Salah satu petugas menuturkan setidaknya ada 2.000 porsi berbuka yang disediakan setiap hari di Masjid Namira. Makanan itu biasanya dipesan dari para pedagang di sekitar masjid dengan dibagi-bagi agar merata.Â
Istilahnya berbagi rezeki dengan penduduk sekitar. Lauknya beragam, kadang pepes, ayam goreng, ayam kari, nuget, sayur ayam, perkedel, dan sebagainya. Jangan khawatir jika kehabisan, panitia akan mengundang pedagang nasi boranan yang khas Lamongan.
3 | Â Tiga kali pengajian sehari
Jika ingin mencari ilmu tentang agama selama Ramadan, Masjid Namiralah tempatnya. Di sana diadakan tiga kali kajian yakni sebelum magrib, bakda shalat witir (biasanya dengan penceramah yang sama), dan bakda shalat Subuh dengan peceramah lainnya. Jika memasuki malam 10 terakhir, maka kajian lain bisa diadakan sekitar pukul 10 malam sebagai bagian dari iktikaf.
4 -- Mau iktikaf? Daftar dulu!
Ini fenomena yang cukup langka mengingat di masjid-masjid di desa Lamongan jarang diadakan iktikaf. Di Masjid Namira qiyamullail rutin digelar pada 10 hari terakhir Ramadan.Â
Selama 10 hari penuh, ada peserta yang menginap di masjid dengan terlebih dahulu mendaftar. Disediakan laundry gratis bagi jemaah iktikaf tetap.Â
Sedangkan bagi jemaah iktikaf musiman, yakni mereka yang pulang dan pergi tanpa ikatan, mereka diperbolehkan ikut iktikaf dan tetap akan dijamu dengan menu sahur secara gratis.
5 -- Tahajud selama 2 jam
Jika ikut beriktikaf di Masjid Namira Lamongan, jangan kaget jika Anda dibangunkan oleh petugas tepat pukul 1 dini hari. Mereka yang menginap dihimbau untuk ikut shalat malam atau qiyamullail.Â
Menurut pengalaman saya beberapa kali ikut agenda ini, prosesnya bisa berlangsung sampai 2 jam. Dari jam 1 hingga jam 3 pagi shalat malam baru rampung.
Maka jika ingin ikut qiyamullail, pastikan dulu Anda dalam kondisi prima karena kaki dan tangan sangat diuji, juga rasa kantuk tentu saja. Gerakan sujud dan rukuk, juga gerakan lain cenderung lebih lama dilakukan ketimbang shalat biasanya.Â