Ngabuburit di sini asyik karena penceramah beragam, dihadirkan dari berbagai kota, bahkan tak jarang dari luar negeri misalnya Palestina atau Yaman. Lokasi kajian yang luas di sebelah areal persawahan membuat suasana sejuk, terlebih saat hujan turun. Tanpa pendingin pun sudah semriwing.
Hal menarik lainnya, sesekali penceramah membuat kuis bagi jemaah dengan imbalan buku/kitab hingga uang tunai. Banyaknya jemaah yang hadir juga kian membuat suasana meriah, setiap keluarga jadi betah bertahan hingga tuntas shalat tarawih. Tak kurang 2.000-3.000 paket nasi dibagikan setiap harinya di masjid ini. Â
Akan lebih sempurna kalau selama 10 hari terakhir Ramadan kita bisa ikut beriktikaf di Masjid Namira. Selain buka puasa gratis, jemaah akan dijamu dengan menu prasmanan yang lezat selama bersantap sahur. Bahkan mereka yang mendaftar untuk menginap di sana tanpa pulang akan diberi layanan londri cuma-cuma.
2 | Masjid Agung Kota Lamongan
Masjid yang terletak di tengah kota, di seberang alun-alun ini tentu tak boleh dilewatkan. Masjidnya terus berbenah, baik dari segi bangunan fisik maupun program kegiatan. Namun karena dikelola oleh yayasan umum (pemda) tentu berbeda dengan Namira yang dikelola oleh swasta.
Kajian sebelum magrib saat Ramadan juga dipenuhi jemaah. Mirip Namira, jemaah yang datang akan disambut oleh petugas dengan selembar kupon tipis mirip ATM sebagai syarat pengambilan nasi kotak setelah shalat magrib. Juga satu kantung plastik kecil berisi tiga butir kurma.
Yang agak beda di sini adalah mereka yang datang terlambat di kajian dan tak kebagian kartu akan dipersilakan untuk mengantre di pintu paling selatan guna mendapatkan makanan. Untung-untungan, kadang dapat nasi kotak, nasi bungkus, atau sekadar camilan--tergantung persediaan.Â
3 | Masjid Al-Mustajabah
Masjid ini terbilang baru, setidaknya dibanding Namira apalagi Masjid Agung kota. Sebagaimana Namira, Masjid Al-Mustajabah dimiliki dan dikelola secara pribadi dengan manajemen yang juga rapi.
Selepas shalat Jumat pada bulan non-Ramadan, jemaah akan dijamu dengan sebungkus roti dan kopi panas yang boleh diambil sesuai kebutuhan masing-masing.
Pun saat Ramadan, Mustajabah pun memanjakan jemaah dengan kajian menjelang berbuka secara berbeda. Dibanding dua masjid sebelumnya, Mustajabah mungkin lebih lengkap. Saat azan magrib berkumandang, jemaah lantas keluar masjid untuk mencicipi aneka takjil yang tersedia di meja: gorengan, kue-kue, dan kopi panas atau teh hangat manis.