Mohon tunggu...
Isnaini Khomarudin
Isnaini Khomarudin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - penggemar kopi | pemburu buku bekas

peminat bahasa daerah | penggemar kopi | pemburu buku bekas

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Cara Mudah Kuasai Bahasa Jepang Sebagai Modal Kemapanan

28 Agustus 2023   18:31 Diperbarui: 29 Agustus 2023   06:12 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DI TENGAH pesatnya kemajuan teknologi digital, penguasaan bahasa asing ternyata masih jadi kebutuhan vital. Saya lantas teringat pada ucapan seorang dosen saat kuliah 20 tahun lalu. "Di BEJ kalau bisa bahasa Inggris saja gajinya sekitar 3 juta, tapi kalau bisa lain seperti Jepang gaji kalian bisa sampai 7 juta."

Mata kami terbelalak, jelas ngiler sama potensi pendapatan berkat penguasaan bahasa asing selain bahasa Inggris. Di kemudian hari, saya melihat lowongan kerja yang ditayangkan di platform online bahwa penerjemah bahasa asing non-Inggris, terutama Jepang, akan diganjar dengan kompensasi sebesar Rp10-15 juta per bulan.

Seketika memori saya terlempar ke bangku SMA di kelas 3 bahasa saat saya belajar bahasa Jepang. Namun, bukan kegembiraan yang membuncah, melainkan kekecewaan dan penyesalan yang ada. Andai dulu serius belajar, mungkin sekarang saya sudah terampil dengan penguasaan bahasa Jepang yang mumpuni dengan segudang manfaat yang berarti. 

Manfaat menguasai bahasa Jepang

Sebagaimana saya sebut di awal tulisan, manfaat pertama yang tak mungkin dimungkiri adalah benefit secara ekonomi. Ya, berkat penguasaan bahasa Jepang yang baik, peluang pun terbuka dalam hal karier atau pekerjaan. Walhasil, peningkatan pendapatan pun terjadi yang berdampak pada akselarasi ekonomi.

Edis Jun adalah satu dari sekian orang yang patut menjadi contoh betapa keterampilan berbahasa Jepang telah membawa perubahan positif dalam kehidupan. Lelaki yang mengaku berasal dari keluarga buta huruf ini tak memiliki gelar akademik (kuliah) sama sekali.

Nasib baik muncul ketika ia berkesempatan belajar bahasa Jepang di LPK di Cibitung, Bekasi. Setelah lulus dan aktif mengajar di LPK tersebut, Edis pun berhasil meraih kompetensi sebagai junior instructor dari BNSP. Kegembiraan membuncah dengan adanya peluang bekerja di perusahaan asing asal Jepang di kawasan SCBD. 

Puncaknya, ia berjodoh dengan sebuah perusahaan Jepang yang mau merekrutnya untuk bekerja langsung di Hamamatsu, Prefektur Shizuoka, Jepang. Pengalaman bekerja dan networking di Negeri Matahari Terbit kemudian ia bawa sebagai bekal membangun usaha sendiri di bidang kreatif sekembalinya ia ke Indonesia tahun 2015.

Manfaat berikutnya belajar bahasa Jepang adalah kesempatan meraih beasiswa di negara maju seperti Jepang. Teknologi, budaya, etiket kerja, seni beladiri, film juga musik Jepang sangat menarik untuk dijajaki. Itu semua hanya mungkin terjadi jika kita punya kompetensi atau keahlian berbahasa Jepang.

Manfaat lain yang tak kalah penting jika menguasai bahasa Jepang adalah kemampuan memahami budaya setempat melalui karya sastra. Ini yang saya idam-idamkan sejak lama. Saya pengagum Haruki Murakami dan menyukai karya-karyanya. Nah, membaca karya terjemahan, bagi saya, terasa kurang afdal.

Menikmati karya Haruki Muakami (foto: dok. pri)
Menikmati karya Haruki Muakami (foto: dok. pri)
Akan sangat berbeda nuansa dan cita rasanya seandainya saya membaca karyanya dalam bahasa Jepang, bukan dalam bahasa asing lain apalagi bahasa Indonesia yang diterjemahkan dari bahasa Inggris. Stilistika Jepang akan hilang setelah melalui proses alih bahasa kendati pesan tersampaikan. Dalam kadar tertentu, karya terjemahan malah boleh dibilang adalah karya yang "baru".

Belajar bahasa Jepang di WaGoMu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun