Mohon tunggu...
Isnaini Khomarudin
Isnaini Khomarudin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - editor lepas dan bloger penuh waktu

peminat bahasa daerah | penggemar kopi | pemburu buku bekas

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Persiapkan Kehamilan Sehat demi Lahirnya Generasi Hebat

9 Juli 2022   13:11 Diperbarui: 13 Maret 2023   20:23 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
USG bagus untuk memantau pertumbuhan janin. (Foto: freepik dotcom)

DUA PEKAN LALU anak-anak menerima rapor dan kami gembira mereka naik kelas. Alih-alih membahas prestasi si sulung yang peringkatnya naik dan si bungsu yang peringkatnya turun, saya dana istri lebih tertarik mendiskusikan perkembangan si bungsu saat kenaikan kelas. Selama ini beberapa orang kerap berkomentar bahwa tubuh si bungsu relatif kecil dibanding jenjang kelasnya. Hal ini membuat saya khawatir jangan-jangan ia terindikasi stunting yang harus diwaspadai sejak dini.

Saya perhatikan, jika dibandingkan kakaknya, memang si bungsu terpaut jauh tingginya. Maka saya usulkan agar istri berkonsultasi dengan dokter dalam waktu dekat. Hasilnya menggembirakan. Kekhawatiran kami harus ditepis sebab menurut dokter pertumbuhannya masih terbilang normal. Naik kelas 4 dengan tubuh yang mungkin belum sesuai bukanlah masalah sebab saat SMP nanti ia masih bisa berkembang sesuai aktivitas.

Yang tak kalah penting, kami mensyukuri bahwa kecerdasan visual-spasialnya berkembang sangat baik. Ia gemar menggambar aneka kendaraan dan benda-benda teknologi dengan presisi dan sering orang kagumi. Berkat membaca komik sains, baik dari buku sendiri maupun buku di perpustakaan daerah, kecerdasan analitisnya ikut tumbuh. Jadi kami menyimpulkan tak ada gejala stunting padanya. Apalagi jika dilihat dari aplikasi.

Kehamilan sehat sebelum terlambat

Begitu mendesaknya isu stunting, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pun mengerahkan 200 ribu Tim Pendamping Keluarga (TPK) sebagai ujung tombak penanganan stunting di Indonesia. Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) sebagaimana tertulis di portal Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) prevalensi stunting tahun 2021 masih berada pada angka 24,4 persen. Kehadiran TPK di seluruh Indonesia akan dioptimalkan untuk menekan angka stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024.

Dalam konteks ini pula Juni lalu DPR mengesahkan RUU KIA sebagai RUU inisiatif DPR sebagai wujud keberpihakan pada ibu pekerja yang berhak mendapatkan cuti melahirkan selama 6 bulan dan cuti ayah selama 40 hari guna mendampingi sang istri. Kebijakan ini digagas dengan tujuan mewujudkan bayi yang sehat dan generasi emas Indonesia.

Apalagi Indonesia disebut-sebut akan mendapat bonus demografi pada kurun 2030-2040. Bisa dibayangkan jika generasinya dilanda stunting, maka masa depan bangsa bisa jadi pertaruhan sebab merekalah yang akan mengambil tongkat estafet kepemimpinan nanti. Maka kehamilan sehat bukan lagi opsi, tapi kewajiban yang harus diupayakan karena stunting adalah masalah nasional.

Mempersiapkan kehamilan sehat adalah langkah efektif untuk melahirkan generasi Indonesia yang hebat, termasuk melindungi mereka dari ancaman stunting. Stunting bisa dicegah dengan asupan gizi seimbang saat janin masih dalam kandungan ibu. Pascakelahiran, peran ASI harus dioptimalkan untuk mendukung pertumbuhan balita selama golden period atau 1.000 hari pertama. 

Bayi sehat adalah langkah awal jadi generasi. (Foto: dok. pri)
Bayi sehat adalah langkah awal jadi generasi. (Foto: dok. pri)

"Stunting bukan hanya soal nutrisi, tapi juga bagaimana menyiapkan manusia Indonesia 20-30 ke depan mau jadi apa, ini ditentukan oleh golden period atau 1.000 hari pertama," ujar dr. Adnina Hariningrum dalam sebuah kesempatan Zoom Jumat 1 Juli 2022 lalu. Sebagai seorang konselor laktasi, Adnina menghimbau agar ASI betul-betul diberikan kepada bayi jika memang memungkinkan.

Kehamilan sehat harus menjadi wacana utama sebab stunting sebenarnya bukan menjadi concern hanya setelah bayi dilahirkan, tetapi juga saat pasutri ingin memiliki momongan. Keingin memiliki keturunan, baik secara alami maupun lewat program hamil, harus direncanakan untuk mendapatkan hasil sesuai harapan.

Sanitasi lingkungan, kondisi keluarga, dan asupan makanan pasutri sangat berpengaruh terhadap potensi kehamilan dan calon bayi yang akan dilahirkan--apakah akan stunting atau tidak. Memang harus ada persiapan sebelum kehamilan, salah satunya apa yang mesti dikonsumsi oleh calon ibu. 

"Tiga bulan dari kehamilan calon ibu yang mau hamil harus memikirkan (untuk) konsumsi asam folat dengan dosis 400-800 mikrogram per hari. Ini bisa untuk mencegah kecacatan," demikian menurut dr. Eko Setiawan, Sp.OG yang hadir dalam webinar yang sama.

Stunting memang tidak ditunjukkan oleh kecatatan fisik, tetapi tinggi badan yang kurang disertai daya intelektual yang tidak berkembang sesuai usianya. Itulah lagi-lagi pentingnya menyiapkan kehamilan sehat sebelum semuanya terlambat dengan cara ibu mengonsumsi vitamin dan mineral sesuai anjuran dokter selama kehamilan yakni selama trimester ke-1 dan ke-2. Selain itu, pada fase ini ibu harus rutin menjalani USG dengan interval 3-4 minggu sekali guna mengetahui pertumbuhan janin.

USG bagus untuk memantau pertumbuhan janin. (Foto: freepik dotcom)
USG bagus untuk memantau pertumbuhan janin. (Foto: freepik dotcom)

Salah satu tips kehamilan sehat lain adalah perlunya ibu hamil mengikuti senam hamil pada trimester ke-3. Selain menyehatkan ibu hamil, senam hamil juga akan menyuplai banyak oksigen demi menunjang pertumbuhan otak janin dalam rahim. Ibu hamil juga perlu bertemu dengan konselor ASI untuk memahami laktasi dan edukasi pascamelahirkan.    

Yang layak diwaspadai

Memahami kebutuhan ibu pascamelahirkan mesti dibantu oleh konselor atau dokter yang kompeten, tidak asal mencari sumber dari Internet. Memang tips saat hamil makin banyak tersedia di Google, tapi harus hati-hati sumber mana yang tepercaya dan bisa digunakan untuk mendukung kehamilan sehat.

Selama hamil atau setelah melahirkan, coba kurangi radiasi dari ponsel pintar atau perangkat digital lainnya. Di sinilah pentingnya manajemen waktu tentang kapan menggunakan gawai dan kapan harus menjauhkannya dari janin atau bayi. Pengetahuan dan konsistensi akan sangat berarti.

Yang juga perlu diperhatikan adalah ketika janin muncul di perut ibu sementara anak sebelumnya masih dalam proses menyusu. Ibu menyusui biasanya bingung apakah harus menyetop ASI demi janin ataukah terus menyusui demi si kakak. Dokter Eko mengingatkan di sinilah perlunya perencanaan. Hamil bukan proses instan, ada hubungan intim pasutri yang bisa disiapkan.

Namun jika terjadi kasus demikian, maka ibu bisa menghentikan ASI jika anak sebelumnya sudah berumur 6 bulan atau setahun. Hal ini karena aktivitas menyusui pada ibu hamil dapat merangsang kontraksi. Jika kontraksi berlebihan, keguguran bisa terjadi. Maka ayah dan ibu harus bekerja sama untuk menyiapkan lahirnya generasi sehat dan hebat.

Persalinan normal memang ideal

Berbicara tentang kehamilan sehat, persalinan normal banyak dikehendaki oleh ibu yang melahirkan. Selain biayanya lebih terjangkau, proses penyembuhan pun lebih cepat dibandingkan kelahiran melalui bedah Caesar. Dokter Agus Jatmika Soegiarto yang hadir dalam webinar sebagai pengelola PT Kehamilan Sehat Sejahtera menegaskan pentingnya menyepakati kehamilan setelah pernikahan.

Kehamilan perlu direncanakan agar hasilnya sesuai harapan. Mulai dari sebelum, selama, dan pascamelahirkan, ibu akan dipandu dengan tim yang solid dengan layanan yang sesuai dengan kebutuhan ibu juga buah hati. 

Dalam merencanakan program hamil dan mewujudkan kehamilan sehat, pasutri harus menemukan pihak yang mengutamakan kejujuran dan transparansi dalam penyampaian informasi sebagai hak dan pilihan pasangan untuk menentukan program dan jenis persalinan yang akan ditempuh.

Demi membantu pencegahan stunting di Indonesia, mulailah merumuskan konsep yang ideal tentang keluarga dan rumah tangga dengan anak jauh sebelum ibu melahirkan. Pemenuhan gizi seimbang dan dukungan dokter atau tenaga medis yang mumpuni dan berpengalaman bisa menjadi ikhtiar agar Indonesia melahirkan generasi emas mendatang. 

Jadi tak peduli kita tinggal di desa terpencil ataupun kota besar, menyiapkan kehamilan sehat adalah kewajiban, bukan pilihan. Hubungi petugas kesehatan yang bisa dijangkau untuk membantu masalah yang kita hadapi, termasuk ikhtiar mendapatkan kehamilan. Bukankah menggembirakan memiliki anak yang lucu alias ucul dalam bahasa anak sekarang dengan penuh persiapan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun