Mohon tunggu...
Isnaeni Rahma
Isnaeni Rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Geography Learning in Jago Temple

17 Juni 2023   08:45 Diperbarui: 17 Juni 2023   08:48 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari pemaparan kegiatan pembelajaran geografi diatas, model pembelajaran Project Based Learning (PJBL) yang dikombinasikan dengan konsep outdoor memiliki keunikan tersendiri. Keunikan ini dapat kita lihat dari bagaimana integrasi antara model pembelajaran dengan konsep yang diusung dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Selain itu dengan penerapan pembelajaran outdoor ini dapat menambah antusiasme peserta didik dalam belajar. Candi Jago sebagai objek pembelajaran outdoor ini dapat memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam mempelajari materi geografi sosial yakni tentang kebudayaan. Peserta didik dapat dengan mudah mendapat salah satu contoh dari hasil kebudayaan suatu daerah dengan menganalisis, mengidentifikasi dan memahami bagaimana keterkaitan lingkungan dengan terbentuknya hasil dari kebudayaan yang ada. Model pembelajaran yang berbasis projek di luar kelas dapat membuka lebih lebar jendela pengetahuan peserta didik. Jadi tidak hanya berpaku pada materi di buku namun dapat menganalisis secara langsung hasil kebudayaan di lingkungan sekitar mereka. Dari kegiatan ini peserta didik juga menghasilkan tugas proyek yang baik, karena mereka dapat menuangkan hasil pengamatan, analisis dan identifikasi lingkungan sekitar dalam tugas proyek mereka. Project based learning yang terintegrasi dengan konsep outdoor ini dinilai cukup efektif dalam menyampaikan materi tentang kebudayaan. Sehingga dengan penerapan PJBL outdoor ini diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai dan siswa dapat memahami materi dengan baik

dokpri
dokpri

Proses pelaksanaan kegiatan outdoor learning dikolaborasikan dengan model pembelajaran Project Based learning ini dilaksanakan selama 2 jam pelajaran setiap harinya (3 hari) dengan tujuan untuk mengimprovisasi dan menginovasi sebuah pembelajaran dengan harapan memberikan pengalaman belajar baru yang menyenangkan dan tidak membosankan. Dalam prosesnya setiap kelas mengalami kendala masing-masing, ada kelas yang memang sulit memahami penyampaian informasi projek yang kami sampaikan, ada pula yang justru kesulitan dalam penerapan informasi yang kami berikan, lebih lucunya ada yang pemahamannya berbeda dengan apa yang kami maksud namun mereka tidak memvalidasinya terlebih dahulu sehingga harus mengambil vlog ulang sesuai dengan apa yang kami inginkan.

Pelaksanaan kegiatan ini yaitu tanggal 1 Maret, 6 Maret, dan 8 Maret 2023 dengan maksud membuat vlog kelompok materi kebudayaan, vlog yang dibuat harus memenuhi beberapa aspek antara lain: Sejarah suku (asal usul suku), Keunikan dari suku yang diambil (ikonik), Kebudayaan yang diambil, Ciri khas budaya yang diambil, serta Info terkini dari suku dan budaya tersebut. Dengan pembuatan vlog ini diharapkan para siswa mampu memahami materi kebudayaan yang telah disampaikan sebelumnya, selain itu juga dimaksudkan agar terciptanya kolaborasi kelompok dalam setiap kelas. Sistematika pembelajaran ini yaitu dengan pembagian kelompok maksimal 6 anggota dalam 1 kelompok, selanjutnya setiap kelompok diberikan 1 provinsi dengan berbagai suku yang ada di situ, dalam kelompok tersebut memilih sendiri suku apa yang akan mereka jabarkan beserta kebudayaan yang ada di suku tersebut.

Candi jago ini terletak persis di belakang SMAS Diponegoro Tumpang sehingga untuk menuju kesana tidak membutuhkan waktu lama dan effort yang lebih, Ketika menuju ke candi jago ini hanya 1 kelas perharinya sehingga lebih terstruktur dalam proses pelaksanaan dan lebih mudah proses pengawasannya antara siswa yang hadir dan tidak hadir di candi jago tersebut, selain kegiatan pembelajaran, ada pula sesi dokumentasi kegiatan ini sehingga dalam pelaporannya lebih valid. Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran ini cukup tinggi karena jarang sekali guru di sini menerapkan outdoor learning.

Output yang dihasilkan oleh siswa dalam pembelajaran ini berupa vlog kelompok dengan beberapa ketentuan yakni Minimal 3 menit tanpa jeda dan tanpa diedit, bentuk videonya  Landscape, serta Semua anggota inframe dan berkontribusi dalam menjelaskan. Dengan output tersebut dapat digunakan dalam penilaian diskusi kelompok dan projek kelompok, selain itu juga dapat digunakan arsip sebagai bukti telah adanya pembelajaran dengan model PjBL (Project Based Learning).

Kendala yang dihadapi dalam penerapan PJBL outdoor yakni

  • Sulitnya Mengkoordinir siswa saat perjalanan menuju ke lokasi pembelajaran (Candi Jago)

Para siswa saat hendak ke lokasi pembelajaran yakni candi jago sulit untuk dikoordinir karena jumlahnya siswa yang lumayan banyak, dan kerap siswa saling tunggu menunggu satu sama lain (enten entenan) hal ini menjadikan banyaknya waktu pembelajaran yang tersita.

  • Siswa sulit berkonsentrasi

Kelemahan selanjutnya dengan adanya outdoor learning ini yakni, saat di lokasi pembelajaran para siswa tidak langsung mengerjakan tugas yang diberikan tetapi mereka masih ada yang bermain dengan sesama siswa. Dari hal ini menjadikan outdoor learning menjadikan siswa sulit untuk berkonsentrasi. Bahkan mereka baru saja mengerjakan saat waktu akan habis (Injury Time).

  • Memerlukan pengawasan dan bimbingan yang ketat

Dalam outdoor learning pengawasan dan bimbingan yang ketat sangat dibutuhkan. Karena jika kita tidak mengawasi dengan sepenuhnya, siswa akan cenderung lebih banyak bermainnya dibanding mengerjakan tugasnya/job yang telah diberikan. Hal ini menjadikan saat outdoor learning dibutuhkan pengawas (Tenaga Pengajar) yang lebih dari 1 guna untuk mengoptimalkan kegiatan outdoor learning.

Jika ditarik kesimpulan dari berbagai kendala kendala yang terjadi selama proses penerapan outdoor learning, segala kendalanya mengerucut pada masalah alokasi waktu. Maka dari itu saat melakukan kegiatan outdoor learning hendaknya mempersiapkan segala bentuk persiapan sehingga outdoor learning dapat terlaksana dengan sempurna dan optimal. Mengenai hal itu salah satu persiapannya yakni menambah pengawas saat pembelajaran outdoor, dan memberikan alokasi yang cukup (sesuai estimasi/tidak kurang maupun tidak lebih).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun