Mohon tunggu...
Isna Tri Oktaviani
Isna Tri Oktaviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Akuntansi Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak, CIFM, CIABV, CIBG NIM 43219010168 ISNA TRI OKTAVIANI Universitas Mercu Buana Jakarta

Belajar, berani, dan buktikan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kuis_Kuliah 14_Analisis Ratio Keuangan PT Alumindo Light Metal Industry Tbk

13 Juni 2022   15:51 Diperbarui: 13 Juni 2022   15:58 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

A. LABA PERSAHAM

Untuk menilai posisi keuangan perusahaan, investor dapat menilainya dengan menghitung indikator keuangan perusahaan, atau profit per share (EPS). Banyak teori  ahli  mendefinisikan profit per share (EPS), tetapi biasanya profit per share (EPS) atau profit per share adalah per saham yang dapat diperoleh perusahaan dari bisnisnya, yang didefinisikan sebagai jumlah laba bersih.

Laba per saham atau Profit per share (EPS) dihitung dengan membagi laba pencetakan perusahaan untuk periode tersebut dengan jumlah saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Laba per saham (EPS) adalah laba bersih yang siap dibayarkan kepada pemegang saham dibagi dengan luas total  saham perusahaan. Earning per share (EPS), atau laba per saham, adalah  bentuk  keuntungan  dari seluruh saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Laba per saham dasar yang disusun untuk periode berjalan dihitung dengan membagi laba periode berjalan dengan jumlah rata-rata saham biasa yang diterbitkan untuk periode berjalan sesuai dengan PSAK 56 "Laba per saham". Data berikut digunakan untuk menghitung laba per saham dasar.

Perhitungan :

Dokpri
Dokpri
Dari data di atas, kita dapat melihat bahwa  laba bersih dan jumlah saham yang diterbitkan mempengaruhi peningkatan  laba per saham. Artinya EPS tahun 2018 lebih tinggi dibandingkan tahun 2019. Demikian pula pada tahun 2020, laba bersih mengalami penurunan, tetapi jumlah saham tidak bertambah. Alhasil, EPS di tahun 2020 menjadi sangat kecil.

B. CURRENT RATIO

Rasio lancar merupakan rasio yang dipakai buat mengukur taraf likuiditas. Likuiditas memberitahukan kemampuan perusahaan buat membayar kewajiban keuangan buat membayar kewajiban keuangan jangka pendek sempurna waktu. Likuiditas perusahaan adalah faktor krusial  wajib  diperhatikan sebelum merogoh keputusan buat memilih besarnya return saham yang wajib  dibayar. Return saham bagi perusahaan adalah arus kas keluar, semakin akbar  likuiditas perusahaan secara holistik maka semakin akbar  juga kemampuan perusahaan buat membayar return saham.

Current Ratio (CR) adalah cara buat menguji taraf perlindungan yang diperoleh pemberi pinjaman berpusat dalam pinjaman jangka pendek diberikan pada perusahaan buat mendanai aktivitas operasional perusahaan. CR rendah umumnya dipercaya menandakan adanya perkara pada likuidasi, kebalikannya rasio lancar yang terlalu tinggi jua kurang baik, lantaran menandakan banyaknya dana  menganggur yang dalam akhirnya bisa menurunkan profitabilitas perusahaan. Hal ini memberitahukan bahwa investor akan menerima return lebih rendah apabila kemampuan perusahaan pada memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin rendah.

 

Perhitungan untuk periode 2018 :

Current ratio            = Aset lancar / Utang Lancar

                                        = 2.115.994.105.157/ 2.144.650.311.300

                                        = 1 %

Perhitungan untuk periode 2019 :

Current ratio             = Aset lancar / Utang Lancar

                                        = 1.160.620.662.903/ 1.573.757.483.662

                                        = 0.73 %

Perhitungan untuk periode 2020 :

Current ratio             = Aset lancar / Utang Lancar

                                        = 65.009.326/ 99.946.499

                                        = 0.65 %

C. LEVERAGE RATIO

Rasio solvabilitas atau leverage ratio adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar semua kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dengan jaminan aset atau aset  perusahaan sampai  perusahaan ditutup atau dilikuidasi. Sebagai acuan, rasio adalah perbandingan beberapa besaran dan biasanya dinyatakan secara numerik. Salah satunya adalah rasio solvabilitas. Biasanya digunakan untuk mengukur kondisi keuangan perusahaan asuransi. Hal ini memungkinkan nasabah produk asuransi jangka panjang, seperti produk asuransi jiwa, untuk mengevaluasi perusahaan sebelum mengambil keputusan. Rasio solvabilitas atau rasio leverage atau rasio solvabilitas membandingkan total kewajiban perusahaan  dengan aset atau modalnya. Rasio ini merupakan jumlah kekayaan perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham dibandingkan dengan kekayaan kreditur (debitur). Jika  banyak aset perusahaan  dimiliki oleh pemegang saham, maka leverage perusahaan akan rendah. Sebuah perusahaan memiliki tingkat leverage yang tinggi jika kreditur atau pemberi pinjaman (biasanya bank) memiliki aset yang dominan.

"Perhitungan menggunakan Debt to Total Asset Ratio"

Perhitungan untuk periode 2018 :

DAR = Total Utang/Total Aktiva

          =  2.454.465.678.087 / 2.781.666.374.017

          = 0.88 %

 

Perhitungan untuk periode 2019 :

DAR = Total Utang/Total Aktiva

          =  1.723.459.522.731 / 1.725.649.624.878

          = 1 %

 

Perhitungan untuk periode 2020 :

DAR = Total Utang/Total Aktiva

          =  120.231.988 / 101.149.121

          = 1.18 %

D. DEBT SERVICE COVERAGE RATIO

Rasio cakupan layanan utang atau DSCR merupakan berukuran yang dipakai buat mengusut kemampuan peminjam buat membayar balik  utangnya. Ini merupakan berukuran terkenal dipakai sang bank buat memilih keberlanjutan utang.

Ada beberapa situasi pada mana rasio cakupan layanan utang berlaku :

  1. Keuangan perusahaan: Dalam keuangan perusahaan, rasio cakupan layanan utang dipakai buat memilih kemampuan perusahaan buat menutupi pembayaran bunga, utama & dana penyelesaian.
  2. Keuangan eksklusif: Rasio cakupan layanan hutang dipakai buat memilih kemampuan seorang buat membayar hutang mereka pegang. Ini termasuk menutupi bunga & utama pinjaman atau hutang.
  3. Real estat: Dalam real estat, rasio pembayaran hutang dihitung menjadi nilai properti buat melunasi hutang dimilikinya dari arus kas dihasilkannya.
  4. Rasio cakupan layanan utang global: GDSR serius dalam holistik kapasitas keuangan usaha & orang-orang yang meminjam uang. Hal ini bisa menaikkan DSCR tergantung dalam seberapa baik usaha mengelola keuangannya.

Perhitungan untuk periode 2018 :

DSCR             : EBIT / Total Debt Service

DSCR             : 211.798.421.714 / 2.144.650.311.300

DSCR             : 0,009 %

Perhitungan untuk periode 2019 :

DSCR             : EBIT / Total Debt Service

DSCR             : (80.671.393.173) / 1.573.757.483.662

DSCR             : (0,05 %)

Perhitungan untuk periode 2020 :

DSCR              : EBIT / Total Debt Service

DSCR              : (8.827.077) / 99.946.499

DSCR              : (0,08 %)

DAFTAR PUSTAKA :

http://repositori.unsil.ac.id/464/5/BAB%202.pdf 

https://www.jurnal.id/id/blog/menghitung-rasio-likuiditas/

https://lifepal.co.id/media/rasio-solvabilitas/

https://www.jurnal.id/id/blog/rasio-keuangan-mengenal-manfaat-rasio-cakupan/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun