Mohon tunggu...
Isnaini Khomarudin
Isnaini Khomarudin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - editor lepas dan bloger penuh waktu

peminat bahasa daerah | penggemar kopi | pemburu buku bekas

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kiat Lolos Workshop Penulisan Buku Nonteks SIBI

22 Juni 2024   13:38 Diperbarui: 22 Juni 2024   13:45 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mulai Jenjang A, B1, B2, B3, C, dan D. Saya sendiri sendiri telah mengirimkan contoh untuk kategori puisi untuk pembaca D (uisa SMA). Sayang, saya belum beruntung karena topik yang digarap belum memikat juri.

Muna menegaskan bahwa tema besar diusung tahun ini sangat menarik dan relevan dengan perkembangan anak zaman sekarang. Tema yang ditawarkan adalah literasi digital, literasi finansial, nutrisi dan kebugaran, serta antiperundungan. 

Dan Muna memilih literasi finansial, tema yang sangat kekinian karena terkait pinjol dan judol. Boleh jadi itu pertimbangan juri meloloskan sinopsisnya. Sedangkan sinopsis saya (untuk kategori nonfiksi naratif) mengambil tema literasi digital yang sudah terlalu sesak atau berlimpah.  

Sesuaikan dengan pembaca

Kiat lain untuk lolos seleksi, menurut Muna, adalah menyesuaikan kemampuan penulis dengan target pembaca. 

"Tema ini cukup saya pahami dan jenjangnya juga sesuai. Yakni jenjang B2 untuk pembaca pemula," katanya tentang alasan memilih tema dan kelompok pembaca.

Alasannya memilih lebah karena bisa sekalian mengenalkan sains sederhana kepada anak-anak. Menurutnya, lebah memiliki banyak persediaan madu. Madu tersebut digunakan sebagai stok makanan untuk koloninya. Kendati cadangan makanan itu akhirnya juga dikonsumsi manusia, pada dasarnya sistem menabung ala lebah ini layak dijadikan contoh. 


Tips berikutnya yang tak kalah penting adalah segera beraksi. Jangan menunggu tenggat baru mengirim usulan naskah. Meskipun kemarin ada perpanjangan waktu, Muna memutuskan untuk bergegas mengirimkan sinopsis yang ada di kepala. 

Selain ada kuota yang mungkin cepat terisi, menuliskan sinopsi dan segera mengirimkannya adalah cara Muna agar ide itu tidak hilang kalau cuma dipikirkan. 

"Kalimat yang tercipta tidak lebih dari 200 kata. Naskah itulah yang saya kirim sebagai sampel dalam form pendaftaran," katanya menjawab pertanyaan salah satu Kompasianer tentang panjang sinopsis.

Hadiah yang dinanti

Dia tak hentinya bersyukur sebab sudah lama tak ke luar kota. Terakhir ia mendapat undangan ke Jakarta dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Sama-sama di dunia kepenulisan, hanya berbeda penyelenggara dan konsep. 

Meskipun agak tidak percaya diri dan sedikit tak yakin dengan kemampuannya dalam menulis, dia menyambut berkah ini dengan sukacita. Semula mungkin sekadar perjalanan ke Jakarta secara cuma-cuma, tapi akhirnya dia bisa berjejaring dengan teman-teman yang satu frekuensi dan berhasil mengubah mindset-nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun