Mohon tunggu...
Isna Tri Oktaviani
Isna Tri Oktaviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Akuntansi Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak, CIFM, CIABV, CIBG NIM 43219010168 ISNA TRI OKTAVIANI Universitas Mercu Buana Jakarta

Belajar, berani, dan buktikan.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Teori Akuntansi - (K10_Bagaimana Konsep Laba Menurut Akuntansi?) Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak, CIFM, CIABV, CIBG

16 Mei 2022   23:45 Diperbarui: 16 Mei 2022   23:48 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(docpri) K10_Konsep Laba pada Tataran Sematic, Konsep Laba pada Tataran  Sintaksis, dan Konsep Laba pada Tataran Pragmatic

Arti income pada hal perpajakan bisa tidak sama menggunakan arti income pada akuntansi atau pelaporan keuangan. Dalam kata perpajakan, income atau keuntungan berarti jumlah kotor penghasilan sebagaimana dipakai pada baku akuntansi keuangan. Sementara pada hal akuntansi, keuntungan diartikan menjadi jumlah higienis sebagaimana didefinisikan sang FASB atau lebih spesifiknya merupakan keuntungan komprehensif.

Laba akuntansi diartikan menjadi selisih antara pendapatan & biaya lantaran akuntansi secara generik menganut konsep kos historis, asas akrual, & konsep penandingan. Pendefinisian keuntungan menjadi pendapatan dikurangi biaya merupakan definisi secara struktural lantaran keuntungan tak diartikan. Laba (income/earning/profit) bisa didefinisikan menurut banyak sekali sudut pandang, pertama menurut pandangan aktiva/uang, keuntungan adalah kenaikan aktiva neto selain pendapatan (revenue) & perubahan kapital. Kedua menurut pandangan penghasilan/pengeluaran, keuntungan adalah kelebihan pendapatan (revenue) pada atas beban (expenses).

Dalam praktiknya, kiprah pengguna laporan keuangan memakai konsep keuntungan & contoh pengambilan keputusan yang berbed-beda. Pengertian & cara pengukuran yang agak berbeda ini dikesampingkan pada hal tujuan menurut pelaporan keuntungan. Laba akuntansi menggunakan banyak sekali interpretasi yang disebutkan pada atas diperlukan bisa dipakai diantaranya buat indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam pada entitas usaha yang diwujudkan pada taraf kembalian atas investasi, pengukur prestasi atau kinerja badan bisnis & manajemen, dasar & lain sebagainya. Konsep laba dibagi menjadi 3, yaitu :

1. KONSEP LABA DALAM TATARAN SEMANTIK

Konsep keuntungan pada tataran semantik disini berkenaan menggunakan kasus makna apa yang wajib dilekatkan sang perekayasaan pelaporan keuangan dalam simbol atau unsur keuntungan sebagai akibatnya lebih berguna & bermakna menjadi berita. Pemaknaan keuntungan secara semantik akhirnya akan memilih pemaknaan keuntungan secara sintaktik yaitu :

  • Pengukur kinerja perusahaan
  • Konfirmasi asa investor

2. KONSEP LABA DALAM TATARAN SINTAKTIK

Dalam tataran sintaktik, keuntungan wajib dioperasionalkan pada bentuk baku & mekanisme akuntansi yang objek sehinggap jumlah keuntungan bisa diukur & tersaji pada laporan keuangan. Makna keuntungan secara sintaktik merupakan mendefinisikan keuntungan menjadi selisih pengukuran & penandingan antara pendapatan & biaya. Pengukuran pada arti luas yang mencakup pengakuan, waktu pengkuran, & mekanisme pengakuan ditambah cara mengungkapan adalah kasus dalam tataran sintaktik, dimana dalam tataran semantik kasus yang ada merupakan tentang definisi.

 

3. KONSEP LABA DALAM TATARAN PRAGMATIK

Dalam kaitannya menggunakan keuntungan, tataran pragmatik membahas apakah berita keuntungan berguna atau apakah berita keuntungan nyatanya dipakai. Lantaran banyaknya pengguna laporan keuangan menggunakan banyak sekali kepentingan jua, banyak sekali macam jua cara buat bisa mengetahui kebermanfaatan keuntungan itu sendiri. Diantaranya menggunakan menanyakan eksklusif pada para pengguna, mengenali bagaimana berita keuntungan dipakai secara nyata, & mengukur reaksi pasar kapital terhadap pengumuman keuntungan akuntansi pada satu periode.

Daftar Pustaka

  1. Ekinci, N. K. (2011). Income Distribution in a Monetary Economy: A Ricardo-Keynes Synthesis. New York, Levy Economics Institute
  2. Haron, R., et al. (2013). "A Study on Timeliness of Income Recognition for Shariah Compliant Companies: A Malaysian Evidence." International Journal of Social Science and Humanity 3(2)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun