Ketika merapikan rumput di halaman rumahnya, Koer berpikir:
"Rumput-rumput selalu tumbuh bahkan ketika kusabit berkali-kali.
Aku ingin anakku jadi rumput," ujarnya dalam hati sambil melongok tambak yang airnya surut.
Rumput tak pernah menyerah walau ditumpas
Rumput tumbuh merata tanpa batas
Ia berkhayal memberi nama rumput yanag ada.
"Tak perlu jadi besar kalau kecil pun tak terkendali," gumamnya sebagaimana akan dibisikkan kepada kedua anaknya.
Tapi rumput terinjak dan tak terkenal--protes otaknya yang dibungkus kepala botak.
"Biarlah menjadi rumput saja anakku kelak." Bahkan saat akarnya tercerabut, rumput tetap disebut rumput.
Matahari meninggi, rumput sudah selesai dibabat.
Tanpa sadar masih tertinggal sejumput kecil di bawah sandalnya.
Rumput itu memanggil-manggil walau tak terdengar
Gugusan rumput akan tumbuh dan membuat dunia bergetar.
Lamongan, 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI