Dua tahun lalu Rizal Mantovani mengemas kisah perjalanannya dalam bentuk film dengan judul Trinity, The Nekad Traveler yang ditunggu-tunggu para penggemarnya. Meskipun bergerak cepat, sinematografi yang indah dan cerita yang solid membuat filmnya enak dinikmati. Apalagi Maudy Ayunda pas banget memerankan sosok Trinity sebagai alter-ego penulis yang gesit dan berani berpetualang ke mana-mana.
Saat ditanya apakah ia pernah mengalami penolakan, penulis 15 buku ini mengingatkan bahwa tak ada salahnya mencoba. Dalam bahasa yang lugas, ia berpesan,Â
"If you never ask, the answer is always no!"Â
Betul banget. Banyak impian yang urung kita capai hanya lantaran kita takut mencoba mendekatinya. Dalam konteks asmara, misalnya, mana mungkin kita mendapat pasangan kalau khawatir ditolak tanpa pernah menyatakan?
"Tuh, Mbak! If you never apply, the answer is always no," ujar saya kepada Mbak Tridi di samping saya yang pengin sekali pergi ke Amerika padahal tahun ini ada kesempatan untuk terbang ke sana secara cuma-cuma lewat beasiswa S2.Â
Kuncinya cuma satu: berani mencoba. Memang ada peluang gagal, tapi ada juga kesempatan sukses dibanding hanya bermimpi dan stagnan di titik aman.
Kalau Trinity bisa ke Maldives atau Dubai tanpa harus bayar sendiri, kenapa kita tidak? Apalagi media sosial kini bisa memungkinkan siapa saja yang mau belajar dan punya kemauan keras.Â
Ada banyak lomba menulis berhadiah wisata ke luar negeri, dari Singapura hingga Rusia. Masalahnya adalah: hendak menjadi siapa kita di jagat yang begini luas?
Mimpi dan strategi
Trinity menutupnya dengan kutipan anonim sebagai berikut. Intinya, tujuan kita akan memengaruhi strategi atau cara kita mencapainya. Branding dan totalitas sangat penting di era medsos sekarang.Â
Seperti Trinity yang tidak sembarangan menerima tawaran endorsement hotel atau produk yang tak sesuai dengan citra dirinya. Itu konsekuensi dari brand image.