Mohon tunggu...
Isnaini Khomarudin
Isnaini Khomarudin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - penggemar kopi | pemburu buku bekas

peminat bahasa daerah | penggemar kopi | pemburu buku bekas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketemu Trinity di UISI; Membangun Kebaikan Lewat Kepedulian

18 April 2019   20:28 Diperbarui: 22 Juni 2024   11:20 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

LELAKI ITU DIRUNDUNG perasaan waswas saat menanti kepala sekolah (kepsek) menuntaskan kalimatnya. Ia diundang ke sekolah untuk mendengarkan penuturan ibu kepsek mengenai perilaku putrinya yang bersekolah di sana. 

Pasti anakku nakal nih, gumam lelaki tersebut tak sabar menerima kabar selengkapnya. Jangan-jangan cerewet dan mengganggu proses belajar di kelas.

"Diajar apa di rumah, Pak?" tanya kepala sekolah akhirnya.

Tuh kan bener. Abis ngapain ya anakku? Sang ayah terus berspekulasi. Apalagi kepala sekolah yang profesor itu menyampaikan kalimatnya dengan wajah serius.

"Anak saya kenapa, Bu?" tanya lelaki itu spontan, siap menerima kabar terburuk sekalipun.

"Beberapa hari lalu saya lihat putri Bapak lari dari lantai 5 menuju lantai 3. Dia taruh tasnya lalu bergegas turun untuk menolong anak korban perang Yugoslavia." 

Cerita Bu Kepsek seketika menghapus kegalauan lelaki tersebut dan justru menciptakan pendar kegembiraan ketika kepala sekolah bertanya lagi, "Diajari apa di rumah jadi bisa seperti itu?"

Alih-alih karena kenakalan putrinya, Pak Herman diundang ke sekolah justru untuk mendengarkan kisah membanggakan, bahkan heroik, yang ditunjukkan oleh si anak dalam membantu temannya yang mengalami keterbatasan. 

Saya nyaris menitikkan air mata mendengar secuil cerita yang dituturkan Rektor UISI, Prof. Ing. Herman Sasongko, Kamis 11 April lalu.

Sesuai peran dan kepedulian

Bagi saya pribadi, fragmen singkat antara Pak Herman dan sang kepsek sangat penting dicatat dan direnungkan. Selama ini sekolah kerap mengundang orangtua ketika anak-anak mereka bermasalah, bukan karena penghargaan kecil seperti tindakan mulia putri Pak Rektor. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun