Mohon tunggu...
Isnaini Khomarudin
Isnaini Khomarudin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - editor lepas dan bloger penuh waktu

peminat bahasa daerah | penggemar kopi | pemburu buku bekas

Selanjutnya

Tutup

Surabaya Pilihan

Inkubator Literasi Pustaka Nasional: Jawa Timur Kaya Potensi!

17 Agustus 2024   12:20 Diperbarui: 17 Agustus 2024   12:41 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Muhamad Arif Widodo mewakili Kepala Perpus Jatim.

LITERASI TAK JARANG jadi perdebatan sengit di berbagai kalangan, mulai dari kedai kopi sempit hingga kalangan elite.

Sebagian menuding bahwa tingkat literasi orang Indonesia rendah, terbukti dari rendahnya minat baca dan komentar asal-asalan di media sosial.

Tak sepenuhnya benar 

Namun, tak sedikit pihak yang membantah tuduhan tersebut. Para pegiat literasi--termasuk aktivis TBM--menuturkan bahwa akses pada bukulah yang sulit, bukan minim minat baca.

Kang Maman sebagai dewan penasihat Forum TBM mengonfirmasi hal ini dengan tingginya permintaan buku di daerah yang dia respons dengan pengiriman donasi buku hingga kini.

Langkah taktis Perpusnas Press

Dengan semangat itulah, Perpusnas Press merespons positif dengan meluncurkan program Inkubator Literasi Pustaka Nasional (ILPN) 2024.

Salah satu kegiatan ILPN adalah menjaring penulis-penulis daerah untuk memotret kekayaan lokal di seluruh Nusantara.

Edi Wiyono selaku Pemred Perpusnas Press, yang hadir secara daring, meyakini banyak penulis bertalenta yang bisa menyumbangkan gagasan untuk dibukukan.

Edi Wiyono optimistis tentang Inkubator Literasi.
Edi Wiyono optimistis tentang Inkubator Literasi.

Demi mewujudkan hal ini, Perpusnas Press menggandeng Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa
Timur untuk mengajak masyarakat umum, termasuk pelajar/santri dan
mahasiswa agar mengangkat ragam pesona Jatim dalam bentuk esai.

Mengapa menulis, bukan membaca? Edi Wiyono berdalih bahwa untuk bisa menghasilkan tulisan yang bagus, terlebih dahulu penulis haruslah seorang pembaca yang baik--lebih-lebih rakus bacaan.

Lebih lanjut Edi menegaskan bahwa goal program ini bukan semata penerbitan buku, apalagi hadiah lomba belaka, melainkan kelanjutan setelah itu, yakni penulis tetap berkarya dalam bentuk lain.

Atensi yang besar

Saya beruntung turut mendengarkan sambutan resminya yang cukup bergizi dalam sesi Bimtek ILPN Prov Jatim yang diikuti oleh 15 finalis yang karyanya akan dibukukan Perpusnas Press.

Sewaktu mendapat kabar bahwa esai saya terpilih, tak bisa saya bendung kegembiraan. Jadi pengalaman langka bisa berkumpul dengan 14 finalis lain dari seluruh Jatim dengan ragam profesi dan kemampuan.

Muhamad Arif Widodo mewakili Kepala Perpus Jatim.
Muhamad Arif Widodo mewakili Kepala Perpus Jatim.

Setelah Edi undur dari acara karena tugas lain, Desta Kurnia Dewi yang bertindak sebagai MC pada Sabtu, 10 Agustus 2024 mempersilakan Kabid PPI (Pelayanan Perpustakaan dan Informasi), Muhamad Arif Widodo untuk membuka acara.

Dalam sambutan singkatnya, Edi mengaku tak menyangka besarnya atensi peserta di Jawa Timur yang mengirimkan total 340 esai. Dari jumlah itu, sebanyak 326 tulisan dinilai juri karena sebagian tidak lolos seleksi awal.

Edi menyambut gembira insiatif Perpusnas Press yang mempercayai Disperpusip dalam menyukseskan Inkubator Literasi Pustaka Nasional Prov Jatim.

Ke depan, tak menutup kemungkinan akan dibuka untuk genre lain. Kalau tahun ini bentuknya esai, bisa jadi tahun mendatang berbentuk cerpen atau ragam sastra lainnya.

ILPN 2024 Jatim berlangsung gayeng dengan diskusi yang cair tapi berisi (Dok. disperpusip Jatim)
ILPN 2024 Jatim berlangsung gayeng dengan diskusi yang cair tapi berisi (Dok. disperpusip Jatim)

Energi positif Pak Yusron

Memasuki sesi diskusi dan pendampingan, Yusron Aminulloh mendapat giliran pertama untuk membakar semangat para peserta. 

Dipimpin Bambang Prakoso selaku moderator, Yusron yang merupakan jurnalis kawakan yang kini menjadi pebisnis sukses berhasil mengalirkan energi positif kepada kami yang terperangah sepanjang acara.

Bukan cuma memberikan kiat menulis yang memikat, beliau juga mengingatkan bahwa penulis haruslah berangkat dari hati agar pesan mampu menyentuh hati pembaca.

Dua hal yang saya ingat dari Pak Yusron adalah pesannya tentang lompatan ide yang menggugah pembaca di awal tulisan. Jangan bertele-tele dengan lead yang mengambang atau bercabang. Buat batasan agar tulisan bernas menyoroti topik yang kuat.

Yang tak kalah unik adalah usulnya agar penulis membiasakan silaturahmi kepada siapa pun, terutama tetangga atau kerabat yang sakit. 

"Bahkan kalau perlu ikut mengantarkan jenazah ke liang kubur," ujarnya serius.

Penulis yang terbiasa memberikan penghiburan kepada yang terkena musibah akan memiliki kelembutan hati yang akan memperkuat ruh tulisannya.

Yusron juga menekankan pentingnya latihan untuk memperkaya diksi dan membangun narasi yang luwes.

Judul itu krusial

Sebagai pemateri kedua, ada Teguh Wahyu Utomo yang akrab disapa Pak Tom. Dengan jam terbang tinggi sebagai penulis, Pak Tom pertama-tama menyoroti pentingnya merumuskan judul yang memikat.

Pak Tom memberi kiat rumusan judul yang menarik.
Pak Tom memberi kiat rumusan judul yang menarik.

Judul adalah pintu masuk tulisan, maka harus mengandung kata kunci, padat, unik, dan tentu saja relevan. Pembaca akan enggan melanjutkan sampai tuntas jika judul memble.

Selain itu, beliau mengingatkan organisasi ide dalam tulisan. Bukalah esai dengan lead yang kuat dan fokus. 

Lanjutkan dengan uraian yang menyentuh esensi topik, didukung data untuk memperkuat pendapat atau opini. Data itu bisa memvalidasi subjektivitas kita.

Berikutnya, tutup tulisan dengan ending yang nendang. Kita bisa meringkas atau menyebutkan poin yang sudah dibahas. Bahkan kalau perlu memunculkan pertanyaan baru untuk amplifikasi ide. Intinya, penutup harus kuat!

Alasan esai tidak lolos

Lalu, bagaimana dengan tulisan peserta lain yang tidak lolos? Lazimnya kompetisi, tentu ada parameter untuk menjaring pemenang atau finalis.

Pembahasan terlalu ilmiah, bertele-tele dengan informasi yang sebenarnya bisa ditemukan di media lain seperti internet menjadi salah satu faktor yang membuat peserta gagal.

Gunakan PoV (sudut pandang) pertama, yaitu saya, saat menulis esai. Dengan cara ini, pembaca akan merasa terlibat, seolah-olah mereka berada di tempat yang digambarkan penulis.

Selain itu, tulisan kadang tidak disajikan dengan kalimat-kalimat yang bervariasi. Narasi yang monoton akan membuat pembaca malas merampungkan artikel.

Kehadiran kutipan juga dapat menghidupkan tulisan asalkan dikemas dengan kreatif, bukan bahasa pelapor yang kaku. Sesekali kutipan langsung juga membantu.

Tulisan kadang tidak padu alias tidak koheren antarparagraf karena tidak diikat dengan transisi yang tepat. Peralihan ini penting untuk mempertahankan antusiasme pembaca.

Aditya Akbar Hakim menantang finalis untuk menggali potensi lokal lewat riset.
Aditya Akbar Hakim menantang finalis untuk menggali potensi lokal lewat riset.

Di luar dugaan, ternyata ada elemen lain yang menyebabkan tulisan kiriman peserta tidak lolos.

Aditya Akbar Hakim, anggota juri yang menjadi pembicara pamungkas, menyayangkan adanya artikel tanpa biodata padahal Perpusnas Press mensyaratkan bagian itu. 

Guru sekaligus penulis yang bukunya banyak diterbitkan di Malaysia itu meminta para peserta untuk menantang diri dalam menggali tema-tema lain di Jawa Timur yang belum banyak atau sama sekali belum diangkat lewat riset mendalam.

Fenomena sosial patut dicermati sebagai bahan tulisan. Senada dengan Yusron, Adit juga menggarisbawahi urgensi silaturahmi dan kalau bisa sedekah dalam berbagai bentuk sesuai kemampuan.

Pengin balik ke Disperpusip

Akhirnya, berakhir juga sesi sharing dalam rangka Inkubator Literasi Pustaka Nasional Prov Jatim 2024. Kami pulang dengan kepala penuh sebagai bahan merevisi esai dengan harapan jadi salah satu pemenang.

Selepas makan siang dan shalat Zuhur, saya dan beberapa penulis bergantian mendaftar sebagai anggota Perpustakaan Jawa Timur yang sangat praktis dan cepat.

Tak bisa saya mungkiri, kunjungan pertama tersebut sangat memuaskan. Bukan cuma bimtek yang sangat bergizi dan menginspirasi. Melainkan karena sambutan tim panitia dan para petugas Disperpusip Jatim yang sangat ramah dalam melayani sehingga kami betah di perpustakaan yang bersih dan lengkap.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun