Mohon tunggu...
Isna Kamal
Isna Kamal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Human

fot The Task

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Happy Anniversary Satu Tahun Dua Semesternya

1 Juni 2022   13:06 Diperbarui: 1 Juni 2022   13:13 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Happy Anniversary Bapak Dosen

Satu tahun telah terlewati semenjak awal pertemuan dengan beliau. Meski secara virtual dan beliau tidak menyalakan kamera zoom meeting pada saat itu, seolah-olah memberi kesan kepada kita para mahasiswa yang masih belum mengenal dunia perkuliahan ini menjadi sosok dosen misterius dan tak tersentuh. 

Apalagi pertama kali beliau memberikan tugas dengan tema mencari informasi kepribadian beliau kepada kakak tingkat yang pernah beliau ajar, dan kebanyakan dari kakak tingkat / kating mengatakan bahwa beliau itu orangnya enakan dek, baik, dermawan nilai, dan enjoy, tapi beliau juga bisa serius. 

Kalau sudah serius gini nggak ada yang berani berkutik sekalipun. Seorang dosen yang disebut-sebut ini mengajar saya di Fakultas Ekonomi dengan dua kepribadian unik yang jarang saya temukan selama dua semester berada di jenjang perkuliahan, ada pada diri dosen lain utamanya di kampus-kampus UIN (Universitas Islam Negeri). 

Beliau bisa merangkap sebagai seorang teman bincang anak muda dan seorang dosen yang sangat disegani mahasiswanya. Nama yang sangat sederhana namun sangat berkesan bagi setiap mahasiswa yang hanya menyebutnya saja, beliau adalah bapak Edi Purwanto M. Si, yang biasa kami panggil pak Edi. 

Namun beliau biasanya masih tetap mengelak akan kenyataan bahwa beliau memang sudah bapak-bapak dan meminta kami memanggil dengan sebutan cak. Bapak dosen yang memang memiliki kepribadian sangat enjoy, tidak suka ribet namun tegas dan kompeten. 

Awal mula saat saya mewawancarai beberapa kating, merasa sedikit adanya bumbu kebohongan jikalau pak Edi adalah dosen yang paling baik dan dermawan. Karena dilihat dari awal pertemuan, beliau belum apa-apa saja sudah memberikan kami opini yang mengarah pada sosok dosen misterius. 

Namun semua opini dan awal judge kami terhadap beliau salah besar, utamanya saat saya dan teman saya sesama mahasiswa baru first time bertemu pak Edi saat sedang berada di Kota Jombang. Kronologi cerita, melalui via WA dengan ringannya beliau mengajak kami beberapa mahasiswa Jombang untuk pergi ngopi bareng, padahal yang diajak ngopi ini sungkan dan tremor banget. 

Karena pada saat itu pihak kampus belum mengadakan perkuliahan secara offline, jadi takutnya malah bingung mana yang pak Edi dan mana pengunjung lain, sebab saling ketidak tahuan kami terhadap beliau. Maka dari situlah saya merasa bahwa beliau memang baik dan positive vibes.

Waktu semakin berjalan, genap satu tahun pula pak Edi menjadi dosen ajar kami. Semester pertama dengan mata kuliah Pancasila dan semester kedua dengan mata kuliah kewarganegaraan. Pada materi kewarganegaraan kali ini beliau memberi arahan penugasan dengan wawancara kepada beberapa orang, yang kemudian dijadikan sebuah artikel untuk menuangkan segala inspirasi dan makna-makna kecil yang belum saya ketahui dan sadari. 

Mulai dari tema deskripsi seorang teman, deskripsi abah sosok orang tua yang lebih dekat dengan saya, gambaran seorang ibu di mana setelah saya sedikit berbincang-bincang melalui via telepon beliau tak pernah luput perhatian meski ia tuangkan melalui abah, mengenal tradisi dan kebiasaan masyarakat Jombang saat akan menjelang bulan suci Ramadhan, 

dua artikel setelah wawancara dengan kepercayaan selain islam, mewawancarai salah satu sosok penting dari berhasilnya kegiatan KPU di kota Jombang, menulis sepenggal cerita orang yang lebih membutuhkan yang sebenarnya mereka memaknai kebahagiaan sangatlah sederhana jikalau kita ikhlas dan pandai bersyukur, kemudan yang terakhir menulis artikel salah satu guru semak ngaji saat kami masih jenjang kanak-kanak. 

Dari sekian banyaknya artikel yang saya tulis, ada kesan tersendiri pada tiap-tiap artikelnya dan saya merasa sangat senang ketika memori itu kembali hadir. Sebelum saya menulis artikel deskripsi teman, jujur saya sedikit ragu dengan Renita. Saya takut jika kami tidak satu frekuensi yang bisa memunculkan kecanggungan tersendiri saat bertemu. 

Karena si Renita memang pintar sekali dalam menyembunyikan perbedaan sifat antara bertemu dengan orang yang belum lama ia kenal dekat dengan seorang teman yang sudah tahu seluk beluk dan asal mula Renita dari singgasana Lamongan Kota Soto. Setelah kami merasakan jika sama-sama receh guyonan kami sefrekuensi, lucunya malah sekarang jadi teman yang kemana-mana sering barengan. Saat menulis artikel selanjutnya yakni tentang abah, 

saya merasa ada sedikit tamparan dengan pesan abah yang mengajarkan saya untuk selalu ikhlas, rendah hati dan penyabar. Memang benar saya lebih dekat dengan abah, tapi sifat saya yang ceplas-ceplos dan terbuka ini menurun dari ibu saya, yang selanjutnya saya menulis artikel tentang ibu, 

dengan kasih sayangnya melebihi besar dari setiap gunung yang ada di dunia dan ketulusan hati melebihi luasnya samudera tak lupa dengan do'a-do'a yang selalu ia panjatkan mengiringi setiap langkah saya dengan lambatnya saya baru menyadari semua itu. 

Terimakasih Abah dan ibu telah menyayangi saya apa adanya dan sebagai guru penuntun kehidupan. Dengan adanya contoh positif dari kedua orang tua, disini saya bisa mengenal agama secara mendalam mengenai hukum-hukum dan kewajiban menjadi seorang muslim. 

Maka dari itu saya mengetahui rukun islam yang salah satu di antaranya mewajibkan kita berpuasa di bulan Ramadhan, dan saat bulan Ramadhan itu akan tiba setiap daerah pasti memiliki ciri khas tersendiri untuk menyambutnya meski ada beberapa kesamaan. 

Kemudian tentang dua artikel perbedaan kepercayaan itu pelajaran yang dapat kita ambil setelah wawancara dan bertemu langsung dengan pemuka agama mereka adalah selalu menjunjung toleransi dan tak luput akan batasana-batasannya. 

Kehidupan di dunia tidak hanya tenatang agama saja, namun juga politik dunia tidak bis akita hindari. Dari sekian banyaknya permasalahan politik, ada KPU lah sumber utama gencarnya dunia perpolitikan ketika ia mulai di beritakan dan Namanya muncul di mana-mana. 

Ada kalanya perpolitikan tidak dapat dirasakan manfaat baiknya oleh Sebagian orang, namun tidak meratanya kebahagiaan itu dapat dirasakan oleh orang-orang yang kurang mampu. Salah satu seseorang yang belum bisa merasakan kegiatan pembagian sumbangan dari pemerintah ialah bapak Karim. 

Besedekah memang suatu perbuatan yang bajik, sebagaimana apa yang telah Allah firmankan di dalam QS. Al-Hadid:07. Sebelum kita bisa tahu akan makna dan bacaan ayat Al-Qur'an pastilah ada seorang guru yang mengajarkan kita huruf-huruf hijaiyah yang kemudian kitab isa membaca setiap ayat dalam Al-Qur'an dan memahaminya.

Terimakasih dari saya sebagai salah satu mahasiswa anda mengucapakan "Happy Anniversary pak Edi", terimakasih satu tahunnya telah sabar mengajarkan kami akan makna kehidupan sebenarnya melalui penugasan wawancara yang terlihat sederhana dan sepele namun hal-hal kecil di sekitar kita itulah yang mendewasakan akal juga pikiran kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun