Ikan Bakar di daerah Cianjur, Di mulai dari pinggir jalan besar sampai ke pelosok  Kita dapat menemukan banyak tempat berjualan ikan bakar.Â
Banyak pilihan tempat makanUntuk acara penyerahan bingkisan kenang-kenangan untuk Kepala Sekolah kami yang telah pindah tugas, Kami memilih tempat yang cocok untuk menyerahkannya dan sekaligus makan-makan bersama.
Ternyata tempat yang terpilih adalah rumah makan ikan bakar di Jangari Kecamatan Mande.Â
Kebetulan sekali ada teman kami sesama pengajar yang berdomisili dekat Jangari bisa mengurus pemesanan tempat dan makanan yang akan kami santap.Â
Waktu yang dianggap pas untuk bersantap adalah sesudah dluhur, karena semua dapat hadir di waktu itu.Â
Dari Sekolah kami ada yang menggunakan mobil dan Saya sendiri menggunakan motor. Jarak yang kami tempuh dari sekolah sekitar 20 menitan dengan kecepatan sedang.Â
Saya sendiri sudah 5 tahunan lebih tidak ke Jangari, jadi agak lupa kondisi jalan dan suasana yang pernah dilewati karena biasanya hanya ikut menumpang mobil orang lain.Â
Sebelum ke jangari ada semacam pos dan portal, entah harus bayar atau tidak karena kami lewat begitu saja dan sudah diurus oleh teman kami.Â
Sesampainya di depan rumah makan panggung, nampak tempatnya masih kosong dan belum ada pengunjung kecuali kami.Â
Dari rumah makan, Kita bisa melihat pemandangan danau dengan rumah jaring terapungnya.Â
Danau terlihat agak susut airnya karena musim kemarau, pantainya semakin luas dari waktu normal.Â
Sesekali suara perahu motor terdengar dan kelihatan hilir mudik di sekitar jaring terapung.Â
Beberapa orang beraktifitas di rumah jaring terapung baik laki-laki maupun ibu-ibu.Â
Pengunjung tidak terlalu ramai karena Kami berkunjung di hari bukan hari libur.Â
Setelah menyimpan tas, Kami pergi ke mesjid yang tidak jauh dari rumah makan.Â
Mesjidnya cukup besar dan terdapat beberapa WC dan tempat wudhu yang cukup nyaman.Â
Setelah shalat, beberapa rekan baru datang dan kami mengobrol cukup lama di luar mesjid sambil menikmati jeruk yang di bawa rekan tersebut.Â
Kemudian kami kembali ke rumah makan, dan telah tersedia ikan bakar beserta sayur kangkung, keredok, dua macam sambal dan lalap-lalapan.Â
Ada juga es jeruk dan es teh yang katanya tidak ada  jenis minuman lainnya, akan tetapi di luar rumah makan ada yang berjualan es kelapa yang dijualnya menggunakan gerobak dorong.Â
Sayang sekali minumannya tidak sevariatif rumah makan yang di Purwakarta.Â
Setelah hadir semua, Kami pun menyantap makanan yang tersaji di rumah makan tersebut dengan disertai semilir angin dari danau.Â
Dan kombinasi ikan, nasi liwet, keredok, dan sambal menambah nikmat makan kami sehingga ikan yang tersedia hanya tinggal tulang belulang.
Setelah makan, beberapa teman yang merokok menikmati rokoknya sambil mengobrol menghadap danau dan menonton perahu dan orang yang hilir mudik.Â
Sebelumnya sempat ditawarkan untuk naik perahu, namun Kami memutuskan hanya mengobrol dan waktunya terlalu sore untuk terus berperahu menyusuri danau.Â
Kalaupun naik perahu, rekan kami mempunyai kakak yang mempunyai perahu dan dapat kami sewa.
Saya pernah mendengar ada tempat wisata yang disebut Jangari hills yang sempat diresmikan oleh pejabat daerah, sayang sekali Saya tidak sempat ke sana. Â
Setelah acara pemberian bingkisan dan berfoto, Kami pun pulang ke tempat masing-masing dengan kendaraan atau ikut teman yang membawa kendaraan.Â
Untuk waktu yang akan datang ke tempat mana lagi kami akan sambangi dan rasakan masakannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H