Mohon tunggu...
Isnaini Khomarudin
Isnaini Khomarudin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - editor lepas dan bloger penuh waktu

peminat bahasa daerah | penggemar kopi | pemburu buku bekas

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Bangun Iman dengan Puasa, Bangun Imun dengan Kojima

4 Mei 2021   22:50 Diperbarui: 4 Mei 2021   23:11 1012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kojima melengkapi kebutuhan keluarga agar imunitas terjaga. (Foto: dok. pri)

PAK MARZUKI adalah salah seorang ustaz yang masuk dalam memori masa kecil saya selain Pak Daroji. Jika Pak Darjoji adalah guru agama favorit sewaktu SD, maka Pak Marzuki adaah penceramah yang diundang dari kampung ke kampung. Berasal dari kecamatan sebelah, beliau hampir selalu hadir di masjid kami untuk memberikan kultum atau tausiyah selepas shalat witir. Selain perawakannya yang kecil dan suaranya yang kuatdengan artikulasi yang jelas, hal yang paling saya ingat adalah cerita yang ia tuturkan setiap berceramah pada bulan Ramadan.

Cerita itu singkat dan padat sehingga senantiasa saya ingat kuat-kuat. Sambil memejamkan mata selama berceramah, Pak Marzuki mengisahkan perjalanan nafsu manusia yang diuji oleh Allah. Nafsu enggan mengakui Allah sebagaimana digambarkan dalam sebuah dialog.

"Siapa aku dan siapa kamu?" tanya Allah kepada nafsu.

"Kau adalah kau dan aku adalah aku," jawab nafsu dengan santai.

Nafsu lantas dijebloskan ke neraka paling panas agar mau bertobat. Setelah dihukum di sana dan dikeluarkan, nafsu rupanya bergeming. "Kau adalah kau dan aku adalah aku," jawabnya saat mendapat pertanyaan yang sama. Maka ia pun dimasukkan ke dalam neraka paling dingin sampai beberapa waktu. 

Akhirnya bertekuk lutut

Begitu dikeluarkan dan ditanya kembali, nafsu menjawab, "Kau adalah kau dan aku adalah aku." Allah lantas memerintahkan nafsu untuk menahan hasrat makan dan minum untuk melihat reaksinya. Di luar dugaaan, praktik inilah yang kemudian mengubah sikap nafsu. Mendapat pertanyaan serupa, ia pun menjawab:

"Kau adalah Tuhanku dan aku adalah hamba-Mu." 

Jelas ia tak berkutik setelah dihukum dengan cara berpuasa. Dari situlah konon perintah berpuasa salah satunya berasal, demikian menurut Pak Marzuki. Puasa benar-benar menjadi salah satu fondasi keimanan seseorang. Dengan berpuasa Ramadan, seorang mukmin menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, sadar seutuhnya bahwa dia lemah dan butuh menjalan perintah-Nya. Lewat puasalah kejujuran dan keikhlasan seseroang digembleng. Lewat puasa pula keimanan dibangun untuk menjadi mentalitas yang bisa diandalkan.

Puasa membangun keimanan

Maka puasa Ramadan adalah sarana ampuh untuk membangun keimanan kita, sebab kita didorong untuk lebih berempati pada kesejahteraan orang lain. Puasa memberikan peluang bagi kita merasakan kondisi lapar dan keterbatasan walaupun hanya sekian belas jam. Bukankah Nabi Muhammad Saw menegaskan bahwa kita belum bisa disebut beriman (secara sempurna) tatkala kita belum mencintai saudara seiman sebagaimana kita mencintai diri sendiri?

Salah seorang janda lansia penerima manfaat parcel lebaran dari komunitas NBC (Foto: dok. pri)
Salah seorang janda lansia penerima manfaat parcel lebaran dari komunitas NBC (Foto: dok. pri)

Puasa sungguh memecahkan kesombongan dan membuat kita menafsirkan ulang tentang arti pengendalian diri. Selama berpuasa kita dianjurkan untuk banyak membaca dan merenungkan isi Al-Qur'an, menjaga lisan, meringankan beban orang yang kesusahan, dan membiasakan kesabaran. Inilah pokok-pokok keimanan yang merupakan pengejawantahan iman kepada Allah SWT ketika kita tidak hanya membangun hubungan dengan Tuhan tetapi juga membangun cinta kasih dengan sesama.   

Bangun imunitas demi totalitas

Untuk dapat berpuasa dengan optimal, kita tentu tak hanya mengandalkan keyakinan. Lebih dari itu, kita mesti mengupayakan langkah-langkah konkret agar badan bugar dan puasa berjalan lancar. Selain olahraga ringan secara rutin, konsumsi makanan harus diatur dan asupan gizi harus seimbang. Membaca Quran dan qiyamullail juga dapat mendorong terbentuknya badan yang sehat dan otot yang kuat, juga pikiran yang jernih.

Nah, kondisi pandemi yang tak kunjung usai menuntut kita mengonsumsi multivitamin atau asupan tambahan sebagai pelengkap yang menyehatkan. Bukan cuma menyehatkan, tetapi juga menciptakan perlindungan dari ancaman virus dan bakteri jahat. Fungsi itu bisa kita dapatkan dari jinten hitam atau Habbatussauda. Penelitian menunjukkan bahwa zat herbal ini ternyata mampu membasmi virus penyebab Hepatitis C, HIV, dan flu. 


Yang tak kalah penting adalah kita zat untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) karena Covid-19 mudah menginfeksi kita jika kita daya tahan tubuh sedang lemah. Dalam hal ini, kita bisa mengandalkan madu sebagai asupan alami. Selain meningkatkan stamina, madu terbukti mampu menjaga imunitas tubuh, meredakan batuk, hingga memelihara kesehatan jantung yang sangat krusial diperhatikan selama wabah berskala global ini.

Herba berikutnya yang kita butuhkan adalah kurma yang menjadi kudapan wajib selama bulan Ramadan. Mengonsumsi kurma selama berpuasa bukan hanya berpahala sunnah tetapi juga memberikan kita sejumlah khasiat yang sangat luar biasa. Bukan hanya mampu menutrisi otak, kurma yang kaya kandungan senyawa fenolik dan karotenoid akan mendukung sistem kekebalan tubuh yang baik sebagai antioksidan untuk mengenyahkan ancaman penyakit.

Di rumah kami selalu menyediakan tiga bahan itu: madu dalam botol, kurma kering dan basah, serta jinten hitam dalam bentuk kapsul. Karena dikemas oleh produsen berbeda, maka kemasannya pun berbeda. Ini membuat saya sering lupa untuk meminumnya. Kalaupun ingat, agak aneh bila harus meminumnya secara bersamaan. Rasanya tak enak dan tak praktis, apalagi bagi anak-anak. 

Syukurlah kini saya dan keluarga tak lagi repot mengonsumsi ketiga bahan itu secara bersamaan. Sejak mengenal KOJIMA, kami bisa memetik manfaat perlindungan alami dari ancaman penyakit dengan sangat mudah. Kojima adalah produk madu dengan 3 kebaikan yaitu Korma, Jinten (Habbatussauda), dan Madu. Sangat praktis kan, satu kemasan tapi kaya kandungan?! Anak-anak bisa meneguknya langsung selepas berbuka sebagai bekal energi menjalankan shalat tarawih. Bayangkan jika harus mengudap jinten hitam berbentuk kapsul yang sangat kuat baunya dan aneh bagi anak-anak.

Kojima, pembangkit imunitas andalan keluarga. (Foto: dok. pri)
Kojima, pembangkit imunitas andalan keluarga. (Foto: dok. pri)

Kalau bosan diminum langsung, kami bisa kreasikan dengan makanan lain yang mudah dibuat. Misalnya stik ubi kuning yang digemari anak-anak. Adonan kami bikin tanpa gula pasir. Nah, ketimbang meises yang mahal dan manis sekali, penggunaan Kojima sebagai pelengkap sangatlah pas dan menggoda. Bukan hanya segar dan sedap rasanya, tapi juga punya banyak manfaat yang kami butuhkan semua.

Walau baru kenal sejak bulan puasa, Kojima adalh sahabat yang mengerti kebutuhan kami dan keluarga Indonesia. Tak perlu banyak produk apalagi obat yang berbahaya, cukuplah satu ini yang memenuhi semua fungsi agar tubuh tetap prima. Saya yang biasa didera gejala diuretik akibat infeksi saluran kemih kini sedikit diringankan berkat kandungan kurma dan jinten hitam di dalam Kojima.

Kalau ada solusi cerdas dan terjangkau untuk membangun gaya hidup sehat yang baru, kenapa harus susah-susah pilih yang lain? Saatnya membangun iman dengan puasa yang sempurna dan jangan lupa meningkatkan imunitas anggota keluarga dengan Kojima sebagai perlindungan istimewa.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun