Mohon tunggu...
suhatril isra
suhatril isra Mohon Tunggu... Administrasi - selama ini berkegiatan dengan masyarakat pedesaan terkait isu pertanian berbasis sumber daya lokal

bertualang dari waktu ke waktu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cerita SL Bagian Pertama: Petani kepada Petani

6 November 2017   17:20 Diperbarui: 13 November 2017   15:20 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu persatu undangan Sosialisasi Hasil Sekolah Lapangan Karet (Hevea brasiliensis) hadir di Balai Jorong Piruko Nagari Sitiung Kecamatan Sitiung, Jumat (29/9). Panitia menyambut kedatangan peserta. Mereka dipersilahkan memasuki ruangan setelah sebelumnya diminta mengisi daftar hadir.  Selanjutnya mereka mengamati gambar-gambar yang telah ditempel di dinding ruangan ; ada gambar agroekosistem kebun karet, ada gambar pohon karet yang disadap, juga yang berbentuk table,  dan foto-foto kegiatan.  Mirip dengan "Pameran" yang biasa kita saksikan di gedung.  Setelah mengamati dan tanya jawab, kemudian mereka duduk di tikar dalam ruangan balai Jorong yang telah disediakan panitia, sambil menunggu acara dimulai. 

 "Sesuai undangan yang telah kami sampaikan, bahwa hari ini kami ingin berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman kami  kepada bapak ibu petani karet yang belum mendapatkan kesempatan mengikuti Sekolah Lapangan" ujar Emrizal, Petani pemandu. 

Emrizal menjelaskan bahwa mereka telah melaksanakan Sekolah Lapangan  sebanyak tujuh kali pertemuan, satu kali seminggu, bertempat di Jorong Lawai.  Selanjutnya dia menyampaikan tentang prinsip belajar Sekolah Lapangan yang bertumpu pada pengalaman warga belajar,  tidak ada guru dan murid, semua berbagi pengalaman, ilmu dan pengetahuan.  

Adapun materi yang dipelajari selama Sekolah Lapangan meliputi : produsen dan konsumen, aliran nutri di kebun keret, apa itu tanah, bibit, Gulma, pengelolaan tanaman,  teknis penyadapan, bahaya pestisida bagi kesehatan, analisa usaha tani dan pembagian peran laki-laki dan perempuan di kebun dan rumah tangga.

Selanjutnya dia menyampaikan, materi teknis seperti ini biasanya disampaikan oleh para Ahli yang didatangkan dari luar daerah kita.  Sekarang saatnya kita mencoba dari petani untuk petani.  Materi -materi tersebut akan disampaikan oleh perwakilan peserta Sekolah Lapangan yaitu Sumarsono, Edri, Dwi Purwanto, Parimin, Ahmad Jais, dan Eli Mardiana.  

Pemateri pertama adalah Sumarsono, dan secara bergiliran mereka tampil ke depan menyampaikan materinya.  Setiap satu sesi selesai, peserta yang hadir bertepuk tangan dengan meriah. Tanda senang sekaligus dukungan bagi teman dan diri mereka sendiri. Bahwa mereka mampu. 

Ada kejadian menarik yang terjadi saat Dwi Purwanto, 19 tahun, tampil kedepan membawakan materi tentang bibit.  Dia tampil percaya diri, walaupun keringat terus mengalir sampai bajunya basah. Peserta membantu dengan terus memberikan tepuk tangan, menyemangatinya agar dia menyelesaikan materinya. Semua memberikan tepuk tangan meriah ketika dia selesai tampil. "Saya baru kali ini tampil didepan orang rame" ujarnya usai tampil.

Sedangkan untuk materi teknis yang menarik bagi peserta salah satunya adalah  materi apa itu tanah. Ternyata selama ini mereka belum mengenal tanah, walaupun setiap hari mereka bergumul dengan tanah.  Sumarsono mengajak peserta untuk mengenal tanah lebih dalam, seperti fungsi tanah, tekstur, kemampuan tanah menyerap air, porositas dan drainase tanah. Selain diskusi juga ada demonstrasi  secara sederhana.

 Endri, yang menyampaikan aliran nutrisi, dengan ringkas bisa menghubungkan semua unsure-unsur ekositem dan hubungannya satu sama lain. Seperti matahari, daun, akar, tanah, mikro organisme dan makro organisme, dan sebagainya.

Eli Mardiana, sebagai satu-satunya perempuan yang tampil, membawakan materi Analisa Usaha tani. Dia menyampaikan materinya dengan suara lantang dan jelas, berurutan sehingga mudah dimengerti. Dia juga menyampaikan kepada petani lainya, agar melakukan analisa usaha tani, sebelum memilih komoditi apa yang akan ditanam.

Setelah acara selesai, pemandu dan pemateri berkumpul melakukan evaluasi bersama.  Apa yang sudah baik, apa yang masih kurang dari proses hari ini dan apa perbaikan yang dibutuhkan agar kedepan bisa lebih bagus lagi.

Kegiatan tersebut difasilitasi oleh FIELD Indonesia kerjasama dengan WWF Indonesia yang didanai Millenium Challenge Account-Indonesia (MCAI). Program RIMBA Cluster 1 Dharmasraya. 2017.

Catatan pendamping :

Ketika kita memberikan kesempatan kepada mereka, kita membuka peluang mereka untuk menjadi berdaya.  

Apa keuntungannya  petani melatih petani ?  Pekerjaan mereka sama sehingga pengalaman mereka lebih mirip, mereka juga tinggal berdekatan, bahasa yang digunakan sama,  tidak berbatas waktu karena setelah acara ini mereka juga masih bisa berdiskusi, dan budaya mereka juga sama.

Foto - foto kegiatan Sosialisasi Hasil Sekolah Lapangan karet :


Edri, sedang menyampaikan materi Aliran Nutrisi di Kebun Karet
Edri, sedang menyampaikan materi Aliran Nutrisi di Kebun Karet

Dwi Purwanto, sedang menyampaikan materi Bibit
Dwi Purwanto, sedang menyampaikan materi Bibit

Sumarsono. dengan latar belakang gambar pohon karet yang dibuatnya
Sumarsono. dengan latar belakang gambar pohon karet yang dibuatnya

Peserta serius menyimak materi yang disampaikan narasumber
Peserta serius menyimak materi yang disampaikan narasumber

Praktek Uji Kemampuan Tanah Menyerap Air
Praktek Uji Kemampuan Tanah Menyerap Air

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun