Nama :
1. Â Fitria Isna Hanifah (17)
2. Neza Faulana (25)
3. Pandang Arvita Ramadhani (26)
4. Zahara Nurul Cintami (36)
Kelas : F1
UNTUK MEMENUHI TUGAS BELAJAR MENULIS ARTIKEL PADA Â BLOG/WEBSITEÂ
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini umum terjadi di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia, dan dapat menyebabkan gejala yang serius.
Penyebab dan Penularan
DBD disebabkan oleh empat serotipe virus dengue. Penularan terjadi ketika nyamuk Aedes aegypti menggigit seseorang yang terinfeksi, lalu menggigit orang lain. Lingkungan yang bersih dan pencegahan gigitan nyamuk sangat penting dalam meminimalkan risiko penularan.
Gejala DBD biasanya muncul 4-10 hari setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi dan dapat mencakup:
* Demam tinggi mendadak
* Nyeri otot dan sendi
* Sakit kepala
* Ruam kulit
* Kelelahan
Pada kasus yang lebih parah, DBD dapat berkembang menjadi demam berdarah dengue, yang ditandai dengan pendarahan, penurunan trombosit, dan kebocoran plasma.
Diagnosis DBD dilakukan melalui pemeriksaan klinis dan tes laboratorium, seperti tes darah untuk mengukur jumlah trombosit dan mendeteksi virus dengue. Penting untuk mendapatkan diagnosis yang tepat agar penanganan bisa dilakukan dengan cepat.
Pengobatan dan Pencegahan
Tidak ada obat khusus untuk DBD, namun pengobatan dapat dilakukan untuk mengurangi gejala. Pasien disarankan untuk banyak minum cairan dan istirahat. Dalam kasus yang serius, perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan.
Pencegahan DBD meliputi:
* Menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat nyamuk
* Memakai pakaian panjang
* Menjaga kebersihan lingkungan dengan menghilangkan genangan air
KesimpulanÂ
DBD adalah penyakit serius yang dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik. Edukasi masyarakat tentang pencegahan dan deteksi dini sangat penting untuk mengurangi angka kejadian DBD. Masyarakat diharapkan untuk tetap waspada dan proaktif dalam menjaga kesehatan lingkungan demi mencegah penyebaran penyakit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H