BARU SEKARANG tsiqoh dan tho'at ditaklimatkan berulang-ulang.
BARU SEKARANG husnuzhon kepada sesama saudara sefikroh hilang berganti reproduksi kebencian
BARU SEKARANG ucapan-ucapan orang yang secara kasat mata adalah intelejen menjadi sabda sementara ijtihad kader terbaik dianggap penyimpangan dan keluar dari asholah gerakan
BARU SEKARANG inisiatif dan semangat syabab membentur tembok kaku suyuhk yang kehilangan kebijaksanaan
BARU SEKARANG para ikhwah yang gelisah berkumpul berbagi tafakkur dituduh mengorganisir pembangkangan.
BARU SEKARANG qiyadah dan jamaah dijadikan jubah pelestarian dendam dan keselamatan segelintir orang
BARU SEKARANG kritik dan perbaikan ditolak dimentahkan atas nama kedisiplinan dan loyalitas
BARU SEKARANG perselisihan disosialisaikan terus menerus dibumbui dengan fitnah dan aroma busuk dendam-kebencian
BARU SEKARANG inkonsistensi dianggap lumrah hanya karena dilakukan oleh ia yang memegang tongkat kuasa
BARU SEKARANG yaa BARU SEKARANG tajasus menjadi halal atas nama kewaspadaan. Lantas laporan direkayasa sesuai daftar keinginan pengendali informasi.
SEKARANG saatnya semua ini dihentikan. SEKARANG saatnya barisan dakwah ini ditata dengan cinta. SEKARANG saatnya ISLAH dan mengembalikan ukhuwah.
SEKARANG, benar SEKARANG. Sebab tak ada yang mampu memastikan esok pasti datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H