Mohon tunggu...
Isnaini Khomarudin
Isnaini Khomarudin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - penggemar kopi | pemburu buku bekas

peminat bahasa daerah | penggemar kopi | pemburu buku bekas

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Agar Rumah Aman Ditinggal Mudik, Coba Bertindak Cerdik!

4 April 2024   22:40 Diperbarui: 4 April 2024   23:04 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hamparan padi siap panen siap menyambut pemudik. (Dokumentasi pribadi)

BAJU BARU dan mudik mungkin santer dibahas ketika Ramadan hampir habis dan lebaran kita jelang. Momen pulang ke kampung halaman untuk bersua dengan kerabat dan keluarga besar memang telah menjadi tradisi hampir di seantero Nusantara. Libur panjang menambah kesyahduan, apalagi jika mudik membawa aneka oleh-oleh atau buah tangan.

Namun, mudik bukan melulu soal kebahagiaan berjumpa dengan kawan lama atau sahabat dan keluarga. Ada beberapa hal yang mesti dibereskan sebelum rumah ditinggalkan demi meluncur ke kampung halaman tercinta.

Selain memastikan transportasi pengangkutan, berikut ini beberapa poin yang wajib dituntaskan agar acara mudik menjadi momen berkesan penuh ketenangan, bukan sebaliknya.

Cara CERDIK sebelum mudik

Saya menyebutnya cara CERDIK yang merupakan akronim dari rangkaian kata atau frasa sebagai berikut. 

C: Cek semua yang berkunci.

Pastikan jendela, pintu, dan bagian apa pun di rumah yang punya kunci sudah benar-benar diamankan. Biasanya bagian ini yang menjadi sasaran maling sebagai pintu masuk rumah.

Memang kalau ada niat, kesempatan bisa diciptakan. Namun, setidaknya dengan mengunci semuanya secara maksimal, kita sudah berikhtiar dan selanjutnya berpasrah kepada Allah SWT.

Yang juga termasuk dalam pengecekan poin pertama ini adalah bak penampungan air atau tandon yang terletak di bawah tanah. Amankan sesuai kebiasaan agar kita mudik dengan tenang.

E: Elpiji dan elektronik matikan

Sudah jadi kelaziman di rumah kami jika hendak bepergian agak lama, maka selang regulator dari kompor gas ke tabung elpiji kami lepas untuk mengindari potensi reaksi atau kebocoran.

Jangan lupa, alat-alat elektronik juga perlu dicabut untuk mencegah arus yang tidak diharapkan sehingga menimbulkan percikan. Siapa tahu televisi dan komputer desktop masih tersambung ke steker listrik. Apalagi jika daerah kita langganan banjir.

R: Relokasi

Relokasi berarti melakukan pemindahan dengan alasan keamanan. Yang lebih dulu perlu diungsikan adalah barang-barang berharga seperti perhiasan atau dokumen penting, termasuk sertifikat bernilai ekonomi.

Terserah bagaimana pola relokasi yang ingin dipilih. Apakah dititipkan dengan menyewa safe box di bank atau disimpan di rumah kerabat/sahabat yang kebetulan tidak mudik.

Hal lain yang juga perlu dipindahtempatkan adalah sampah, baik sampah domestik maupun sampah kering. Lakukan bersih bersih sebelum pergi mudik. Pastikan rumah bersih dari kotoran untuk mengantisipasi munculnya penyakit atau komplikasi lainnya.

D: Delegasi

Meninggalkan rumah saat mudik tentu bukan hal mudah. Apalagi kalau banyak perabot dan kenangan indah tersimpan di sana. Ada hal-hal nonmateriil yang tak mungkin dikikis begitu saja sebagai bagian tak terpisahkan dari rumah yang selama ini kita huni.

Jika tinggal di dalam kompleks perumahan, jangan lupa titipkan rumah pada satpam atau petugas keamanan yang dibentuk oleh pengurus perumahan setempat. Pilih orang yang Anda percaya agar sesekali memantau rumah selama kita mudik.

Kalau tak ada satpam, minta tolonglah pada tetangga yang tidak mudik atau pergi ke mana-mana. Kita bisa bangun komunikasi sehingga momen mudik tetap menenangkan.

I: Intai

Perkembangan teknologi digital semakin canggih, jadi manfaatkan peranti khusus untuk mengintai rumah salah satunya dengan memasang CCTV. Tinggal pilih jenis yang paling sesuai untuk dipantau secara remote selama ada koneksi Internet.

K: Kolaborasi

Akhirnya, yang tak mungkin bisa dilewatkan adalah kolaborasi sesama warga. Saat ini pola komunikasi warga sudah semakin mudah, salah satunya menggunakan grup WhatsApp atau Telegram.

Lewat grup-grup virtual semacam ini, kita bisa saling berbagi informasi dan meminta tolong berdasarkan sikap peduli pengertian serta empati. Namun perlu diingat, empati tidak bisa diraih secara instan.

Hamparan padi siap panen siap menyambut pemudik. (Dokumentasi pribadi)
Hamparan padi siap panen siap menyambut pemudik. (Dokumentasi pribadi)

Untuk mendapatkan dukungan dan kepedulian, kita wajib membangun hubungan baik dengan warga sekitar selama kita tinggal di sana, bukan hanya menjelang mudik kita sibuk meminta.

Inilah poin pentingnya: membangun kesadaran antarwarga melalui kegiatan apa pun yang memungkinkan kita memberikan kontribusi. Jadi jangan pelit berbagi makanan, informasi, atau ikut terlibat dalam program kampung/perumahan yang menjadi basis kepentingan bersama.

Itulah spirit Ramadan sebenarnya: saling menyokong dan meringankan lewat kepedulian. Bukan seketika, tapi sejak kita mengenal dan saling membutuhkan tanpa pamrih meskipun kita mampu atau kaya. Begitulah cara Cerdik agar rumah aman saat kita tinggalkan selama mudik.

Jadi, mudik ke manakah, sobat Kompasianer tahun ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun