Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak. Dan juga memiliki angka kemiskinan yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemberdayaan masyarakatnya maupun dari penyediaan lapangan pekerjaan yang tidak dapat memenuhi jumlah tenaga kerja yang sangat melimpah. Hal ini juga disebabkan oleh lebih terfokusnya pembangunan di daerah perkotaan, sehingga menyebabkan banyaknya masyarakat pedesaan yang melakukan urbanisasi ke kota. Banyaknya masyarakat yang urbanisasi ke perkotaan itu juga tidak menjamin akan kehidupan kedepannya, karena dalam bersaing di lingkungan perkotaan dibutuhkan penguasaan skill, keterampilan, dan pendidikan yang tinggi. faktor-faktor umum yang menyebabkan tingginya kemiskinan adalah:
1. Pendidikan yang rendah
2. Kurangnya keterampilan
3. Dan lemahnya pengetahuan.
Anak jalanan merupakan salah satu fenomena sosial yang disebabkan oleh lemahnya fungsi keluarga dan juga tingginya tingkat kemiskinan
 Sehingga fenomena dari anak jalanan sudah sangat familiar kita temuai diberbagai kota yang ada di Indonesia khususnya.
A. Defenisi Anak Jalanan
Anak jalanan merupakan anak-anak yang berusia di bawah usia 18 tahun. Yang Sebagian besar waktunya dihabiskan di tempat-tempat umum untuk mencari nafkah atau berkeliaran, dengan penampilan yang kumal, kotor, serta tidak terawat dan memiliki hubungan yang kurang dekat dengan keluarga (Despos 2006 dan Garliah 2004)
sedangkan menurut Menurut Seodijar (1989) anak jalanan merupakan anak-anak yang berusia 7-15 tahun yang bekerja di jalan raya dan di tempat umum lainnya yang dapat mengganggu ketentraman, dan keselamatan orang lain dan membahayakan kesalamatan diri sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa anak jalanan merupakan anak-anak yang menghabiskan hari-harinya berada dijalanan dan juga selalu berada ditempat yang ramai seperti stasiun, terminal, pasar dan jalan raya.
B. Sejarah Istilah Anak Jalanan
Istilah anak jalanan pertama kali diperkenalkan ole negara Brazilia, Amerika Seriakat.Mininos de Rus merupakan istilah untuk menyebutkan kelompok anak-anak yang hidup di jalanan dan tidak memiliki ikatan dengan keluarga ( B.S Bambang, 1993:9). Ada beberapa perbedaan pentebutan anak jalanan di berbagai negara di dunia. Di Indonesia sendiri keberadaan anak jalan sudah sangat lazim pada kota-kota besar di Indonesia. Fenomena ini ini muncul siring dengan tingginya intensitas pembangunan di suatu wilayah.
C. Ciri-ciri anak jalanan
Menurut sadli (Sudrasono, 2009) menyebutkan bahwa ada beberapa ciri-ciri anak jalanan, khususnya yang membedakan anak jalanan dengan anak pada umumnya, berdasarkan psikologis serta kreativitasnya yaiti:
1.Perasaan yang mudah tersinggung.
2. Mudah purus asa dan cepat murung
Nekat
3.Haus akan kasih sayang
4. Memiliki keterampilan, akan tetapi tidak sesuai dengan pengertian dari masyarakat.
5. Berada ditempat umum.
6. Berpendidikan rendah.
7. Berasal dari keluarga yang kondisi sosial ekonomi rendah.
8. Melakukan kegiatan ekonomi dengan bekerja di sekitar informal.
D. Defenisi solidaritas sosial
Durkheim ( dalam lawang 1994:181) menyatakan bahwa solidaritas sosial merupakan suatu keadaan hubungan anatara individu dan kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama dan diperkuat oleh adanya tujuan bersama. Durkheim juga membagi solidaritas sosial atas dua bagian yaitu solidaritas mekanik dan organik.
Solidaritas mekanik merupakan keterpaduan seluruh anggota di dalam sebuah kelompok. Solidaritas ini bersifat general (umum) yaitu sebuah ikatan masyarakat yang lebih mengedepankan kesadaran kolektif, sehingga menimbulkan rasa tanggung jawab yang sama setiap anggota. Sedangkan solidaritas organik merupakan sebuah kebalikan dari solidaritas mekanik yang mana solidaritas ini terbentuk dan bertahaan dengan perbedaan yang ada di dalamnya dan setiap orang memiliki pekerjaan maupun tanggung jawab yang berbeda. Bentuk-bentuk solidaritas sosial adalah seperti kerjasama, dan juga gotong royong.
Proses terbentuknya solidaritas di lingkungan anak jalanan.
Berdasarkan penelitian dan Wawancara yang telah dilaksanakan ikatan solidaritas yang ada pada anak jalan yang berada di oingkungan Indomaret Nain Desa Setia Asih, Bekasi disebakan oleh adanya rasa senasib seperjuangan, kebersaman, dan juga tujuan yang sama. Hal ini bukan hanya ada pada anak jalanan ini saja, melainkan juga ada pada anak jalanan lainnya. Dengan keseringan melakukan kegiatan sehari-hari dan juga melakukan interaksi bersama sehingga menimbulkan rasa kesetiakawanan yang semakin erat satu sama lain. Dari yabg dilihat hasil penelitian lapangan solidaritas sosial yang ada pada anak jalanan ini termasuk pada solidaritas mekanik, sebagaima yang telah dijelaskan oleh Emile Durkheim (dalam jones, 2009:124), bahwa solidaritas mekanik merupakan suatu kesadaran kolektif bersama, yaitu yang merujuk pada kepercayaan-kepercayaan penuh danpendangan-pandangan yang rata-rata sama dari penjelasan di atas dapat dilihat pada umumnya solidaritas sosial terbentuk pada anak jalanan dikerenakan beberapa faktor yaitu:
1. Solidaritas dalam ptoverty Sharing yaitu sebuah solidaritas yang disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi anak. Adanya kesadaran dalam diri seorang anak jalanan untuk berbagi terhadap sesama anak jalanan.
2. Adanya sebuah rasa dan penderitaan yang sama . Yaitu merasa satu rasa dan mengalami penderitaan yang sama satu sama lain sehingga menimbulkan rasa ingin hidup bersama.
Setiap solidaritas sosial yang terjafi pada masyarakat mau pada lingkungan anak jalanan dapat menimbulkan dua fampak yang berbeda yaitu dampak positif dan juga negatif, semua hal tersebut tergantung pada bagaimana seorang anak maupun masyarakat tersebut dalam bertingkah laku dan memaknai kelompoknya.
Pengaruh Solidaritas Sosial di Lingkungan Anak Jalanan.
Sebagaimana yang telah dijelaskan diataa mengenai makna dari solidaritas sosial. Dari pengertian di atas dapat dilihat bahwa sesungguhnya setiap individu maupun masyarakat membutuhkan yang namanya solidaritas sosial. Sehingga dari solidaritas ini terbentuk sebuah keakraban, kekompakan, dan terintegrasi antara kelompok. Dalam pandangan Sosiologi keakraban yang terbentuk bukanlah hanya sekedar sebuah alat yang digunakan oleh masyarakat untuk mencapai cita-cita yang ada dikelompoknya saja. Akantetapi solidaritas sosial merupakan tujuan utama Individu dalam kehidupan bermasyarakat. solidaritas sosial pada anak jalanan ini mereka lebih merasakan arti keluarga, yang mana dapat makan, minum, tidur bahkan melakukan aktivitas selalu bersama. Dan juga dengan adanya solidaritas ini anak jalanan yang berada di Desa Setia Asih di lingkungan Indomaret Nain khususnya meraka meresakan keamanan satu sama lain dengan saling menjaga  di kala terjadinya sebuah razia sappol PP.
Dan ketika kondisi kelaparan karna tidak punya uang, ketika bersedih dan masih banyak lagi, semua hal itu dapat dilalui secara bersama-sama, sehingga tidaknya adanya perasaan kesendirian. Dengana danya solidaritas sosial yang pada lingkungan mereka, para anak jalanan ini membentuk pembagian sip kerja, seperti pembagian kerja pagi, siang dan malam. Dan juga pembagian pada posisi dan tugasnya masing-masing. Ikatan solidaritas sosial juga dapat membangun relasi sosial yang ada didalam lingkungan anak jalananan
