Yogyakarta – Penelitian yang dilakukan di SD Negeri Giwangan menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam kemampuan numerasi siswa kelas III A setelah diterapkannya metode pembelajaran berbasis Problem-based Learning (PbL) dengan pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi peningkatan kemampuan numerasi siswa dalam pelajaran matematika, khususnya pada materi perkalian bilangan cacah. Dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian ini berlangsung selama dua siklus, dengan masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Sebanyak 28 siswa menjadi subjek penelitian ini, yang diawali dengan asesmen diagnostik untuk mengukur kemampuan awal siswa.
Sebelum tindakan perbaikan dilakukan, hanya 9 siswa (32%) yang mampu mencapai tingkat kemampuan numerasi tinggi. Namun, setelah implementasi pembelajaran menggunakan model PbL berbasis TaRL, terjadi peningkatan signifikan. Pada siklus I, jumlah siswa yang mencapai tingkat kemampuan numerasi tinggi bertambah menjadi 11 siswa (40%), dan pada siklus II, angka tersebut meningkat menjadi 15 siswa (53%).
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan teknik observasi dan asesmen sumatif untuk mengukur perubahan dalam aktivitas pembelajaran dan hasil kemampuan numerasi siswa. Instrumen yang digunakan meliputi lembar observasi untuk memantau aktivitas siswa selama proses belajar mengajar serta soal asesmen sumatif untuk mengukur hasil belajar siswa setelah setiap siklus.
Hasil Penelitian
Sebelum tindakan perbaikan dilakukan, hasil observasi menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran lebih didominasi oleh guru, sementara siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Namun, setelah diterapkannya metode PbL berbasis TaRL, siswa terlihat lebih aktif, baik dalam sesi tanya jawab maupun saat kegiatan diskusi kelompok.
Indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah jika lebih dari 50% siswa kelas III A SD Negeri Giwangan memiliki kemampuan numerasi pada kategori tinggi. Target tersebut tercapai pada siklus II, di mana 53% siswa berhasil mencapai kategori numerasi tinggi.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran berbasis masalah yang dikombinasikan dengan TaRL dapat membantu siswa memahami materi dengan lebih baik, terutama bagi siswa yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Tidak hanya kemampuan numerasi yang meningkat, tetapi juga keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran menjadi lebih aktif dan dinamis.
Harapan dan Tindak Lanjut
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi guru-guru lain untuk mengadopsi metode pembelajaran yang berpusat pada siswa dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan masing-masing. Dengan model pembelajaran yang tepat, kesenjangan pemahaman di antara siswa dapat diminimalisasi, dan semua siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang sesuai dengan kapasitas mereka.
Ke depannya, penerapan metode PbL berbasis TaRL ini dapat terus dikembangkan agar dapat diterapkan di berbagai mata pelajaran lain, tidak hanya matematika, sehingga kemampuan berpikir kritis dan kolaboratif siswa dapat terus diasah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H