Mohon tunggu...
Isnainatul EkaRahmadini
Isnainatul EkaRahmadini Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Mahasiswi UIN Malang 21/22

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menembus Generasi Berisiko: Strategi Pondok Pesantren Menghadapi Kenakalan Remaja

13 Mei 2024   12:54 Diperbarui: 13 Mei 2024   13:00 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenakalan remaja menjadi permasalahan sosial yang tak bisa diabaikan. Di tengah kompleksitas tantangan ini, pondok pesantren muncul sebagai lembaga yang memegang peran kunci dalam menangani dan mengarahkan remaja menuju perilaku yang lebih positif. Bagaimana nilai-nilai pondok pesantren diaplikasikan untuk menghadapi kenakalan remaja?

Pada tanggal 27 Maret 2024 diadakan seminar yang bertemakan kenakalan remaja.Seminar tersebut  diadakan di aula utama pondok pesantren An-nuriyah, para siswa berkumpul untuk mendengarkan pembahasan tentang aktualisasi nilai-nilai pondok pesantren dalam menghadapi kenakalan remaja. Narasumber utama pada seminar tersebut adalah saudari Mauliyatul Mukaromah S.Psi, seorang lulusan Sarjana S1 Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang  dimoderatori oleh saudari Siti Aisyah,Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Menghadapi kenakalan remaja, pondok pesantren telah membuktikan perannya sebagai sebuah lembaga pendidikan yang tak hanya mengajarkan agama, tetapi juga membentuk karakter dan moral siswa.

Konsep tarbiyah, yang merupakan pembinaan karakter, menjadi fondasi utama dalam pendidikan di pondok pesantren. Di sana, siswa tidak hanya diajarkan pelajaran agama, tetapi juga dibimbing untuk memiliki kepribadian yang kuat dan bertanggung jawab.

Disiplin dan struktur juga menjadi kunci dalam mengatasi kenakalan remaja. Dengan rutinitas harian yang teratur, siswa dipandu untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan tertib, mulai dari ibadah hingga kegiatan belajar dan ekstrakurikuler. Disiplin ini membantu mengarahkan energi remaja ke hal-hal yang positif.

Pengajaran nilai-nilai agama Islam juga menjadi bagian penting dalam pondok pesantren. Remaja diajarkan untuk memahami dan menghormati norma-norma sosial yang diberikan oleh agama, sehingga mereka dapat menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran akan batasan-batasan yang ada.

Selain itu, pondok pesantren juga memberikan perhatian pada pengembangan keterampilan sosial. Melalui kegiatan seperti diskusi kelompok dan kegiatan gotong royong, remaja belajar untuk bekerja sama, menghargai perbedaan, dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.

Pengawasan dan bimbingan personal yang diberikan oleh para pendidik dan pengasuh di pondok pesantren memungkinkan remaja untuk mendapatkan perhatian yang lebih individu dan mendalam. Hal ini membantu mereka untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul dengan lebih efektif.

Melalui pendekatan yang komprehensif terhadap nilai-nilai pondok pesantren, banyak remaja yang berhasil mengatasi kenakalan mereka dan tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab dan produktif. Dengan demikian, pondok pesantren bukan hanya sekadar lembaga pendidikan, tetapi juga menjadi lembaga pembentukan karakter yang memiliki peran vital dalam menghadapi tantangan kenakalan remaja di masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun