Mohon tunggu...
Isnaini Khomarudin
Isnaini Khomarudin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - editor lepas dan bloger penuh waktu

peminat bahasa daerah | penggemar kopi | pemburu buku bekas

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Benderang Jalan Perempuan Berkat Energi Terbarukan

19 Juni 2024   21:31 Diperbarui: 19 Juni 2024   22:07 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siti Syamsiah, perempuan di balik biogas berbahan buah busuk (Dok. FTI UAD)

Biogas itu mengalir dari sebuah instalasi di lahan seluas 600 meter persegi. Instalasi terdiri dari pencacah buah (crusher), pemisah cairan dan padatan (dewatering), pipa PVC pengalir cairan, dua reaktor masing-masing berkapasitas 90 kubik. Dengan konfigurasi seperti itu, pasar bisa memanen 900 watt daya listrik.

Sujud, yang merupakan koordinator lapangan Koperasi Pasar Buah Gemah Ripah, menuturkan:

"Listrik itu dipakai untuk menyalakan 9 lampu (masing-masing 100 watt) selama 6-10 jam setiap hari." 

Masih menurut Sujud, sebelum instalasi dibangun, sampah buah busuk menumpuk di pasar. Baunya membuat warga sekitar pasar mengeluh. Solusinya saat itu: sampah buah diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Bantul yang jaraknya mencapai 25 kilometer.

Selain Syamsiah, sosok penting lain dalam proyek rintisan Pembangkit Listrik Biogas alias Biogas Plant Gamping adalah Suharsini. Selain pedagang buah, perempuan ini juga ketua koperasi dan bahkan lulusan Prodi Budidaya Perkebunan, Institut Pertanian Yogyakarta.

Suharsini, mitra Syamsiah dalm solusi energi terbarukan (Dok iklimku.org)
Suharsini, mitra Syamsiah dalm solusi energi terbarukan (Dok iklimku.org)

Suharsini (60) menceritakan betapa masalah sampah di pasar sangat merepotkan pada tahun 2003. Ia bahkan mengaku kewalahan lantaran sampah pasar bisa mencapai empat ton setiap hari. Pengangkutan sampah oleh Balai Lingkungan Hidup (BLH) Sleman dua hari dalam sepekan rupanya belum solutif. 

Dengan dua kali angkut dalam satu hari, BLH cuma bisa mengangkut 16 ton sampah pasar. Sungguh tidak sepadan dengan sampah yang dalam seminggu mencapai 24 ton!

Meski berbuah keberhasilan, Suharsini tidak berpuas diri. Ia lantas kuliah lagi di Magister Sistem Teknik, Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada. Mengambil minat Pengelolaan Sampah Perkotaan, ia berharap bisa mendapatkan suntikan ilmu lebih banyak guna mengatasi persoalan sampah sekaligus menambah wawasannya mengenai energi terbarukan. 

Bagi Suharsini, sampah merupakan sumber daya, bukan sumber masalah.

Proses pembuatan biogas 

Pembuatan biogas dimulai dengan mencacah buah memakai crusher yang menghasilkan cairan dan padatan buah. Cairan dan padatan tersebut kemudian dipisahkan dengan bantuan dewatering, yaitu alat pemisah berupa mesin ulir terselubung filter penyaring.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun