Yogyakarta- New media adalah media baru yang dikembangkan dari media cetak dan media lainnya. Kehadiran media baru menawarkan perkembangan baru bagi teknologi informasi dan komunikasi. Kami melihat bahwa media baru telah melahirkan media sosial sebagai platform yang memungkinkan komunikasi dan informasi di berbagai belahan dunia. Hal ini merupakan bagian dari Revolusi Industri 4.0 yang pada era sebelumnya banyak menggunakan media tradisional dan tidak langsung namun kini telah berubah menjadi media online dimana setiap orang dapat mengakses konten dan informasi dari internet.
Di era digital, media sosial penting dan sudah menjadi kebutuhan pokok setiap orang karena kita bisa mendapatkan banyak manfaat dari media sosial. Sebagai alat yang mudah diakses oleh beragam kelompok, media sosial bersifat cair dan inklusif, menawarkan kesempatan yang sama bagi semua orang untuk berbicara dan mengekspresikan diri, terlepas dari latar belakang mereka. Salah satunya adalah gerakan aktivisme media sosial atau aktivisme digital.
Media sosial telah menjadi alat yang sangat ampuh untuk membentuk opini dan memengaruhi orang di seluruh dunia. Aktivisme digital yang mencakup gerakan dan kampanye sosial yang didorong oleh internet dan media sosial menjadi fenomena yang semakin dominan di era digital. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, aktivisme digital dapat mencapai jangkauan yang lebih luas dan membawa perubahan sosial yang signifikan. Namun, aktivisme digital juga memiliki beberapa tantangan yang perlu dibenahi untuk memberikan dampak yang lebih positif.
Contoh aktivisme digital di jejaring sosial adalah gerakan #SaveKomodo yang eksis pada tahun 2020. Gerakan itu muncul sebagai tanggapan atas rencana pembangunan resor di Pulau Rinca, salah satu pulau yang menjadi habitat langka komodo, kadal terbesar di dunia. Aktivis dan masyarakat telah menyatakan keprihatinan tentang potensi dampak negatif dari pembangunan terhadap lingkungan dan spesies yang terancam punah di daerah tersebut.
Gerakan #Savekomodo muncul pada Senin 26 Oktober 2020 di salah satu platform media sosial yaitu Twitter dengan nama Komodo dan #Savekomodo dan menjadi trending di Twitter hingga pukul 08.15. WIB. Lebih dari 20.000 pengguna Twitter tampaknya mengunggah gambar dan pernyataan tentang komodo. Salah satu gambar yang paling banyak dipublikasikan adalah gambar proyek pembangunan yang sedang berlangsung di Pulau Komodo Rinca, Nusa Tenggara Timur (NTT). Gambar tersebut pertama kali diunggah ke Twitter oleh akun @KawanBaikKomodo pada 23 Oktober 2020 malam, dan memperlihatkan aktivitas pembangunan di taman nasional yang ditetapkan untuk melindungi komodo atau Varanus komodoensis sejak 1980 itu.
Dalam foto tersebut, komodo tampak menghalangi sebuah truk pengangkut material proyek yang sedang dalam perjalanan di Geopark Komodo, dan jarak antara biawak raksasa dengan truk tersebut hanya beberapa meter. "Sedih! Komodo bertemu dengan truk proyek konstruksi Jurassic Tourism di Pulau Rinca," cuit @KawanBaikKomodo dalam sebuah postingan. Menurut laporan ini, ini adalah pertama kalinya seekor komodo mendengar dengungan mesin mobil dan menghirup bau asap di habitatnya. "Apa dampak proyek ini di masa depan? Adakah yang masih tertarik dengan konservasi?" dia melanjutkan. Selain gambar, akun ini juga mengunggah video terbaru pengoperasian proyek pembangunan wisata Jurassic di Taman Nasional Komodo.
Postingan ini juga di-retweet oleh lebih dari 12,1 ribu pengguna, mendapat like dari 9,7 ribu orang, dan mendapat lebih dari 2,7 ribu komentar sebagai tanggapan. Sebelumnya, pemerintah pusat melalui Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bersama Pemprov NTT berencana menjadikan Pulau Komodo sebagai destinasi wisata unik bereputasi internasional. "Pulau Komodo kita tutup, bukan tutup, kita susun destinasi wisata eksklusif," kata Luhut, Senin, 7 Oktober 2020. Luhut menjelaskan, pemerintah sedang mengembangkan safari trip internasional, seperti di Afrika, serta hunting trip mancanegara yang populer di kalangan wisatawan mancanegara.
Selain memperluas pariwisata, pemerintah juga berencana membangun pusat penelitian karena komodo merupakan hewan purba yang masih hidup. Ridwan Djamaluddin, Deputi Direktur Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, menambahkan penataan Pulau Komodo berarti pembangunan Pusat Penelitian Komodo dan kedatangan kapal pesiar ke kawasan Pulau Komodo dan Labuan Bajo. Peraturan ini menyangkut rute, logistik, dan pengolahan limbah. "Kita juga perlu membangun sarana dan prasarana wisata alam berstandar internasional, serta infrastruktur pendukung yang layak di luar Pulau Komodo," ujarnya.
Sudah 15 hingga 20 tahun yang lalu, Komodo dan pulau-pulau sekitarnya dianggap sebagai surga bagi kehidupan komodo. Itu hampir tidak berubah sejak "penemuan" pertamanya di awal abad terakhir. Dan yang sulit dimengerti, sekarang tiba-tiba kita butuh Jurassic Park?
Pulau Komodo awalnya merupakan pulau penjara Kesultanan Bima. Pada tahun 1910-1911, penemuan terboaeon - kemudian menjadi Varanus komodoensis - menimbulkan kehebohan di dunia intelektual. Atau kadal komodo. Kadal itu berada di bawah perlindungan Stbl sejak tahun 1931. no 134. Apakah Komodo nama binatang yang dipakai sebagai nama pulau, atau sebaliknya nama pulau itu nama binatang?
Ya itu betul. Komodo adalah nama pulau tersebut, belakangan sering dijadikan nama untuk hewan tersebut. Keberadaan "ular boa darat" di Pulau Komodo memang sudah lama menjadi pemberitaan. Ada isu tentang naga: licin, berkaki, berlidah panjang.
Pada bulan Desember 1910, tersiar kabar PA Ouwens, kurator Museum Zoologi Bogor, yang bersama Letnan. JKH van Steyn van Hensbroek, Administrator Sipil di Reo, Flores. Melalui prajurit kelahiran Mojokerto ini, Ouwens mendapatkan potret komodo dan sampel kulit sepanjang 2,2 meter. Ternyata, seorang pejabat setempat dari Bogor dikirim untuk menangkap hewan itu hidup-hidup dan membawanya pulang. Setahun kemudian, PA Ouwens diterbitkan dalam Bulletin du Jardin Botanique de Buitenzorg. Dalam On a Large Varanus Species from the Island of Komodo, Ouwens menyajikan dan menyarankan nama ilmiahnya: Varanus komodoensis Atau bawak komodo.
Status dilindungi inilah yang menjadi dasar perlindungan Pulau Komodo dan pulau-pulau sekitarnya selama puluhan tahun. Sayangnya, negara merayakan 100 tahun "penemuan" komodo dengan membuka titik investasi komodo atas nama pariwisata.
Dalam kunjungannya ke Labuan Bajo pada Juli 2019, Presiden Jokowi juga menjanjikan rencana besar antara lain memisahkan kawasan lindung dari kawasan wisata dan memperkenalkan kuota wisata. "Kami sangat ingin Pulau Komodo lebih didedikasikan untuk konservasi, sehingga wisatawan terbatas, kuota dan biaya tinggi. Kalau tidak bisa bayar, tidak ada alasan ke sana," kata Presiden Jokowi. Pulau Komodo, Padar, dan Rinca disebut Taman Nasional Komodo (TNK) sejak 1980-an.Â
Tujuan pendiriannya adalah untuk menyelamatkan komodo dari kepunahan yang akan segera terjadi karena ini adalah satu-satunya tempat habitat asli komodo. Namun seiring waktu, ekosistem TNK menjadi semakin berantakan, membahayakan keberlangsungan Situs Warisan Dunia UNESCO dan proyek pembangunan pemerintah yang sedang berlangsung.
Dalam hal ini perlu dianalisis permasalahan terkait kasus aktivisme digital, yaitu gerakan #Savekomodo melalui platform Twitter. Dalam aktivisme digital media sosial, tagar biasanya digunakan untuk aktivisme digital media sosial. Pengguna media sosial menunjukkan sikap mereka terhadap suatu isu atau kebijakan dengan mengunggah komentar dengan tagar tertentu (Eriyanto, 2020).Â
Tagar #Savekomodo adalah aktivisme digital dari kegiatan protes publik terhadap kelompok dominan. Seperti yang dijelaskan Hornborg (2016), aktivisme digital bertujuan untuk melawan epistemologi dominan yang melihat media digital sebagai sumber kekuatan yang dapat dikontrol secara universal. Juga, karena tagar #Savekomodo telah berlangsung selama beberapa hari, ada satu hal penting yang ingin diungkapkan oleh pembuat masalah di perangkat lunak toko. Seperti yang dijelaskan Earl & Kimport (2011), perangkat lunak toko digital dapat menyebabkan masalah jangka panjang.
Dalam hal ini perlu adanya analisis masalah terkait kasus aktivisme digital yaitu gerakan #Savekomodo melalui platform twitter. Dengan adanya aktivisme digital di media sosial Penggunaan tagar biasanya digunakan untuk aktivisme digital di media sosial, pengguna media sosial menunjukkan sikapnya terhadap suatu isu atau kebijakan dengan mengunggah komentar disertai tagar tertentu (Eriyanto, 2020).
Munculnya Tagar #Savekomodo adalah sebuah aktivisme digital dari sebuah aksi protes masyarakat terhadap kelompok dominan, Â seperti yang dijelaskan Hornborg (2016), bahwa aktivisme digital bertujuan untuk melawan epistemologi dominan yang melihat media digital sebagai sumber kekuatan yang dapat digunakan secara universal. Kemudian juga dengan bertahannya tagar #Savekomodo hingga beberapa hari maka terdapat isu penting yang ingin diungkapkan oleh penggerak isu tersebut dalam repertoar sebuah gerakan. Seperti halnya yang dijelaskan oleh Earl & Kimport (2011) bahwa repertoar dalam sebuah gerakan digital dapat membuat suatu isu dapat bertahan lama.
Penggunaan hashtag #Savekomodo sebagai aktivisme digital di media sosial yang merupakan fenomena menarik di era digital ini. Aktivisme digital adalah sesuatu yang baru dan hanya dapat terjadi melalui penggunaan media sosial. Hal ini sesuai dengan konsep demokrasi siber atau cyberdemocracy yang secara umum merujuk pada kebebasan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik, berkumpul, bersatu, menyatakan pendapat, dan lain-lain, yang dapat dilakukan tanpa sekat-sekat teritorial atau secara daring.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H