Anak-anak yang mengambil nasi goreng, sayur pokcoy, dan puding pun tak henci menceritakan pengalaman kuliner mereka walau setahun sudah berselang. Tak heran jika saya akhirnya mengiyakan kopdar Kompasianer Jatim di Platinum Hotel tanggal 16 Mei 2024.
Hotel ini bisa jadi pilihan dengan beberapa alasan. Pertama, mudah dijangkau baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Dari Stasiun Pasar Turi, kita bisa menumpang Suroboyo Bus dengan tiket Rp5.000 dan turun tepat di halte Siola. Kalau ingin naik taksi online pun bisa, biayanya murah karena cukup dekat.
Alasan kedua Hotel Platinum layak jadi tempat menginap keluarga juga berbagai acara penting adalah karena city view-nya yang memukau. Hotel ini sepintas tak terlihat dari trotoar. Namun, dengan beberapa langkah kaki, kita akan segera tiba di lobi yang cukup mewah.Â
Dengan arsitektur vertikal, Platinum Hotel jelas ingin 'menjual' panorama Surabaya dari ketinggian, terutama di saat malam sebagai daya tariknya. Sewaktu kami kopdar, lokasi meeting room berada di lantai 18 sehingga langsung bisa menikmati pemandangan cantik kota Surabaya di saat senja.
Untuk ukuran hotel bintang 4, masakan ala chef Platinum sangat menggugah selera. Bumbunya enggak pelit sehingga rasanya maknyus beneran. Daging lada hitam, misalnya, paling berkesan di lidah. Aromanya harus, dagingnya lembut, dan rasa gurih pedasnya sangat seimbang.
Belum lagi pepes ikannya, juga enggak kalah mantap. Orang Jawa bilang, bumbu jangkep-nya berpadu sempurna, membuat cita rasa ikan semakin menguar dengan tekstur lentur tapi tak kehilangan esensi proteinnya. Serius, recommended!
Bagi penyuka makanan berbasis sayuran, ada gado-gado dengan sambal kacang yang medok dan terasa legitnya. Saya ingat di beberapa bacaan atau video, orang bule paling suka masakan berbahan saus kacang, salah satunya gado-gado.Â
Sacha Stevenson, komedian dan presenter asal Kanada, bahkan sempat ingin berjualan sambal kacang khas gado-gado di negaranya, saking cintanya pada ramuan khas Jawa ini. Sayangnya, aturan pendirian bisnis di negaranya cukup ketat, tak semudah di Indonesia dengan cukup memasang meja dan kursi di pinggir jalan.Â