Fenomena yang terjadi pada saat ini adalah selfi atau berfoto. Untuk menghasilkan foto yang keren, tidak lagi membutuhkan fotografer, karena kita dapat menghasilkan foto sendiri lewat smart phone. Kalau dulu berfoto sendiri saja susah harus dg bantuan orang lain, sekarang muncul penemuan baru,yaitu adanya tongsis atau yg dikenal tongkat narsis. Hal ini semakin melengkapi dan memudahkan orang2 untuk berselfi ria bersama teman2nya. Mereka dapat ber selfi ditempat2 atau dg orang2 yang mereka anggap menarik. Ditambah lagi, jejaring sosial yang semakin marak dan memudah kan menyebar foto selfi. Mulai dari foto lucu, imut, hotpun bisa. Yang lebih mengherankan mereka sampai memanjat gedung sprt menara Efel hanya untukberselfi dan dipamerkan disosial media.Mereka rela menaruhkan nyawa nya hanya untuk sebuah foto dan biar mendapat pujian, betapa cantiknya dia, betapa gantengnya dia, betapa hebatnya dia. Astaugfirullah, meraka melakukan itu semua untuk menyombongkan diridan biar eksis dan numpang terkenal.
Lah terus gimana pandangan Islam dan Psikologi tentang fenomena selfi ini...........
Menurut pandangan Psikologi orang yang berselfi menunjukkan bahwa dirinya kurang percaya diri dengan apa yang dimiliki. Mereka menguplod foto setelah melakukan berbagai pengeditan, misal xiu2, Potoshop,atau menggunakan kamera cantik atau kamer 360.
Pandangan Islam tentang selfi adalah sebenarnya islam memprbolehkan berfoto maupun mempublikasikan, tp itu semua tergantung niat kita,apa benar-benar ingin berfoto atau hanya untuk menyombongkan diri, pamer dan mendapat pujian. Namun ada hadis nabi tentang gambar,yaitu melarang manusia untuk menggambar mahluk hidup (manusia dan hewan) termasuk membuat sketsa ganbar lengkap dengan kepalanya. Bahkan malaikat pun enggan masuk rumah apabila didalamnya ada gambar mahluk hidup,kecuali gambar tersebut tidak berkepala. Sebab kepala merupakan sumber kehidupan.,( HR. Bukhari Muslim No.5535)
Nah setelah kita mengetahui itu semua, gmaana dong tinndakan kita,,,,,,???Selfi boleh asal niat kita yang harus dibenerin.
