***
Waktu terus berputar, musim pun berganti, namun berbeda dengan Alna, perasaannya masih tetap sama. Sejak pertama kali bertemu dengan lelaki yang memberinya payung, perasaannya tidak bisa berbohong jika ia sudah jatuh cinta.
Riko, nama lelaki tersebut, sejak Alna mengetahui jika Riko bekerja di toko bunga, ia sering sekali berkunjung kesana, walaupun hanya sekedar menanyakan bagaimana cara merawat bunga dengan benar.
Hari ini Alna begitu antusias, karena hari ini ia akan bertemu dengan Riko di pantai, tempat favoritnya sejak kecil. Dari kejauhan, ia sudah bisa melihat Riko yang sedang berdiri sembari memegang sebuah bunga digenggamannya. Namun, Alna tak ingin berharap lebih, ia dan Riko belum lama berkenalan, bahkan bisa dibilang mereka belum terlalu dekat untuk mengetahui kepribadian mereka satu sama lain.
"Kamu sudah menunggu lama ya?", tanya Alna, "aku juga baru saja sampai, ada yang ingin kusampaikan padamu", sontak saja perasaan Alna melambung tinggi,Â
"sejak pertama kali bertemu denganmu, aku ingin sekali lebih mengenal jauh tentangmu, mungkin ini terlalu cepat, tapi aku tidak rela jika ada orang lain yang memilikimu", jelas Riko, ia segera menyodorkan bunga mawar merah dan sebuah cincin pada Alna.
Anggukan kepala dari Alna menyatakan setuju, mereka tampak begitu bahagia.
                 ***
"Aku iri padamu, tak perlu berpacaran, langsung dilamar", ucap Dini sembari melihat cincin yang melingkari jari manis Alna, "kamu juga pasti akan bertemu dengan lelaki yang tepat, lagipula Ari tampak serius denganmu", "entahlah, lebih baik kita membahas pakaian pernikahanmu daripada hubunganku yang semakin hari semakin hambar", jelas Dini antusias.
Sembari berbincang, Alna melihat notifikasi di layar teleponnya, namun tak ada satupun pesan dari Riko. Bahkan, hari sudah hampir sore, biasanya Riko akan memberi pesan untuk menjemputnya. "Mungkin saja ia lupa, lagipula tokonya kan sering ramai", ucap Dini yang menyadari tingkah Alna.
                 ***
Tak jauh berbeda dengan Riko yang juga tampak bahagia karena sedang memikirkan rencana pernikahannya dengan Alna. Ia sedikit sibuk menata beberapa bunga yang sudah dipesan oleh pelanggannya.
Tiba-tiba saja, pandangannya menjadi buram setelah dihantam oleh sebuah truk yang lepas kendali dan menabrak tokonya. Pecahan kaca berserakan dimana-mana, bunga-bunga yang indah kini menjadi layu setelah dilindas truk.
Orang-orang mulai berdatangan dan membantu Riko yang sudah terbaring dilantai dengan darah yang tak berhenti mengalir dari kepalanya. Ia segera dibawa ke dalam mobil ambulan untuk segera mendapatkan perawatan. Bayangan tentang Alna kembali muncul dipikirannya, "kumohon Tuhan..", batin Riko.