-tembok bangunan. Jenazah-jenazah itu dikuburkan di Pulau Neira dan Pulau Gunung Api.

Kawasan Werk dan Pelabuhan Banda (tampak dari Pulau Gunung Api) sebelum terjadi Pengeboman oleh Pasukan Sekutu. sumber: commons.wikimedia.org
Kawasan Werk dan Pelabuhan Banda (tampak dari Pulau Gunung Api) sebelum terjadi Pengeboman oleh Pasukan Sekutu. sumber: commons.wikimedia.org
Kejadian itu adalah salah satu kerugian dan kesedihan terbesar yang dialami masyarakat Banda selama masa Perang Dunia II antara Jepang dengan Sekutu di periode 1942-1945.

Pada tahun 1950 Pemerintah Jepang membayar pampasan perang kepada Pemerintah Republik Indonesia sebesar USD $ 500.000.000,- yang saat itu sangat besar nilainya, tetapi tidak ada sama sekali yang dibayar kepada masyarakat Banda atau membangun sesuatu di Banda sebagai kompensasi/pengganti kerugian yang dialami masyarakat Banda.

oleh : Isra Amin Ali

Pemerhati Sejarah dan Sosial Budaya

Referensi :
- Sejarah Banda Neira-Des Alwi
- Special Report Southwest Pacific Area -- 1945

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun