Mohon tunggu...
Puan Kelana
Puan Kelana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pejalan Anarki

Alam, Manusia dan Buku https://pejalan151100.blogspot.com/2024/12/eksploitasi-alam.html https://www.facebook.com/Puan.Kelana1511?mibextid=ZbWKwL

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Akhir Tahun

17 Desember 2024   18:01 Diperbarui: 17 Desember 2024   18:01 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dalam sebuah negara ada pemimpin dan ada rakyat, pemimpin di sebut pemimpin karena apa ? rakyat di sebut rakyat karena apa ? fenomena dalam sebuah negara baru saja ia menetapkan sebuah sesuatu.  Apakah mereka mengerti bahwa rakyat sedang mengamuk dan merasa tertekang karena di sebabkan  pemerintah menetapkan sesuatu hal, lalu sesuatu apakah demikian ? apakah pembodohan, penindasan, atau perampasan ? kemanakah engkau akan mengaduh rakyat !!! sungguh miris kehidupan ini, miris dan membosankan. Dimana para pejuang, guru, dosen, dan pemimpinmu ? kemana mereka semua. Mereka di bungkam dan atau mereka ikut dengan cukon-cukonnya ? Liatlah nenek moyangku, liatlah pahlawanku. Sebuah rumah di otak-atik oleh bangsamu sendiri, jiwa bangsamu meregek dan menangis, tapi tidak yang bisa mengetahuinya.  Apakah ini pertandah bahwa rumah yang pernah di perjuangkan dengan keringat, air mata, darah, ikut hancur ?

Tak heran lagi, suatu saat alam ini akan mengamuk dan ketika itu manusia tak bisa berkutip, justru mereka merengek tanpa henti-hentinya. Lalu apa yang kita akan lakukan sekarang ? apaka hanya diam, bengong, sedih, lalu berdoa ? miris engkau, lalu apa !!! alam ini telah di kuasai oleh sistem yang sangat besar, apakah engkau tidak mengetahui itu ? mungkin tidak, ini cuma hipotesa belakah yang tidak memiliki nilai. Jangan di baca, jangan di renungkan, nanti kamu gila. Bukankah demikian yang terjadi ? Sistem itu mencerabut eksistensi manusia, lalu sistem apakah itu tuan mudah. Cari tahu sendiri, jika aku memberitahumu mungkin engkau tak percaya dan kemungkinannya engkau akan menuduh bahwa apa yang ku sampaikan hanya omong kosong. Kalau begitu ayo kita cari sama-sama, ayo ramu bersama. 

Selamat membaca, merenung, dan meratapi nasib bangsa ini.

yogyakarta, 17 Desember 2024

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun