Mohon tunggu...
Isnandar
Isnandar Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Masih belajar dan tetap belajar dalam melihat, mendengar kemudian merefleksikan rasa lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Selamat Pagi Jakarta

17 Juni 2019   07:00 Diperbarui: 17 Juni 2019   07:01 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini. Berjuta tapak kaki. Singgah dipunggung Jakarta. Menjejak kuat-kuat seperti paku bumi. Membentuk bak fondasi bangunan mimpi.

Pagi ini. Butiran nasi uduk. Dan sepenggal kisah bakwan. Terapung menghiasi wajah parit dan pelimbahan. Setumpuk mangkuk kotor. Meninggi. Setinggi mimpi dikebiri.

Selamat pagi Jakarta. Berjuta pesona, mata terbelalak menatap. Melupakan lelah. Lalu, menyimpan logika dalam saku budaya. Bermacam akrobat argumen. Menina bobokan fikiran.

Dan penjaja sarapan. Engkaulah penggerak roda besar bernama ekonomi. Membuka cakrawala pagi. Menjawab simpul tali temali. Begitu ruwet dan kusut dihilir kali.

Tanpa kau. Geliat vitalitas kota melempem. Hiruk pikuk kota tak berdaya. Engkaulah lambang. Tumbuh kembang kecambah. Dirumah kita.

Stasiun Manggarai 16.06.2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun