Mohon tunggu...
Isnaini Khomarudin
Isnaini Khomarudin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - penggemar kopi | pemburu buku bekas

peminat bahasa daerah | penggemar kopi | pemburu buku bekas

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Lo Jual, Gua Beli: Lo yang Tanya, Tapi Gua Santuy

5 April 2024   23:53 Diperbarui: 6 April 2024   00:07 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merespons pertanyaan saat mudik tak perlu serius. (Dokumentasi pribadi)

"Loh kok masih ngontrak aja dari dulu? Kapan punya rumah sendiri, kan lebih enak," munkin jadi pertanyaan berikutnya yang kadang dilontarkan. Padahal jika benar kita nyatakan bahwa kita sudah punya sebidang tanah untuk dibangun, penanya tak akan tergerak untuk membantu penyediaan materialnya.

Jadi, jawab saja dengan "Enak dong jadi kontraktor. Menguntungkan dan fleksibel. Lagian gua kerja mobilitas tinggi, kudu sering indah ke luar negeri. Pusing malahan kalau punya rumah sendiri."

"Udah mau SMP kok badannya kecil?"

Pertanyaan terakhir ini valid diajukan kepada kami tentang si bungsu yang tubuhnya belum setara dengan level yang dia miliki. Sebentar lagi masuk SMP, tapi badannya cenderung kecil--sangat berbeda dengan kakaknya yang tinggi kurus. 

Saya sendiri pernah berkonsultasi dengan dokter anak apakah pertumbuhannya normal. Dokter menghibur bahwa masih ada peluang berkembang bagi anak cowok. Apalagi nanti saat SMP bisa saja dia bakal lebih tinggi dan besar.

Lagian, kami santuy saja melihat si bungsu tumbuh demikian. Yang penting dia rajin belajar dan tentunya semangat menggambar sebagai salah satu hobi yang menjanjikan.

Pengin saya jawab, "Sebenarnya dia Shinichi Kudo yang menyamar karena otaknya cemerlang!" Atau bisa juga dengan, "Badannya boleh kecil, tapi hobinya bisa bikin kamu kelar!"

Intinya, semua orang punya pertanyaan. Namun, cuma ada beberapa yang wajib atau layak kita tanggapi. Selama mudik lebaran atau silaturahmi Idulfitri, jangan sampai teracuni oleh pertanyaan bodoh yang sebenarnya sebentuk persekusi tapi dikemas seolah peduli. Yang penting, SANTUY! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun