Mohon tunggu...
Isnaini Khomarudin
Isnaini Khomarudin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - penggemar kopi | pemburu buku bekas

peminat bahasa daerah | penggemar kopi | pemburu buku bekas

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Cara Mudah Kuasai Bahasa Jepang Sebagai Modal Kemapanan

28 Agustus 2023   18:31 Diperbarui: 29 Agustus 2023   06:12 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati karya Haruki Muakami (foto: dok. pri)

Selain punya passion mengajar, Edis ingin agar pembelajar bahasa Jepang tidak tertipu oleh kursus mana pun dengan pembelajaran yang lama tapi tidak efektif. Itulah yang menjadi spirit atau value Japanese Class binaannya, sebagaimana tecermin dalam WaGoMu yang berarti karet. Meskipun kecil dan seolah lemah, tapi karet gelang bisa menghubungkan banyak orang dengan kelenturan dan fleksibilitas.

Gagasan ini muncul juga karena ia prihatin mengingat tak sedikit mahasiswa S1 bahasa Jepang yang mestinya sudah lulus N3 menurut standar Dikti ternyata masih jauh dari harapan. WaGoMu ingin hadir sebagai jembatan (baca: perekat) yang membantu akselerasi menuju level yang dibutuhkan.

Perundungan akibat bahasa

Sebagaimana diceritakan beberapa Tiktoker di VT mereka tentang perundungan di tempat kerja di pabrik Jepang sana, Edis pun tak menampiknya. Tak bisa dimungkiri kendala bahasa ternyata memicu bos atau atasan untuk marah dengan melontarkan ucapan pedas bahkan memaki atau menggoblokkan.

Hal itu biasanya terjadi pada pekerja dengan visa magang yang ternyata tak bisa pindah kerja. Barulah jika level bahasa Jepang mereka minimal N4 atau N3 sehingga bisa memperoleh student visa yang lebih leluasa. Persiapan skill dan penguasaan bahasa Jepang yang memadai diharapkan bisa menaikkan level kita yang selama ini masih di bawah para migran asing asal Brazil, Filipina, Vietnam, dan bahkan Nepal.

WaGoMu ingin agar para pendatang asal Indonesia setidaknya berada di level N2 sehingga bisa bekerja di sektor formal dan mengakses informasi publik dengan baik, baik membaca surat kabar dan terutama mengikuti perkuliahan tanpa ketertinggalan akibat kendala bahasa.

Indonesia punya masalah pengangguran sedangkan Jepang punya masalah aging population. Fakta ini bisa saling melengkapi sebagai solusi bagi masing-masing negara. Jepang dapat tenaga kerja dan Indonesia terserap tenaga kerjanya. Berawal dari bahasa.

Jika teman-teman tertarik berangkat ke Jepang, baik untuk bekerja maupun kuliah, pastikan sudah membekali diri dengan penguasaan bahasa Jepang yang mumpuni. WaGoMu bisa jadi jalan ninja buat meningkatkan bahasa Jepang atau bahkan belajar dari 0 dengan mudah dan menyenangkan sebagai bekal masa depan yang mapan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun