Mohon tunggu...
Isnaeni
Isnaeni Mohon Tunggu... Guru - Belajar dengan menulis.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Praktisnya Menyuruh Tukang dari pada Mengerjakan Sendiri

30 November 2024   21:08 Diperbarui: 30 November 2024   21:08 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya Saya lebih suka mengerjakan segala hal sendiri, termasuk memperbaiki kerusakan bangunan, pakaian atau perkakas yang ada di rumah. Saya bisa menghabiskan waktu untuk mengerjakan perbaikan alat-alat atau barang-barang karena penasaran untuk memperbaikinya dan apabila berhasil melakukannya maka akan timbul kepuasan.

Masalahnya adalah ketika yang kita lakukan tidak sesuai dengan ekspektasi dan malah membuat barang/perkakas itu lebih rusak. Pekerjaan lain menjadi terbengkalai, termasuk orang-orang di sekitar kita juga merasa terabaikan. Waktu, tenaga dan pikiran  terbuang dan hasilnya tidak memuaskan. Apalagi bila pekerjaan rumah yang tidak kita kuasai dan memerlukan tenaga besar, maka badan cepat lelah dan pekerjaan tidak maksimal.

Pernah kejadian adik ipar saya yang bekerja di jakarta dan pulang setiap hari jumat. Ia mengerjakan pekerjaan memperbaiki rumah ibunya karena ingin menghemat biaya, namun ketika hari minggunya Ia harus berangkat kerja lagi dalam kondisi tidak fit. Sedangkan pekerjaan yang dihasilkannya juga tidak sesuai ekspektasi.

Sebagai anak tukang jahit, Saya biasa memperbaiki pakaian keluarga yang sobek, jahitannya lepas atau masalah yang terjadi pada pakaian. Ternyata ketika pekerjaan kita menuntut waktu yang banyak, pekerjaan memperbaiki kerusakan pakaian ini tidak bisa dilakukan. Dan akhirnya Isteri pun memperbaiki masalah pada pakaian ini pada penjahit yang ada di dekat rumah atau yang jauh dari rumah.

Beberapa pekerjaan yang bisa dilakukan sendiri Saya kerjakan sendiri apabila ada waktu luang. Membersihkan rumah, membersihkan pekarangan, memilah sampah atau juga membersihkan perkakas. Kadang juga perkakas yang kerusakannya ringan saya perbaiki sendiri. Dulu Saya suka mengganti genteng yang patah dengan memanjat ke para rumah, namun sekarang karena para rumah semakin tinggi dan masalah genteng tidak dapat diselesaikan sendiri, maka saya lebih baik menyuruh orang untuk memperbaikinya. Hanya dengan memberi uang sekedarnya dan masalah dapat teratasi dengan efektif.

Ketika ada masalah dengan bangunan, kendaraan atau alat-alat yang ada di rumah, maka lebih mudah dengan menyuruh ahlinya, karena selain pekerjaannya lebih cepat dan memuaskan, juga alat-alat yang mereka punya lebih lengkap. Pernah Saya membeli alat-alat seperti obeng, gergaji, alat solder dan alat-alat yang lain karena saya senang untuk melakukan perbaikan barang-barang dan memudahkan Saya menghadapi masalah di rumah, apalagi bila keuangan sedang seret. Kenyataannya, alat-alat tersebut sedikit demi sedikit menghilang dan ketika dibutuhkan menjadi tidak ada. Ada yang hilang karena dipinjam, dan ada juga yang hilang ketika Saya jarang menggunakannya. 

Dengan menggunakan jasa orang lain, Saya juga ikut serta berbagi rezeki dengan orang sekitar  baik tetangga atau saudara kita sendiri.  Selain itu, bekerja dengan ahlinya membuat kita belajar dari para tukang ini tentang bagaimana mengatasi masalah tentang alat/barang yang kita perbaiki.

Dalam memilih pekerja yang bertugas merehab rumah kita tentunya kita perlu hati-hati dan mengenal pekerja tersebut. Seperti yang dialami guru saya ketika merehab rumahnya, beliau mempekerjakan orang di sekitar perumahannya dan tak lama kemudian terjadi pencurian barang-barang di rumahnya. Beliau tentunya mencurigai pekerja tersebut karena alasan-alasan tertentu dan akurat, dan akhirnya Beliau tidak mempekerjakan orang tersebut lagi.

Ketika orang yang bekerja pada Kita bekerja dengan baik dan memuaskan serta sangat membantu permasalahan teknis di rumah kita. Maka Kita akan memperlakukan mereka bukan sebagai pekerja saja,melainkan sebagai keluarga sendiri. Seperti halnya Saya mempunyai pengasuh anak yang bekerja dengan baik dan berjasa menjaga rumah, maka  Saya dan isteri merasa bahwa beliau adalah bagian dari keluarga kami, maka Kami tidak segan berbagi makanan, melebihkan upah dan ikut mensuport pengasuh anak kami tersebut dala menghadapi masalah hidupnya.

Kita memang membayar atau mengeluarkan uang untuk jasa yang pekerja lakukan, tapi manfaat yang kami rasakan juga besar. Kala rumah Kami tidak bocor, kuat dan indah yang tentunya dapat kami nikmati beberapa tahun dan itu merupakan penghematan dan manfaat yang besar sebagai biaya yang memang seharusnya keluar.  Biaya perawatan kadang kala terlupakan, padahal itu memang harus ada. Barang yang dipakai tentunya akan rusak dan mengalami penyusutan sebagai hukum alam, makanya perawatan dan perbaikan harus selalu dilakukan. Masalah barang yang kita pakai akan selalu ada dan tidak akan selesai. Motor yang Kita pakai lama kelamaan akan rusak onderdilnya dan harus diganti. Bagitun pula oli harus selalu diganti setiap bulannya agar barang yang kita pakai dapat terus sehat dan tidak cepat rusak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun