Di atas kalender
kita merawat fakta
sebagai luka atau rindu
di Gaza
waktu membeku
tanggal-tanggal begitu janggal
di Palestina
dari peristiwa ke peristiwa
yang tercatat hanya maut
tapi segenap mulut terkatup
dan mata terpejam berkaum-kaum
Di atas kalender
Siapa membaca tangisan bocah
dan langkah tertatih manula
di Rafah
rumah-rumah kembali sunyi
menyerap dentum bom demi bom
yang gagal menjadi cerita
Di atas kalender
Tak jelas siapa yang menghapus berita
ketika jarum-jarum jam berlesatan
merobek gurun berpuluh tahun
saat permusuhan menganga
di tangkai semangka, anggur, dan zaitun
Pada pelepah kurma
Sejarah tersayat
saat dunia terlelap
dan kita terperangkap
di atas kalender
lalu diam-diam menyalakan petasan
yang enggan memercikkan api
dari peristiwa ke peristiwa
berdarah itu mayat-mayat
serupa kaktus pir menjangkau langit
menerobos jantung kemanusiaan
berjilid-jilid
berjilid-jilid
Tak ada tahun baru di Gaza
hanya isak tangis terkikis
di jalanan Khan Younis
begitu rumah-rumah berkobar
dan orang-orang menggelepar
di Beit Lahia dan Jabalia
oh harum daun thyme mrantak terbakar
menghentikan waktu
yang tak sempat kita tafsirkan
Di atas kalender
Wajah kita terkelupas
perlahan-lahan menolak dikenali
ketika kawanan ababil berputar-putar
menanti tahun berganti
sebelum hati benar-benar mati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H