Mohon tunggu...
Isna Kamal
Isna Kamal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Human

fot The Task

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Buddhisme?

30 Mei 2022   14:49 Diperbarui: 30 Mei 2022   15:23 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BUDHA

Di dunia ini terdapat banyak sekali kepercayaan maupun agama. Pada umumnya menusia memeluk suatu agama hanya karena warisan dari orang tua dan nenek moyang mereka. Namun, sejak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak manusia yang berpikiran semakin terbuka dan mulai mempertanyakan dan mencari-cari asal mula agama selain yang mereka Yakini itu berasal. 

Salah satu keyakinan agama selain islam yang juga diakui Negara Indonesia. Menurut Bahasa Sansekerta Budha berarti mereka yang sadar atau mereka yang telah tercerahkan. Mereka yang beragama Budha berarti telah menyadari empat kebenaran Mulia menurutnya, yaitu:

  • Penderitaan (dukkha)
  • Asal penderitaan (dukkha samudaya)
  • Lenyapnya penderitaan (dukkha niroda)
  • Jalan lenyapnya penderitaan (dukkha niroda gamini patipada mangga)

Empat kemulyaan ini menjadi pilar agama budha karena tujuan agama Budha adalah membebaskan manusia dari lingkaran penderitaan untuk mencapai nirvana. Kitab agama Budha yaitu Tripitaka (tipitaka) dengan arti tiga keranjang. Kitab Tripitaka berisikan Vinaya Pitaka yang memuat tentang aturan dan hukum bagaimana cara hidup para bikkhu dan bikkhuni. Sutta Pitaka yang berisikan khutbah-lhotbah sang Budha.

 Dan Abhidamma Pitaka yang berisikan mengenai filsafat ajaran sang Budha. Sang Budha sendiri bukanlah tuhan yang merupakan sosok pribadi pencipta dan penguasa alam semesta. 

Ia bukan titisan tuhan juga bukan seorang Nabi utusan tuhan. Budha adalah makhluk yang telah melakukan perubahan diri sehingga memiliki kondisi dan kualitas batin yang sempurna serta berbeda dari manusia biasa tidka lagi disebut sebagai manusia atau dewa tetapi Budha. 

Mereka mempercayai adanya tuhan hanya sebatas suatu kekuatan yang lebih tinggi dari kekuatan manusia seperti hukum alam, buka mempercayai adanya tuhan sebagai sosok pencipta dan penguasa alam semesta yang menentukan kehidupan manusia. 

Meski terkadang mereka terlihat bersujud kepada patung atau gambar, Budha bukan berarti sedang memohon kepada patung atau gambar tersebut, tetapi melakukannya sebagai bentuk penghormatan terhadap symbol-simbol sifat suci dan agung dari sang Budha sperti cinta kasih, kebijaksanaan dan kedamaian, sehingga dengan demikian dapat selalu mengingat untuk mengembangkan sifat tersebut dalam kehidupan. 

Menurut mereka, sang Budha menyelamatkan mereka dengan mengajarkan Dharma (kebenaran) yang jika diterapkan akan mengubah hidup menjadi lebih baik dan menjadikan dewasa dalam spiritual sehingga mampu mengatasi penderitaan. Ibadah umat budha lebih terfokus pada spiritual alam semesta untuk mencapai pencerahan diri sehingga terbebas dari nafsu yang menyebabkan semua penderitaan kelahiran, usia, tua, penyakit, kepedihan, ratapan, dan keputus asaan. 

Dari sini dapat kita ambil kesimpulan bahwa konsep ketuhanan dalam agama Budha berlainan dengan konsep yang diyakini agama-agama lain, termasuk perbedaan konsep tentang alam semesta, kejadian bumi dan manusia, kiamat, dan keselamatan.

Adapun beberapa teori agama Budha masuk ke Indonesia:

  • Teori Waisya, melalui jalur hubungan perdagangan antara India dan Indonesia sebagai aktif menyebarkan agama Budha. Karean laut Indonesia juga sebagai jalur lintas perdagangan. Bila musim angin tidak memungkinkan maka mereka akan menetap di Indonesia selama beberapa bulan. Interaksi yang cukup lama antara pedagang India dengan penduduk pribumi secara tidak langsung mempengaruhi kepercayaan dinamisme dan animisme, dengan begitu mereka bisa dengan mudah memperkenalkan ajaran dan keyakinan mereka.
  • Teori Brahmana, para brahmana dating ke Indonesia atas undangan pemimpin suku dalam rangka peresmian diri mereka sehingga setara dengan raja-raja India.
  • Teori Ksatria (bangsawan), peperangan yang terjadi di antara kerajaan India dengan konsekuensi yang kalah menjauh dari wilayah sengketa. Golongan ksatria tersebut diduga mendirikan koloni di Asia Tenggara hingga ke Indonesia.
  • Teori arus balik, teori yang menyebutkan bahwa orang Indonesia lah yang berperan katif menyebarkan agama Budha. Orang-orang Indonesia mempunyai kepentingan untuk dating ke India dalam rangka memperdalam ajaran Budha.

Untuk menjadi seorang Budha. Mereka tidak serta merta dengan mudahnya dan semena-mena masuk ajaran tersebut. Awalnya mereka harus memahami konsep dasar ajaran Budha mereka perlu memahami dan menerima segala ajaran Budha, seperti tentang karma, reinkarnasi, nirvana, empat kebenaran mulia, serta kehidupan sidartagautama. 

Kedua mendapatkan naungan spiritual, dengan pergi ke Vihara terdekat tempat ibadah mereka untuk dibimbing menjadi orang Budha yang baik, kemudian ia bisa diterima dalam agama tersebut dan bisa bergabung dengan vihara setempat. 

Ketiga mempraktikan agama Budha dalam sehari-hari, seperti menjunjung tinggi lima pengajaran (dilarang mencuri, membunuh hewan, minuman keras, berpacaran, dan LGBT). Meskipun vihara adalah tempat ibadah khusus agama Budha namun mereka juga bisa beribadah di Klenteng tempat ibadah tri dharma atau tiga kepercayaan tradisional Tionghoa sekaligus yakni Budha, Konghucu, dan Taoisme.

Di dalam agama Budha juga terdapat beberapa hari raya, diantaranya adalah:

  • Hari Raya Waisak, memperingati tiga peristiwa penting yaitu lahirnya pangeran Siddharta Gautama di Taman Lumbini, pertapa Siddharta Gotama menjadi Budha di hutan Gaya, sang Budha Parinibbana wafat di Kusinara.
  • Hari Raya Asadha, harri suci ini juga memperingati tiga peristiwa penting yaitu khutbah pertama sang Budha kepada lima orang pertapa di Taman Rusa Istipatana, terbentuknya Sangha Bhikkhu yang pertama, lengkapnya triratna (budha, dhamma, dan sangha).
  • Hari Raya Katina yang dikenal dengan hari Sangha dengan arti persaudaraan para bhikkhu dan Bhikkhuni. Dengan berdana kepada sangha yang merupakan Tindakan bajik yang sangat besar.
  • Hari Raya Magha Puja, memperingati peristiwa penting yaitu: 1.250 orang Bhikkhu dating berkumpul tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, para bhikkhu mencapai tingkat kesucian arahat, para bhikkhu memiliki enam abhinna.

Seperti halnya syair penting dalam hari Magha Puja yang dikenal dengan "Ovada Patimokha" yang artinya "Jangan melakukan perbuatan jahat, perbanyak perbuatan baik, sucikan hati dan pikiran". Pada setiap agama yang ada di Indonesia pasti mengajarkan dalam hal kebaikan dalam setiap halnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun