Mohon tunggu...
ISNANING YUBAIDAH
ISNANING YUBAIDAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang sedang meniti dan terus belajar dalam dunia yang fana ini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Benarkah Korean Wave Menjadi Candu bagi Industri Kreatif Indonesia?

26 Juni 2022   14:56 Diperbarui: 26 Juni 2022   15:33 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hallyu atau Korean Wave yang dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan "Gelombang Korea" merupakan fenomena penyebaran budaya Korea, yaitu Korea Selatan secara global. Fenomena hallyu ini sudah terjadi di beberapa negara dan dimulai sejak tahun 90-an. Tujuan dari korean wave sendiri tentu untuk membuat budaya Korea mendunia dan dikenal di berbagai kalangan. Media yang digunakan untuk menyebarkan budaya Korea berupa Drama, Film, Musik Pop, hingga acara televisi berupa Variety Shows. Fenomena hallyu ini juga telah masuk ke Indonesia sejak tahun 2000an. Lalu, sejauh manakah fenomena hallyu ini tumbuh di dalam masyarakat Indonesia? Apakah fenomena hallyu ini membawa dampak yang besar bagi Indonesia, khususnya dalam bidang sastra populer?

 Berbicara mengenai fenomena hallyu, Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak negara yang menerima gelombang Korea dalam banyak bidang kehidupan. Masuknya gelombang Korea ke Indonesia sendiri diawali dengan adanya penayangan serial Drama Korea pada tahun 2000an. Contoh drama Korea yang tayang pada tahun 2000an adalah serial drama dengan judul "Autumn In My Heart" pada tahun 2001.  Pada awal pertamakali masuk ke Indonesia, mungkin banyak masyarakat yang tidak menaruh perhatian khusus pada tayangan drama Korea ini. Namun karena pengaruh globalisasi, sebuah informasi dapat dengan mudah tersebar dan menjangkau banyak tempat. Termasuk salah satunya adalah kegiatan gosip yang biasa dilakukan oleh banyak orang. Dengan adanya kemajuan teknologi, kegiatan gosip dapat menjangkau lintas negara. Hal ini tentu memiliki pengaruh yang besar, terutama mengenai pemikiran masyarakat.

Adanya open discussion di media internet, menjadikan sebuah isu dapat dengan mudah tersebar dan kemudian menjadi hal yang hangat dan trending di dalam masyarakat. Hal ini juga menjadi salah satu penyebab menyebarnya fenomena hallyu dengan cepat dan mudah. Hanya melalui media internet, sebuah informasi dapat tersebar dengan jangkauan yang luas. Keberadaan internet inilah yang kemudian menjadikan gelombang korea sedikit demi sedikit meluas dan menjadi banyak perbincangan masyarakat. Indonesia tentunya menjadi salah satu yang tidak ketinggalan mengenai fenomena hallyu ini.

Tayangan serial drama yang pada awalnya tidak mendapatkan perhatian khusus, justru kemudian menjadi hal yang banyak dibicarakan di dalam masyarakat, terutama para milenial dan remaja yang dekat dengan keberadaan media sosial. Karena eksistensi yang semakin menguat, penayangan serial drama Korea menjadi seperti virus yang cepat menyebar bagi industri hiburan di Indonesia. Yang pada awalnya kebanyakan penggemar berasal dari kalangan remaja, kemudian bertambah dari kalangan emak-emak. Hal ini dikarenakan karena penyajian senimatografi yang berbeda dengan industri dalam negeri. Selain itu, para pemain yang dinilai good looking menjadi faktor penting keberhasilan dalam mencuri hati banyak penggemar.

Keberhasilan serial drama Korea pada media hiburan Indonesia kemudian menyebabkan bertambahnya penayangan acara lain yang berbau korea. Acara tersebut seperti variety shows dan acara musik korea. Hal tersebut tentu mendapatkan sambutan yang hangat dari kalangan penggemar Korea. Dan karena hal itu, pengaruh gelombang korea menjadi semakin besar bagi Indonesia, terutama dalam bidang hiburan. Dalam bidang musik misalnya. Selera musik Indonesia lambat laun berubah kiblat kepada Negeri Gingseng, yaitu Korea Selatan. Hal ini tak lain karena konsep yang dibawkan oleh musik pop atau yang biasa disebut dengan K-pop berbeda dari biasanya. K-pop membawakan musik  dengan formasi band atau group, yang mana tidak hanya menyayi namun juga menampilkan dance yang sangat memukau.

Fenomena hallyu di Indonesia kemudian disebut sebagai demam K-pop. Hal ini dikarenakan para fans akan mengikuti dan meniru apa yang dilakukan oleh para idol mereka. Seperti misalnya gaya rambut, gaya berpakaian, bahkan gaya berbicara. Tidak hanya itu, para penggemar korea juga berbondong-bondong untuk belajar budaya dan bahasa korea. Fenomena ini kemudian membawa dampak yang besar bagi industri hiburan Indonesia. Dimulai dari terbentuknya boys group dan girls group dengan konsep yang sama, yaitu menyayi dan menari. Kemudian hadirnya film dan sinetron yang mengusung tema yang sama dengan serial drama dan film korea, program televisi yang menyajikan berbagai informasi mengenai Korea, bahkan cerita novel  yang juga berbau Korea.

Setelah bertahun-tahun lamanya, gelombang korea yang ada di Indonesia belum terlihat akan redup dan tergantikan. Namun sebaliknya, pengaruh budaya korea di Indonesia justru semakin kuat dan luas. Hal ini dibuktikan dengan adanya berbagai konser dan festival yang mengundang aktor, aktris, dan idol Korea Selatan. Tidak hanya itu, brand ambassador di Indonesia juga dibanjiri dengan tokoh-tokoh Korea. Seperti misalnya platform belanja online Indonesia (Tokopedia, Shoope, Lazada) dan brand kosmetik Indonesia (Somethinc, Ms Glow, Scarlett Whitening).

Media hiburan seperti platform digital juga tak luput dari pengaruh fenomena hallyu. Media twitter misalnya. Belakangan ini banyak bermunculan hiburan berupa Alternate Universe atau yang biasa disebut AU oleh pengguna twitter. AU ini semacam cerita pendek namun menggunakan media photo screen capture sebagai penyampaian isi cerita. Selain itu, tokoh yang digambarkan dalam cerita AU adalah idol Korea yang digemari. Cerita AU sendiri merupakan hal baru dalam dunia hiburan sekaligus kepenulisan di Indonesia. Meskipun hal baru, namun cerita AU mendapatkan sambutan dan antusias yang tiggi dari penggemar K-pop.

Dalam dunia kepenulisan, fenomena hallyu sangat cepat merebak dan bahkan sulit untuk dibendung. Seperti misalnya cerita-cerita yang ada pada platform kepenulisan seperti wattpad. Wattpad sendiri merupakan sebuah platform yang dapat digunakan untuk mengunggah sebuah karya tulis dan membaca karya tulis. Karya tulis yang tersedia berupa novel maupun cerita pendek. Pengaruh hallyu dalam platform kepenulisan wattpad yaitu berupa tema, tokoh, dan bahkan alur yang mengangkat tentang Korea. Namun hal itu disesuaikan dengan genre yang diangkat oleh penulis.

Genre yang familiar misalnya adalah fan fiction. Fan fiction ini biasanya bercerita mengenai idol yang digemari. Tentu hal ini kemudian menjadi sebuah trend baru dalam dunia kepenulisan yang kemudian menjamur. Dalam genre lain seperti teen fiction, pengaruh hallyu juga tidak dapat dihindari. Penggambaran sosok tokoh dalam cerita dan juga alur yang diangkat terlihat sama dengan apa yang disajikan oleh media hiburan Korea. Bahkan dalam genre fiction dan historical banyak cerita yang mengangkat unsur budaya Korea.

Demam Korea di Indonesia merupakan salah satu bentuk keberhasilan fenomena hallyu itu sendiri. Hal ini tentu membawa dampak yang beragam bagi Indonesia. Dampak positifnya, fenomena hallyu dapat meningkatkan gairah dalam dunia hiburan, khususnya bidang sastra populer. selain itu, fenomena hallyu juga dapat menjadi salah satu tangga bagi kebangkitan dunia sastra populer Indonesia. Namun dampak buruknya, Indonesia sulit untuk menentukan identitas dan jati diri sendiri. Di sisi lain, Indonesia juga rentan terkena cap plagiarism. Seperti dalam kasus yang pernah terjadi pada tahun 2014 silam. Pada saat itu, sinetron Indonesia yang berjudul "Kau yang Berasal dari Bintang" mendapat tuduhan plagiarisme dari pihak stasiun televisi SBS. Hal ini disebabkan karena sinetron Kau yang Berasal dari Bintang dinilai meniru 100% serial drama korea yang berjudul "Man From The Stars "tanpa seizin pihak SBS.

Dari banyaknya fenomena yang ada, dapat dikatakan bahwa fenomena hallyu kemudian menimbulkan kecanduan bagi Indonesia. Entah bagi penikmat hiburan ataupun bagi penyaji hiburan. Namun yang jelas, kecanduan ini tidak selamanya berdampak baik bagi industri Indonesia. Indonesia harus bisa berdiri di atas kaki sendiri dan membentuk jati diri yang pasti. Jika hal ini terus dibiarkan, maka sejarah dalam dunia hiburan dan sastra populer di Indonesia akan macet dan tidak berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun