Peringatan: Tulisan ini berisi banyak foto (15 buah m/). :) Akhirnya, punya kesempatan buat cerita perjalanan saya lima hari di Padang minggu yang lalu. Bukan murni jalan-jalan sih sebenarnya, karena waktu saya banyak dihabiskan dengan di rumah saja dan mengunjungi beberapa keluarga. Ini kali kedua saya ke Sumatera Barat. Pertama kali tahun 2001 saat masih mahasiswa ( :oops: ketauan umurnya deh :D) saya naik kapal Pelni dari Tanjung Priok dan berlabuh menuju Teluk Bayur. Saat itu jalan-jalannya ke Bukittinggi, Danau Maninjau dan entah pantai apa saya lupa namanya. Di kunjungan kedua ini malah nggak sempat ke Bukittinggi, Danau Maninjau dan pantai-pantai di Sumatera Barat. Tapi beberapa ratus kilometer perjalanan darat saya tempuh, berkeliling Kab. Tanah Datar, Kab. Lima Puluh Kota, Kab. Solok, Kab. Sawahlunto, Kab. Sijunjung dan beberapa objek wisata yang sempat dikunjungi. Sampai-sampai kulit melegam beberapa tingkat, tapi disitulah asyiknya jalan-jalan versi saya. :D
Yang pertama kali didatangi adalah Lembah Harau. Dua jam perjalanan dari Lintau Buo, tempat saya menginap. Lintau sendiri 4 jam perjalanan dengan travel dari kota Padang, menembus bukit dan jurang-jurang terjal selama perjalanan. Sayang sekali karena saya berangkat sudah siang, jam 14.00, jadi dalam satu hari ya hanya satu objek ini yang bisa saya kunjungi. Di Lembah Harau ini ada banyak air terjun yang indah. Saat saya datang, debit airnya tak begitu besar, sehingga hanya rintik air saja ketika sampai di bawah. Yang menarik buat saya justru perjalananya menempuh puluhan (ratusan jika PP) kilometer menuju Lembah Haraunya. Saya juga melihat pelangi di Air Terjun Lembah Harau. (Secara spesifk per objek wisata akan saya tulis di blog JalanJalanYuk, tapi entah kapan sesempatnya)
Saya tertarik dengan kantor Bupati dan DPRD baru yang dibangun dengan megah di atas bukit. Keren. Konsep di luar kota dan terpisah dari keriuhan kota. Kabupaten Bekasi, kabupaten saya, juga begitu. Jauh dari mall dan malah di tengah hunian mewah.
Kantor Bupati Kabupaten Lima Puluh Kota
Kantor DPRD Kabupaten Lima Puluh Kota
Malam hari saat pulang dari Harau, terjebak hujan dan saya habiskan dengan nongkrong di
Pasar Payakumbuh, makan sambil nyoba online. Maklum, di Lintau IM2 tak kebagian sinyal. Saya nyobain kue bika, dan minum sekoteng jahe. Kalau makannya ya biasa, warung nasi padang yang asli di Padang. Nggak sempat nyoba sate di Pasar Payakumbuh, kemarin sudah coba Sate Ajo di Lapangan Taman Kota Imam Bonjol, Padang.
Objek wisata yang lain adalah
Ngalau Indah. Kalau yang ini tinggal ngesot aja dari Lintau Buo. Mandi di sumber mata air hangat dan menjelajah hutan sampai ke dalam Ngalau sejauh 1 kilometeran. Ada tawon-tawon yang diternak di dinding gua terjal dan sangat tinggi. Saya nggak bisa ngebayangin gimana cara panennya. Dan yang pasti suasana alamnya sangat menenangkan. Hilang semua stres selama ini. Di dalam hutan yang sunyi dikelilingi gua dan tebing yang tinggi.
Perfect!
Ikan Bilih Danau Singkarak
Saat ke Kab. Solok menempuh ratusan (lagi) kilometer pulang pergi, ternyata saudara yang hendak didatangi malah pergi. Memang agak bodoh, karena maen dateng aja tanpa memberi kabar mau ke sana. Lanjutlah ke
Danau Singkarak yang panjang dan luasnya nggak kebayang. Beli oleh-oleh
ikan bilih, yang hanya ada di danau tersebut. Rp.40.000,- setengah kilo, kemahalan nggak ya? Soalnya nggak nawar sama sekali. :D
Trus belum lengkap rasanya jika belum ke
Istana Pagaruyung. Istana ini sempat terbakar dan sampai sekarang belum dibuka untuk umum masuk ke dalam istananya. Jadi ya cuma bisa foto-foto di luarnya saja. Pagaruyung ini satu Kabupaten dengan Lintau, yaitu Kabupaten Tanah Datar. Dan bukan saya kalau hanya dateng ke objek-objek wisata yang didatengin wisatawan pada umumnya. Selalu ada tempat yang saya cari, yang orang lain nggak biasa datang ke lokasi itu.
Lihat Travel Story Selengkapnya