Mandalika satu kata dua spasi itulah analogi yang saya berikan, terinspirasi oleh kejadian janggal negri ini. Entah apa yang terjadi dengan kawasan wisata Mandalika, kawasan seluas 1.035,67 Ha yang berada di Lombok ini akhir-akhir ini menjadi begitu terkenal dengan kontraversinya. Dalam akun twiternya Menteri Sekertaris Kabinet Pramono Agung mengatakan: Presiden Jokowi menandai peresmian KEK(kawasan ekonomi khusus) Mandalika Lombok dengan investasi 13 T, setelah 29 tahun tidak terselesaikan karena masalah tanah.
Namun jejak digital ternyata tidak bisa menipu, seperti yang terkutip oleh AntaraNews 21 Oktober 2011 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan dimulainya pembangunan kawasan wisata Mandalika Resort, di Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat. Upacara penanda kegiatan pertama (groundbreaking) pembangunan kawasan wisata Mandalika Resort itu berupa penekanan tombol serine setelah Presiden Yudhoyono menyampaikan pidato singkat.
Kesigapan para bawahan dalam menerjemahkan aturan dan menggali informasi kiranya perlu lebih giat lagi di bentuk, agar pemerintah tidak menjadi bulan-bulanan publik di era digital yang serba terbuka ini, entah apa yang ada di benak TGH M Zainul Majdi sang Gubernur NTB yang menjadi tuan rumah di peresmian yang sama dengan dua Presiden yang berbeda.Â
Sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Pusat di daerah sudah pasti beliau manut atas kebijakan unik ini, sebagai manusia seperti yang lainnya pasti merasa heran. Tak heran dalam suatu kicauan akun twiter Suryadelalu yang merupakan putera Sasak, beliau mengungkapkan kesenangannya jika Mandalika sering-sering diresmikan , bahkan berharap jika perlu ada fasilitas publik yang selesai dibangun agar diresmikan lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H