B.Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) oleh Albert Bandura menunjukkan bahwa siswa belajar melalui observasi dan imitasi. Contohnya, siswa dapat meniru perilaku positif guru atau teman sebaya, seperti membuang sampah pada tempatnya atau mendaur ulang barang bekas.
C.Teori Pendidikan Nilai (Values Education Theory), yang menekankan pentingnya pendidikan untuk mengintegrasikan nilai-nilai universal, termasuk cinta lingkungan. PKn menjadi wadah yang ideal untuk menyampaikan nilai-nilai ini secara sistematis.Â
D.Teori Konstruktivisme (Constructivist Theory) juga memberikan kontribusi, dengan menekankan bahwa siswa membangun pemahaman melalui pengalaman langsung. Dalam pembelajaran PKn, pengalaman seperti menanam pohon, memilah sampah, atau observasi dampak pencemaran dapat membantu siswa menginternalisasi pentingnya menjaga lingkungan.
E. Teori Perilaku Prososial (Prosocial Behavior Theory) mengajarkan bahwa tindakan kecil yang mendukung kebaikan bersama, seperti menjaga kebersihan sekolah atau mengurangi penggunaan plastik, adalah bentuk perilaku yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat.
 Melalui pendekatan-pendekatan teoretis ini, PKn tidak hanya menjadi mata pelajaran yang membangun wawasan kebangsaan, tetapi juga alat untuk menanamkan kesadaran lingkungan secara menyeluruh pada siswa SD. Hal ini menunjukkan bahwa PKn memiliki peran penting dalam membentuk generasi yang peduli dan bertanggung jawab terhadap keberlanjutan lingkungan.
2.Metode PKn untuk Membangun Kepedulian Lingkungan pada Siswa SDÂ
 Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki peran yang sangat penting dalam membangun kepedulian terhadap lingkungan pada siswa SD. Dalam konteks ini, PKn bukan hanya mengajarkan nilai-nilai kewarganegaraan, tetapi juga mengarahkan siswa untuk menyadari pentingnya menjaga lingkungan sebagai bagian dari tanggung jawab sosial mereka. Menurut Suyanto (2020), pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai kewarganegaraan dan kesadaran lingkungan akan membantu siswa memahami hubungan antara manusia dan alam serta dampak perilaku manusia terhadap lingkungan.
 Metode yang dapat digunakan untuk menumbuhkan kepedulian ini adalah melalui pendekatan pembelajaran berbasis nilai. Seperti yang diungkapkan oleh Haryanto (2021), penggunaan studi kasus tentang masalah lingkungan seperti polusi dan sampah dapat meningkatkan kesadaran siswa terhadap kondisi alam di sekitar mereka. Selain itu, pendekatan pembelajaran yang melibatkan proyek kelompok atau kegiatan lingkungan langsung di luar kelas juga terbukti efektif, seperti yang dijelaskan oleh Huda (2022), yang menemukan bahwa pembelajaran dengan melibatkan aktivitas nyata membuat siswa lebih terlibat dan peduli terhadap isu lingkungan.
 Selain itu, penggunaan teknologi dalam pembelajaran PKn juga semakin relevan. Penelitian oleh Lestari (2023) menunjukkan bahwa penggunaan media sosial dan aplikasi edukasi dapat membantu siswa untuk lebih memahami isu-isu lingkungan global, serta mengajak mereka untuk berpartisipasi dalam gerakan pelestarian alam. Dengan metode ini, siswa tidak hanya belajar tentang teori tetapi juga tentang tindakan nyata yang dapat mereka lakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan di sekitar mereka.
Kesimpulan
 Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memegang peranan penting dalam menumbuhkan kesadaran lingkungan pada siswa SD. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai kewarganegaraan, seperti tanggung jawab sosial dan kepedulian, PKn membentuk karakter siswa yang peduli lingkungan. Melalui pendekatan berbasis nilai, proyek kelompok, dan penggunaan teknologi, pembelajaran PKn dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap isu lingkungan serta mendorong tindakan nyata dalam menjaga kelestarian alam. PKn berfungsi sebagai fondasi dalam menciptakan generasi yang aktif berperan dalam pelestarian lingkungan demi masa depan yang lebih baik.