Mohon tunggu...
Isnaini Khomarudin
Isnaini Khomarudin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - penggemar kopi | pemburu buku bekas

peminat bahasa daerah | penggemar kopi | pemburu buku bekas

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Lebih Banyak bagi Makanan dan Satu Naskah Buku Dirampungkan

12 Maret 2024   22:37 Diperbarui: 12 Maret 2024   22:40 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nikmatnya konsisten baca Quran di luar Ramadan (Dok. pri)

Tahun ini Ramadan yang istimewa. Ya memang istimewa karena kesempatan langka saya dapatkan lagi padahal bisa saja peluang itu melayang dengan berbagai alasan.

Di balik kesempatan berjumpa bulan penuh berkah ini, ada beberapa PR yang terngiang untuk dirampungkan. Saya sebut saja ini target untuk diwujudkan. 

Manusia butuh momentum, sesekali perlu dipaksa untuk menuntaskan sesuatu lewat tenggat dan jadwal padat.

Bicara soal target di bulan Ramadan 1445 H, saya tak punya banyak bayangan muluk-muluk. Seputar ibadah, misalnya, cukuplah konsisten menjalankan shalat tarawih berjemaah. Sebisa mungkin di masjid, tapi kalau enggak ya di rumah pun tak apa.

Bukan lagi ODOJ

Begitu juga dengan tilawah atau baca Al-Quran, saya tak menyimpan target yang wow. Alih-alih mengejar target harian, selama tiga tahun belakangan saya lebih menekankan sisi istiqamah.

Ya, baca Quran enggak melulu digeber selama Ramadan, tapi diusahakan ajek pada bulan-bulan lain sebelum dan sesudahnya. Rasanya dengan cara ini saya lebih enjoy. Ya, enjoy--itulah kata yang tepat. Saya lebih bisa meresapi ayat demi ayat dengan sesekali mengintip terjemahan atau tafsir di beberapa sumber.

Nikmatnya konsisten baca Quran di luar Ramadan (Dok. pri)
Nikmatnya konsisten baca Quran di luar Ramadan (Dok. pri)

Bukan berarti target 1 juz per hari tidak penting, tapi saya pribadi sudah menemukan pola yang sesuai. Dalam hal ini, membaca Quran secara terus-menerus, kontinu, sepanjang tahun tanpa putus di mana pun berada--lebih-lebih selepas shalat lima waktu.

Lewat teknik demikian, malam ini saya baru saja menuntaskan Surah Al-Waqi'ah pada juz 27. Nanti kira-kira Ramadan hari ke-3 saya biasanya berhasil mengkhatamkan Quran, yakni juz 30. Lalu saya kembali ke Al-Fatihah sampai setahun ke depan. Begitu seterusnya. Banyak sekali yang saya dapatkan, mulai dari kenikmatan membaca sambil tahsin, pemaknaan hingga energi dari ayat-ayat selama setahun berjalan lewat cara ini.

Berbagi banyak makanan

Nah, target lain yang bagi saya tak kalah penting adalah membagikan makanan kepada orang yang berpuasa. Entah di jalan atau di masjid, saya ingin melipatkan porsinya. Artinya, kalau tahun lalu cuma bisa mengeluarkan 10 porsi, maka tahun ini mesti lebih dari itu.

Tak harus berupa menu utama seperti nasi bungkus atau nasi kotak dengan lauk mewah. Bisa juga berupa camilan sebagai menu takjil, terutama bagi anak-anak yang tadarus menjelang magrib di masjid kompleks. Apalagi sebulan terakhir ini saya dan istri sedang giat membuat camilan baru yang alhamdulillah disukai anak-anak di sekolah.

Camilan lezat untuk dibagikan selama Ramadan (Dok. pri)
Camilan lezat untuk dibagikan selama Ramadan (Dok. pri)

Minggu lalu dalam kajian bakda Subuh saya dengar dari seorang penceramah bahwa mereka yang mampu memberikan menu berbuka untuk siapa saja yang berbuka puasa, maka untuk satu orang per hari ganjarannya berupa dijauhkan dari api neraka sejauh 70 tahun. Bayangkan jika bisa ajek selama 30 hari atau lebih banyak penerimanya.

Menuntaskan penulisan naskah

Sejak tahun lalu saya sudah mulai menulis sebuah naskah buku berjudul The Woman Who Rides a Bike. Naskah ini saya garap setelah merampungkan buku biografi seorang tokoh lokal di bidang pendidikan awal tahun 2023 silam.

Sayangnya, buku yang sengaja saya tulis dalam bahasa Inggris ini masih mangkrak, terbengkalai tanpa ketahuan kapan akan selesai. Bayangan kesempurnaan malah membuat saya lalai. Jadi lambat dan tertunda untuk bisa tuntas dan hadir sebagai buku. Padahal konsepnya sudah matang dengan subjudul: "A Story of Hope and Affinity".

Secara umum buku ini berisi renungan lepas, tentang apa saja yang pernah saya alami. Namun, untuk judul sengaja saya pilih tentang perempuan sebab saya terkesima pada kekuatan mereka dan akan juga membahas kecermatan kaum wanita dari berbagai lini. 

Manuskrip ini yang paling mungkin saya rampungkan menjadi buku meskipun ada beberapa artikel yang belum selesai atau bahkan belum dimulai. Nah, butuh niat kuat selama Ramadan ini karena sekarang saya lebih banyak waktu luang, terutama di pagi hari.

Naskah kedua berjudul Hikayat Cangkem: Kisah-kisah Kelaparan saya targetkan juga untuk bisa dirampungkan lalu diterbitkan. Sebagaimana judulnya, buku ini memotret cerita dan pengalaman orang-orang yang didera kelaparan karena berbagai alasan.

Saya pikir cerita itu harus diabadikan sebab sebungkus nasi yang absen dari perut seseorang nyatanya sangat berbahaya. Kita tahu betapa urusan perut bisa menentukan masa depan bangsa. Bisakah? Lihatlah proses pilihan pemimpin di sejumlah level, bukankah uang atau sembako begitu menggiurkan?

Namun, faktanya orang lapar dilatari oleh banyak hal. Sialnya, tak semua orang tahu dan peduli saat orang lain merintih karena lapar. Saya teringat pesan Nabi tentang kecaman atas orang-orang yang sakit perut sembari tertidur karena kekenyangan sementara di luar sana ada orang yang sakit perut tak bisa tidur karena kelaparan.

Semoga akan selesai hal-hal baik, akan tuntas dikerjakan rencana-rencana mulia. Insya Allah. Apakah ini target? Entahlah.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun