Mohon tunggu...
isnani rachmawati
isnani rachmawati Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru pembelajar

Seorang ibu rumah tangga yang juga seorang guru dan senang jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

KHD dan Pratap Triloka

14 Februari 2023   12:33 Diperbarui: 14 Februari 2023   12:37 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebaliknya, jika keputusan yang akan dibuat berkaitan dengan rekan guru, kita juga dituntut mampu mengembangkan potensi yang ada dalam diri murid atau rekan guru. kita tidak boleh menggurui apalagi memaksa mereka melakukan sesuatu berdasarkan keputusan sepihak dari kita. Di sinilah saatnya terjadi coaching, kita hendaknya mampu membantu murid dan sesama guru yang mengalami kendala dengan memaksimalkan potensi yang ada dalam diri mereka untuk menemukan solusi saat menghadapi masalah.

Coaching akan menjadi sempurna jika kita mampu menggabungkan alur Tirta dengan langkap-langkah pengujian keputusan ketika menghadapi masalah. Seorang guru dan pendidik haruslah mampu mengenali kebutuhan belajar para siswanya dan mampu mengelola kompetensi sosial dan emosionalnya ketika menghadapi apapun, terlebih menghadapi permasalahan. Oleh karena itu, kompetensi sosial dan emosional yang baik sangat dibutuhkan agar ketika pengambilan keputusan terjadi guru dapat membuat keputusan dengan kesadaran penuh atas berbagai pilihan serta konsekuensi atas keputusannya tersebut.

Pengambilan keputusan harus dilakukan secara berani dan bertanggung jawab karena pada dasarnya keputusan yang kita ambil kerap kali menuntut kita mampu mengenalinya sebagai sesuatu yang dilematis antara dilema etika maupun bujukan moral yang kerap melanda. Sering kali pula, keputusan yang diambil tidak mampu menyenangkan berbagai pihak yang terlibat. Maka dari itu, dengan berpegang teguh pada nilai-nilai kebajikan yang berlaku, kita akan mampu melihat segala permasalahan dengan jernih dan membuat keputusan yang bijak.

Keterampilan yang baik dalam pembuatan keputusan berbanding lurus dengan pengalaman seseorang. Pada studi kasus yang berkaitan dengan moral atau etika, seseorang memerlukan kesadaran diri dan keterampilan sosial dalam penyelesaiannya. Sebaliknya, jika permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan bujukan moral, seseorang memerlukan ketegasan dalam penyelesaiannya. Selanjutnya, sebelum memutuskan sebuah masalah, seseorang memerlukan sembilan langkah pengujian keputusan agar apa yang ditetapkannya yang tepat dan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengenali/ mengidentifikasi terlebih dahulu kasus yang terjadi apakah kasus tersebut termasuk dilema etika atau bujukan moral. Jika kasus tersebut merupakan dilema etika, sebelum mengambil sebuah keputusan kita harus mampu menganalisa pengambilan keputusan berdasarkan pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sehingga hasil keputusan yang kita ambil mampu menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman untuk muridnya dan pihak lainnya yang terlibat. Intinya pengambilan keputusan yang tepat terkait kasus-kasus pada masalah moral atau etika hanya dapat dicapai jika dilakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Akan tetapi, langkah pengujian keputusan ini tidak akan berfungsi secara maksimal jika kita dihadapkan pada sebuah situasi misalnya: terjadi perbedaan pandangan di antara pihak-pihak yang terlibat; tidak ada pilihan yang lain karena aturan yang ada pada pimpinan/ sekolah; adanya nilai-nilai kesetiakawanan, kesukuan yang masih kental dalam budaya di lingkungan sehingga menimbulkan rasa kasihan lebih domina; serta jika keputusan yang diambil terburu-buru.
Hal lain yang bisa menjadi tantangan tersendiri dalam pengambilan keputusan ini adalah karena adanya keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dari pemimpin; adanya pengalaman pahit/ trauma yang dialami sebelumnya; perbedaan sudut pandang; kurang cermat dalam mengidentifikasi; dan keraguan dalam diri pemimpin sehingga masih adanya rasa khawatir tidak tepat dalam mengambil keputusan.

Jika sembilan langkah pengujian keputusan telah diambil, kemungkinan besar seorang guru telah mampu membuat keputusan dengan baik. Tentunya, kita masih ingat bahwa dasar pengambilan keputusan dalam dunia pendidikan adalah berpihak pada kepentingan siswa, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawa.

Intinya, jika ketiga hal tersebut terlaksana dengan baik, secara tidak langsung kita telah mendukung siswa dalam mendapatkan haknya secara penuh. Dengan kata lain, merdeka belajar telah terpenuhi.

Guru sebagai pendidik adalah pemimpin pembelajaran sekaligus pamong yang diibaratkan seorang petani yang menyemai benih. Benih tersebut dapat tumbuh subur jika mendapatkan perawatan yang baik pula.

Demikian juga dengan murid, seorang guru bertanggungjawab untuk mengembangkan potensi yang dimiliki murid sebagaimana petani yang menyemai benih untuk mendapatkan hasil yang baik sehingga setiap keputusan guru akan berpengaruh pada masa depan murid.
Untuk mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus benar- benar memerhatikan kebutuhan belajar murid. Jika keputusan yang kita ambil sudah mempertimbangkan kebutuhan murid maka mereka akan mampu menggali potensi yang ada dalam dirinya.

Tentunya guru sebagai pemimpin pembelajaran dituntut mampu memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar dan menuntun murid dalam mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga keputusan kita dapat berpengaruh terhadap keberhasilan dari murid di masa depannya nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun