Mohon tunggu...
Isnina Aprilia
Isnina Aprilia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Seberapa Besarkah Nilai Uang bagi Anda?

28 Desember 2016   08:07 Diperbarui: 28 Desember 2016   08:48 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Untuk memenuhi kebutuhan bidupnya, masyarakat memerlukan orang lain untuk saling berinteraksi, dan untuk mendapatkan suatu kebutuhan tersebut dibutuhkan barang atau jasa untuk bisa ditukarkan. Alat yang dapat digunakan untuk melakukan transaksi bisa disebut dengan Uang. Namun pada zaman dahulu transaksi dalam Islam awalnya menggunakan sistem barter. Seiring perkembangan zaman, maka dunia Islam telah mengenal alat penukar dan pengukur nilai. Dalam Al-Qur’an menyatakan bahwa alat pengukur nilai tersebut adalah berupa dinar dan dirham dalam berbagai ayat. Dimana uang dinar adalah uang dalam bentuk emas, sedangkan dirham adalah uang dalam bentuk perak.

            Syarat-syarat uang ada dua, diantaranya :[1]

> Syarat psikologis, alat tersebut harus dapat memuaskan bermacam-macam keinginan bagi orang yang memilikinya.

> Syarat terknis, meliputi :

  • Tahan lama dan tidak mudah rusak
  • Mudah dibagi-bagi tanpa mengurangi nilai
  • Mudah dibawa
  • Nilainya relatif stabil
  • Jumlahnya tidak berlebihan

Fungsi uang secara umum memiliki dua fungsi yaitu fungsi asli dan fungsi turunan. Fungsi asali uang yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan sebagai penyimpan nilai. Sedangkan fungsi turunan uang yaitu sebagai alat pembayaran yang sah, pembayaran utang, alat penimbun kekayaan, dan sebagai pendorong kegiatan ekonomi.

Bagaimana Kedudukan Uang Bagi Masyarakat ?

Nilai uang dipandang sangat berharga bagi kalangan masyarakat, karena uang adalah nilai harga sesuatu, tetapi segalanya tidak bisa menjadi harga bagi keduanya. Dalam hal ini, menimbulkan dampak negatif memandang akan fungsi uang bagi masyarakat. Di kalangan masyarakat kerap terjadi tindak kejahatan yang tak lain adalah karena uang. Mereka melakukan pencurian, pencopetan, pembunuhan, penipuan dan lain sebagainya semata-mata untuk mendapatkan uang. Bahkan mereka rela menjual diri dan berbuat zina untuk menghasilakan uang.

Rusaknya tali persaudaraan, terjadinya pertengkaran antara keluarga, dan cerai-berainya dalam kehidupkan berkeluarga juga sering terjadi karena uang. Uang bisa dikatakan sebagai alat pemuas. Namun, harga diri, dan kehormatan seseorang janganlah dinilai dengan nilai nominal.

Kejadian-kejadian itu memang sulit dihindari. Karena pada kenyataannya, seseorang kebanyakan cinta akan dunia atau harta yang disebut zuhud.Mendorong mereka berbuat tamak, sombong, dan tidak memperdulikan orang lain. Mereka berlomba-lomba untuk encari kekayaan dunia. Padahal dalam distribusi kekayaan, Islam mengajarkan untuk dapat mendistribusikan sebagian hartanya bagi orang yang membutuhkan. Baik melewati jalur zakat, infaq, sodaqoh, qurban, nafkah dan lain sebagainya.

Uang juga sebagai pendorong ekonomi. Namun, dalam teori moneter pencetaan uang yang terlalu berlebihan malah akan menimbulkan kelesuan ekonomi dan terjadi inflasi. Kekayaan suatu negara tidak ditentukan oleh banyaknya ketersediaan uang dalam negara tersebut. Tetapi ditentukan oleh kemajuan dalam sector produksi yang positif. Sehingga bagaimana supaya negara dapat menghasilkan tenaga kerja yang bagus untuk memajukan negaranya.

[1]http://journal.Stainkudus.ac.id. 28 des 2016.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun