Mohon tunggu...
Puan Kelana
Puan Kelana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pejalan Anarki

Alam, Manusia dan Buku https://pejalan151100.blogspot.com/2024/12/eksploitasi-alam.html https://www.facebook.com/Puan.Kelana1511?mibextid=ZbWKwL

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Manusia

26 Desember 2024   01:09 Diperbarui: 26 Desember 2024   01:14 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusiawi 

Penulis:Puan kelana

Aku merenung dan menyendiri di tanah para pengendara indra, lalu aku berpikir apakah kita sudah sampai pada aspek dimensi kebenaran filosofis. Lalu ia mengatakan bahwa hidup itu lucu, mengapa ? Karena di Realitas ada pengendara indra, rasio dan spiritualitas. Ada yang mengendarai tiga aspek tersebut tapi tidak eksklusif terhadap pemikiran ia terus melakukan evolusi diri tanpa ada yang mengetahui nya. Lalu ada pula hanya sampai pada pengendara indra, tapi seakan-akan sudah sampai pada kebenaran mutlak. Lalu membangun asumsi liar tanpa di dasari pengetahuan, tapi hanya menggunakan dalil-dalil dan argumentasi. Sering kali aku mengatakan, kebenaran yang bagaimana kamu maksud ? Aneh nya, ia menyesatkan satu dengan yang lain. Lucu kan, apakah itu disebut berpikir ? 

Tak apa, kamu akan tetap berjalan karena pada hakikatnya manusia terus berjalan tak ada yang berhenti. Atau kamu sama saja dengan pengendara indra ? Hanya sekedar mem-persepsi sesuatu secara esensial lalu mengatakan kau keliru, kau salah, kau sesat dan kau kafir. Sungguh abstrak hidup ini jika hanya terkungkung oleh pengetahuan indrawi, lalu apakah kita menyalakan mereka ? Tidak juga, karena mungkin capaian dan gradasi persepsi kita yang berbeda-beda. Aku hanya diam, mendengar mereka menilai Sesuatu yang tidak-tidak padamu. 

Aku menemukan sesuatu, ternyata kau tersiksa secara lahir dan batin. Karena engkau di bungkam dan merasa di hakimi. Padahal engkau hanya berusaha untuk membangkitkan jiwa mereka yang telah tertutupi oleh awan gelap. Tapi kenapa sebaliknya, engkau di tuduh yang tidak-tidak. Begitulah, kadang aku tertawa dengan diri sendiri. Karena aku belum menemukan kebenaran, kau harus tahu tuan muda bahwa "hal yang paling sukar dari manusia adalah mengenal dirinya sendiri"

Manusia memiliki kehendak bebas, sehingga di perhadapkan pada sebuah pilihan. Menuju pada positif (metafisik/lumpur putih) atau berada di bawah negatif (fisik/lumpur hitam). Begitulah dunia pemikiran, teruslah inklusif atau ekslusif, pilih jalan mu tuan muda. 

Roh llahi+Tanah Liat=Manusia 

Selamat membaca

Yogyakarta, 26 Desember 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun