Mohon tunggu...
Isna Nuraini
Isna Nuraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penggunaan Kendaran Pribadi Menjadi Penyebab Utama Kemacetan di DKI Jakarta

25 September 2022   18:45 Diperbarui: 25 September 2022   20:02 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Afriandini Aisyah & Isna Nur'aini

Kemacetan adalah sebuah permasalahan yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia, terkhusus masyarakat yang tinggal di Ibukota. Menurut Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman, kemacetan di Jakarta itu terbagi dalam dua sesi waktu. Pertama jam 07.00 - 09.00 WIB, saat masyarakat memulai aktivitas, seperti berangkat sekolah dan kerja. Lalu, kedua pada jam 16.00 - 18.00 WIB saat masyarakat mulai kembali ke rumah setelah melakukan aktivitas.

Ada banyak penyebab kemacetan yang terjadi di Jakarta, salah satunya adalah masyarakat yang lebih suka bepergian menggunakan kendaraan pribadi dibanding dengan kendaraan umum. Banyak terlihat oleh kita sendiri bahwa kendaraan bermotor sangat mendominasi di jalanan. Hal ini dibuktikan oleh data yang dimiliki Badan Pusat Statistik.

whatsapp-image-2022-09-25-at-7-06-00-pm-6330446b08a8b51d7a78ce13.jpeg
whatsapp-image-2022-09-25-at-7-06-00-pm-6330446b08a8b51d7a78ce13.jpeg
Dapat dilihat dari data diatas bahwa jumlah pengguna sepeda motor terus meningkat setiap tahunnya. Di tahun 2021 terdapat sebanyak 16.519.197 unit kendaraan sepeda motor. Ini merupakan angka tertinggi dibanding jenis kendaraan lainnya. Sepeda motor menjadi salah satu moda transportasi favorit warga DKI Jakarta karena beberapa alasan, salah satunya adalah harga sepeda motor yang relatif lebih murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat. selaain itu pemakaian bahan bakarnya pun dinilai lebih hemat dibandingkan kendaraan lainnya, dan alasan utamanya adalah dapat melewati macetnya ibu kota dengan mudah. Ini menjadi beberapa alasan utama mengapa masyarakat lebih sering menggunakan kendaraan pribadi sepeda motor dibandingkan transportasi umum. Hal itu pula lah yang menjadi salah satu penyebab kemacetan yang terjadi di Jakarta. Terdapat beberapa faktor lainnya yang mempengaruhi masyarakat lebih gemar menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan transportasi umum, yaitu:

1. Faktor kenyamanan dan keamanan

Meskipun sekarang sudah banyak fasilitas-fasilitas kendaraan umum yang membuat nyaman masyarakat, tetapi masih ada beberapa fasilitas kendaraan umum yang membuat masyarakat tidak nyaman, Contohnya angkutan umum yang supirnya sering ugal-ugalan, ditambah masih maraknya copet di tempat kendaraan umum. Hal inilah yang membuat masyarakat enggan untuk menaiki kendaraan umum.

2. Faktor ketepatan waktu

Masih banyak ditemukan bahwa kendaraan umum di Jakarta sering kali tidak berangkat atau sampai sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Kebiasaan ngetem, terutama pada angkutan umum bis dan angkot, menjadi hal yang menyebabkan keterlambatan.

Untuk menekan angka kemacetan yang ada di Jakarta, Pemprov DKI melakukan banyak cara untuk dapat mengurangi angka kemacetan. Salah satu cara yang dinilai dapat dengan efektif mengurangi kemacetan adalah dengan penataan kembali stasiun KRL yang terintegrasi dengan Transjakarta dan juga MRT/LRT. Pemerintah juga melakukan perbaikan sistem angkutan umum yang ada di Jakarta dengan mengadakan Program JakLingko, sehingga mobilitas masyarakat termasuk akses pejalan kaki dan kendaraan umum lainnya dapat tertata.

Referensi

BPS Provinsi DKI Jakarta. (n.d.). BPS Provinsi DKI Jakarta. Retrieved September 24, 2022.

Dewanti, Y. P. (2022, Februari 11). 5 Upaya Pemprov DKI Jakarta Menurunkan Tingkat Kemacetan di Ibu Kota. TribunTangerang.com. Retrieved September 24, 2022.

Nanda, A. M. (2022, Agustus 23). Kemacetan Jakarta Semakin Jauh dari Nyaman. Kompas.com. Retrieved September 24, 2022.

Sari, D. P. (2021, Juni 21). Peningkatan Jumlah Kendaraan Bermotor di DKI Jakarta - Unit Pengelola Statistik. DKI Jakarta. Retrieved September 24, 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun